TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Cawe-cawe Jokowi untuk Kepentingan Bangsa

Oleh: Farhan
Sabtu, 03 Juni 2023 | 07:00 WIB
Foto : Setpres
Foto : Setpres

JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu, jagat politik Indonesia dibuat heboh oleh Gibran Rakabuming Raka. putra sulung Presiden Jokowi, yang kini menjabat Wali Kota Solo. Acara minum wedang plus deklarasi dukungan relawan Jokowi-Gibran kepada Prabowo Subianto langsung menjadi topik hangat. Prabowo, yang merupakan capres Partai Gerindra, dibuat tersentak dan takjub seketika. Gibran berhasil "memaksa" Prabowo menemuinya lebih dahulu sebelum menemui SBY di Pacitan. Prabowo sumringah. Sedangkan PDIP, kemudian memanggil Gibran.

Adik Gibran, Kaesang Pangarep, pun mulai dapat "pekerjaan baru", sebagai bintang iklan parpol di Depok. Putra bungsu Presiden Jokowi ini kini sering menjadi host atau bintang tamu di acara televisi. Sejak "join bisnis" dengan Raffi Ahmad, Kaesang pun mulai ditarik ke dunia politik. Parpol yang ingin lolos ke Senayan tersebut "memaksa" Kaesang menjadi calon wali kota.

Bobby Afif Nasution, menantu Presiden Jokowi, suami Kahiyang Ayu, tidak ketinggalan. Bobby baru saja mendapat dukungan dari 170 relawan untuk maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara. Meskipun pertemuan dengan relawan tidak dihadiri capres, namun acara tersebut berhasil dimanfaatkan Wali Kota Medan untuk menggalang dukungan kepadanya. Hingga akhirnya pendukung Bobby menyatakan setia dengan menghasilkan gerakan dengan hastag #IkutBobbyNasution.

Saat elite politik sibuk menebak arah dukungan di Pilpres 2024, tiba-tiba Presiden Jokowi mengaku akan cawe-cawe di Pemilu 2024 demi bangsa dan negara. Elite politik pun sibuk menafsir makna cawe-cawe yang dilontarkan Jokowi. Kata cawe-cawe sebagai kata biasa yang digunakan dalam percakapan santai dan tidak formal menjadi luar biasa karena diucapkan Presiden Jokowi. 

Berdasarkan dinamika politik tersebut, Kongres Rakyat Nasional ( Kornas ) sebagai wadah berhimpun dan berjuang rakyat dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia menyampaikan pandangan dan sikap sebagai berikut:

Pertama, Presiden Jokowi dan keluarganya berhasil menarik semua mata elite politik tertuju pada mereka. Aktivitas biasa dari Jokowi dan keluarganya pun selalu dikaitkan dengan urusan politik, sehingga menjadi pusat perhatian dan pembicaraan elite politik. 

Kedua, kualitas elite politik Indonesia saat ini berada pada titik rendah. Sehingga pembicaraan politik hanya berputar dan berpusat pada Presiden Jokowi dan keluarganya. Elite politik tidak pernah membahas ide, gagasan, dan program yang ditawarkan pasca periode kepemimpinan Jokowi. 

Ketiga, elite politik Indonesia sangat tergantung pada Presiden Jokowi. Sehingga mereka sibuk berupaya mendapat "endorse" dari Jokowi. Capres yang sering diajak Jokowi selalu sumringah, sedang capres lainnya berupaya agar bisa sekadar minum kopi bersama anaknya.

Keempat, capres saat ini juga hanya terbagi dua kelompok, yakni simetris atau asimetris dengan Jokowi. Sehingga isu yang dijadikan "tagline" pun tetap berkaitan dengan Jokowi. Kelompok pertama isunya tentang keberlanjutan, sedang kelompok kedua isunya perubahan. 

Kelima, Jokowi sebagai kader dan "petugas partai PDIP" tentu sah terlibat atau cawe-cawe dalam Pemilu 2024. Bahkan menyatakan dukungan secara terbuka pun dapat dilakukan. Hal yang sama juga seharusnya dapat dilakukan SBY, pemilik Demokrat, saat jadi Presiden RI. Akan tetapi, Presiden Jokowi tidak dibenarkan menggunakan seluruh kekuasaan, alat perlengakapan dan kelengkapan, serta fasilitas negara untuk berpihak kepada capres yang didukungnya.

Keenam, elite politik diminta untuk segera berbenah, berubah agar tidak terus menerus ketergantungan terhadap Jokowi. Iklim politik Indonesia saat ini jenuh, stagnan akibat elite politik tidak memiliki tawaran. Publik hanya disuguhi "infotainment politik" yang hanya membahas aktor, sutradara, dan alur cerita. Sementara ide, gagasan, dan program politik tidak dibahas karena mungkin tidak tersedia. 

Ketujuh, sebagai rekan juang politik Jokowi sejak 2014, dan memutuskan berjuang bersama Ganjar Pranowo sejak 2022, Kornas telah dan sedang, dan akan terus menggali, mencari informasi masalah dan kebutuhan rakyat. Untuk dijadikan bahan evaluasi terhadap program Jokowi sekaligus menjadi bahan masukan memperkaya dan melengkapi ide, gagasan, dan program politik Ganjar Pranowo. 

Bagi Kornas, sebagaimana Pilpres 2014 dan 2019 bukan tentang Jokowi, tetapi tentang kita; rakyat Indonesia. Sebagaimana tagline Jokowi 2014: "Jokowi Adalah Kita", maka Pilpres 2024 nanti juga bukan tentang Ganjar Pranowo, tetapi tentang kita, tentang rakyat Indonesia. Maka, tagline-nya: "Ganjar Milik Kita", milik rakyat Indonesia. (RM.id)

Sutrisno Pangaribuan, Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo