Warga Setu-Muncul Tuntut Jalan Puspiptek Dibuka Lagi
Geruduk Puspemkot
CIPUTAT—Puluhan warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Setu-Muncul menggeruduk Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang Selatan (Tangsel), di kawasan Maruga, Kecamatan Ciputat, Senin (1/12). Mereka menuntut janji Wali Kota untuk menyelesaikan persoalan akses jalan di kawasan Puspiptek yang ditutup Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Warga Setu-Muncul itu didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Mereka datang dengan menumpangi mobil pickup. Aksi demo penolakan penutupan jalan oleh BRIN ini merupakan yang kesekian kalinya.
Sebelumnya, pada Oktober lalu, warga Setu-Muncul telah menggelar aksi damai di kawasan Muncul, Kecamatan Setu. Ketika itu Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie sempat datang ke lokasi dan berdialog dengan warga. Sebelum aksi ini, warga juga sempat menggeruduk Gedung DPRD Tangsel.
Kuasa Hukum warga sekaligus Ketua LBH GP Ansor Tangsel, Suhendar mengatakan, warga meminta Pemkot bersikap tegas dalam memastikan fungsi Jalan Serpong–Muncul–Parung tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Warga hanya ingin kepastian. Jalan ini statusnya masih milik Pemerintah Provinsi Banten. Kami meminta fungsi jalan dikembalikan seperti semula,” ujarnya.
Suhendar juga menyampaikan, bahwa warga kecewa karena belum melihat tindak lanjut dari komitmen Pemkot Tangsel yang sebelumnya telah menandatangani pernyataan terkait penolakan penutupan jalan pada Oktober lalu.
Dalam tuntutannya, warga meminta Pemkot dan DPRD Tangsel melaporkan perkembangan koordinasi dengan Pemprov Banten, memulihkan fungsi jalan provinsi, menertibkan bangunan pembatas, serta mengembalikan artefak “Selamat Datang Kota Tangerang Selatan” yang berada di perbatasan Banten-Jawa Barat tersebut.
Selain itu, warga juga mendesak DPRD Tangsel membentuk panitia khusus (pansus) guna mengkaji aspek hukum, sosial, dan ekonomi dari permasalahan tersebut. Mereka juga meminta Pemkot memfasilitasi pertemuan warga dan LBH Ansor dengan Gubernur Banten untuk mempercepat penyelesaian persoalan.
“Aksi ini bukan sekadar soal jalan, tetapi tentang hak akses, keselamatan warga, dan identitas daerah. Warga berharap penyelesaian dilakukan secepatnya,” tegas Suhendar.
Warga memberikan waktu satu bulan kepada Pemkot Tangsel untuk menunjukkan langkah k
onkret. Jika Januari nanti kondisi masih belum dikembalikan seperti sedia kala, warga menyatakan siap kembali turun aksi dengan jumlah yang jauh lebih besar.
Sementara, di saat bersamaan, petugas Satpol PP Tangsel diketahui telah membongkar portal yang berdiri di ruas jalan tersebut. Portal itu sebelumnya membuat warga khawatir karena dianggap menguatkan dugaan adanya rencana penutupan jalan.
Warga mengapresiasi pembongkaran tersebut. Namun mereka menegaskan masih ada bagian lain yang harus dipulihkan. “Terima kasih kepada petugas yang sudah membongkar portal itu. Tetapi masih ada penanda batas Banten-Jabar dan artefak ‘Selamat Datang Kota Tangerang Selatan’ yang harus dikembalikan fungsinya,” ujar Suhendar.
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 22 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu


