TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Memuliakan Orang Tua

Oleh: Prof DR. KH Nasaruddin Umar
Minggu, 07 April 2024 | 10:00 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Dan Tuhanmu telah memerintah­kan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. al-Isra/17:23).

Latihan mencintai Tuhan ialah mencintai orang tua. Secara fisual orang tua telah dirasakan dan terus dirasakan betapa orang tua berjasa dalam hidup ini. Selain sangat tulus dan ikhlas, keduanya juga sangat kongkrit memberikan jasa itu kepada kita. Sulit membayangkan ada cinta tulus kepada Allah SWT tanpa ada cinta tulus kepada orang tua. Berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul walidain) salah satu amal istimewa yang wajib dilakukan bagi setiap orang. Nabi mengatakan: “Ridha Tuhan terletak pada ridha kedua orang tua”. Artinya jika kita hendak melihat Tuhan tersenyum buatlah kedua orang tuanya tersenyum. Sebaliknya jiha ingin melihat Tuhan cemberut buatlah kedua orang tuanya cemberut. Durhaka terhadap kedua orang tua tidak akan mendapatkan keberuntungan dunia akhirat. Jika kedua orang tua yang secara fisual telah berbuat baik langsung ke­padanya tidak sanggup berbuat baik terhadapnya apalagi terhadap orang lain yang tidak pernah punya social saving terhadapnya.

Ayat yang disebutkan di atas meng­gunakan kalimat-kalimat khusus yang secara gramatikal memiliki makna spesifik yang perlu dikaji. Ayat di atas Allah menggunakan istilah “wa bil walidaini ihsana”, Allah menggunak­an huruf ba (bi) yang menunjukkan kedekatan, bukannya hurus lam (li) yang mengisyaratkan adanya jarak. Artinya, berbuat baik kepada fakir miskin, tetangga, dan orang lain dapat melalui perantaraan. Akan tetapi berbuat baik kepada kedua orang tua sebaiknya dan semestinya anak itu langsung melaksanakannya. Tidak cukup hanya mengirimkan uang ke kampong, atau mengirimkan obat, suster, atau bahkan dokter. Yang lebih tepat ialah anak langsung berbuat baik kepadanya secara langsung. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun sang anak tidak ada alasan untu menelantarkan orang tuanya.

Dalam perkembangan masyarakat kita ada kecenderungan rasa respek anak terhadap kedua orang tua se­makin krisis atau semakin berma­salah. Anak-sudah mulai tidak mau mendengarkan nasehat orang tuanya, bahkan sudah banyak yang berani menyiksa orang tua karena tidak diberi uang jajan atau tidak dibelikan motor. Bahkan ada yang memaksa orang tuanya untuk menjual rumah tinggalnya dengan alasan minta bagian warisannya sebelum orang tuanya meninggal. Naúdzu billah.

Bisa dibayangkan, jika kenyataan ini merajalela di dalam masyarakat maka dikhawatirkan akan turun adzab Tuhan secara massif. Rasulullah pernah bersabda, salahsatu tanda-tanda hari kiyamat kecil, sebelum nanti datangnya tanda-tanda besar, ialah pra orang tua melahirkan raja atau ratunya. Artinya orang tua akan melahirkan pemaksa dan terror yang akan menyiksa dirinya. Sekarang sudah umum kita saksikan anak-anak durhaka kepada kedua orang tua. Ada yang secara langsung dan ada dalam bentuk tidak langsung, dengan melakukan pemibiaran orang tua.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo