Ayahanda Aktivis 98 Ucok Munandar Siahaan Ungkapkan Rasa Kecewanya pada Presiden

JAKARTA - Paiaan Siahaan, ayah dari aktivis tahun 1998 yang bernama Ucok Munandar Siahaan, mengungkapkan rasa kecewanya kepada Presiden Joko Widodo dalam diskusi publik yang digelar oleh Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Lupa di Sadjoe Coffee, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2024).

Pada diskusi yang bertema “Kemunduran Demokrasi dan Matinya Hak Asasi Manusia”, ia menyampaikan pandangannya terkait kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia yang sampai detik ini tidak diselesaikan. Terlebih, keberadaan anaknya yang dihilangkan secara paksa juga belum diketahui.

"Meskipun telah kami berjuang selama 25 tahun, tetapi sampai saat ini hasilnya belum ada titik terang atas keberadaan anak saya itu. Dan kasus itu sampai sekarang masih ngambang," ungkapnya.

Hingga menjelang Pemilu 2024, Pemerintahan Jokowi tidak kunjung menyelesaikan kasus tersebut. Jelas ini adalah bagian dari kemunduran demokrasi menurutnya.

"Dilihat dari perjalanan ini, kemudian kami sangat setuju bahwa demokrasi kita saat ini sangat mundur karena Presiden telah berulang kali berganti tapi kasus ini tidak ujungnya diselesaikan. Kami hanya diberikan janji-janji palsu saja," tuturnya. 

Ucok Munandar Siahaan adalah salah seseorang dari total 13 orang yang diculik secara misterius. Menurut kesaksian kawannya, Ucok terakhir terlihat pada 10 Mei 1998 sekitar pukul 20.00 Wib.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) terdapat 23 orang yang telah dihilangkan oleh negara dan hingga hari ini masih menjadi pertanyaan bersama.