TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Utang Luar Negeri Indonesia Turun pada Triwulan III 2025

Reporter & Editor : AY
Senin, 17 November 2025 | 14:36 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2025 mengalami penurunan. Total ULN tercatat sebesar 424,4 miliar dolar AS, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang berada di angka 432,3 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN juga tercatat turun 0,6 persen (yoy), berbalik arah dari triwulan II 2025 yang justru tumbuh 6,4 persen (yoy).

 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa penurunan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan utang sektor pemerintah serta semakin dalamnya kontraksi ULN sektor swasta.

 

Pertumbuhan ULN Pemerintah Melambat

 

Pada triwulan III 2025, ULN pemerintah tercatat sebesar 210,1 miliar dolar AS, tumbuh 2,9 persen (yoy). Namun, laju ini melambat dibanding pertumbuhan kuat pada triwulan sebelumnya yang mencapai 10 persen (yoy).

 

Ramdan menjelaskan bahwa kondisi pasar keuangan global yang masih diliputi ketidakpastian menyebabkan aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) domestik menurun, sehingga menekan pertumbuhan ULN pemerintah.

 

Ia menegaskan bahwa pemerintah tetap mengelola ULN secara hati-hati dan bertanggung jawab, dengan pemanfaatan yang difokuskan pada program prioritas nasional untuk mendorong penguatan ekonomi.

 

Sektor-sektor yang paling banyak memanfaatkan ULN pemerintah antara lain:

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,1%)

Administrasi Pemerintah, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib (20,7%)

Jasa Pendidikan (17%)

Konstruksi (10,7%)

Transportasi dan Pergudangan (8,2%)

Jasa Keuangan dan Asuransi (7,5%)

 

Hampir seluruh ULN pemerintah berbentuk utang jangka panjang, dengan porsi mencapai 99,9 persen, sehingga dinilai cukup aman dari sisi risiko pembiayaan.

 

ULN Swasta Berlanjut Turun

 

Dari sisi swasta, posisi ULN juga mengalami penurunan menjadi 191,3 miliar dolar AS, lebih rendah dibanding 193,9 miliar dolar AS pada triwulan II 2025. Secara tahunan, ULN swasta kembali terkontraksi, dari 0,2 persen (yoy) menjadi 1,9 persen (yoy).

 

Penurunan ini terutama terjadi pada:

lembaga keuangan (-3 persen yoy), dan

perusahaan nonkeuangan (-1,7 persen yoy).

 

Sektor ekonomi yang paling banyak memiliki ULN swasta meliputi:

Industri Pengolahan

Jasa Keuangan dan Asuransi

Pengadaan Listrik dan Gas

Pertambangan dan Penggalian

 

Keempat sektor tersebut menyumbang sekitar 81 persen dari total ULN swasta.

 

Struktur ULN Tetap Terkendali

 

Ramdan memastikan bahwa secara keseluruhan struktur ULN Indonesia tetap terjaga. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun dari 30,4 persen pada triwulan II menjadi 29,5 persen pada triwulan III 2025. Selain itu, porsi ULN jangka panjang masih dominan, mencapai 86,1 persen.

 

Ia menekankan bahwa BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi untuk memastikan ULN berada pada level yang sehat, sekaligus meminimalkan dampak risiko eksternal terhadap stabilitas ekonomi nasional.

 

Untuk informasi lebih lengkap, masyarakat dapat mengakses Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) Edisi November 2025 melalui situs resmi Bank Indonesia maupun Kementerian Keuangan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit