PDIP Masih Ngomel-ngomel

JAKARTA - PDI Perjuangan menyayangkan aksi para relawan Joko Widodo menggelar acara Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), pada Sabtu (26/11). Kegiatan ini dinilai hanya mengganggu kerja Presiden di sisa masa jabatannya.

“Konsentrasi Presiden tidak boleh diganggu atau disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang secara konstitusional merupakan ranah parpol,” ujar politisi PDIP, Hendrawan Supratikno kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Anggota Komisi XI DPR ini menganalisa, tidak elok jika Presiden Jokowi dibawa-bawa urusan endorsement Pilpres 2024. Di mana, urusan itu adalah ranahnya partai politik. Menurutnya, peker­jaan dan tanggung jawab Presiden sangatlah besar.

Apalagi, Presiden Jokowi sudah masuk tahun ketiga di periode keduanya. Jadi, dua tahun waktu tersisa ini harus benar-benaar dimanfaatkan untuk memastikan program strategis nasional yang sudah direncanakan berjalan dengan baik.

“Proyek-proyek tersebut, seperti kita tahu me­makan anggaran yang sangat besar,” katanya.

Oleh karena itu, lingkaran dekat Presiden harus ikut men­jaga reputasi dan kredibilitas Presiden. Bukan menarik-narik keluar dari tugas dan tanggung jawab pokoknya.

Kritik keras juga dilontar­kan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengkritik acara relawan Jokowi bertajuk Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11). Menurutnya, ada yang tidak sehat dalam acara para relawan Jokowi tersebut.

"Apa yang terjadi dengan acara Nusantara Bersatu, menjadi pela­jaran politik yang sangat penting. Terlebih di dalam cara mobilisasi tersebut sampai dilakukan cara-cara menjanjikan sesuatu yang tidak sehat,” kata Hasto.

Elit PDI Perjuangan lainnya, Maruarar Sirait menegaskan, kode-kode yang dilempar Jokowi tak menjadi masalah serius. Dia melihat hubungan Jokowi dan Megawati serta dengan partai sejauh ini ma­sih oke.

“Sangat bagus kok,” kata Maruarar Sirait saat ditemui Rakyat Merdeka saat Peresmian Kantor Sekretariat DPP Taruna Merah Putih (TMP) yang baru di Jalan Prof Moh Yamin Nomor 1 Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Menurutnya, Jokowi salah satu produk kaderisasi PDI Perjuangan yang berhasil. Dari mu­lai wali kota, gubernur, hingga menjadi presiden dua periode. Artinya, meski PDI Perjuangan dan Megawati belum meresmi­kan nama capres, sinyal-sinyal dari Jokowi sebagai salah satu kader terbaiknya masih wajar.

“Pak Jokowi ini contoh kaderi­sasi yang sukses yang dilakukan Bu Mega. Wajar memberi rekomendasi ke semua tokoh yang dinilai pantas. Artinya, tidak ada masalah serius,” bantahnya.

Sementara itu pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai Jokowi telah melampaui kewenangan Keetua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Apalagi, hak prerogatif penen­tuan capres jelas ada di tangan Megawati. Karena itu, tidak ada kader PDI Perjuangan yang boleh menyampaikan capres, apalagi sudah mengarah kepada sosok tertentu.

“Sikap Jokowi juga bisa dinilai telah melanggar kesepaka­tan partai,” kata kata Jamaluddin dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.

Sementara itu, Ketua Kelompok Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi menyebut tidak ada yang salah dengan kegiatan relawan Jokowi di GBK Sabtu kemarin.

Meskipun Projo tidak datang, namun berpartisipasi dan tidak mempersoalkan isi kegiatan itu. Dia juga mengatakan, pesta demokrasi harus diarahkan agar kualitas demokrasi terus bertum­buh dan berbobot.

Diketahui, Jokowi sebelumnya seakan memberikan sinyal soal dukungannya terhadap sejumlah nama yang akan bertarung dalam Pilpres 2024.

Dari mulai Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, hingga terbaru, Jokowi saat acara gabungan Relawan Jokowi di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (26/22) melempar kode pemimpin berkerut dan rambut putih. Kode ini disebut amat gamblang dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Sumber berita rm.id : 

https://rm.id/baca-berita/parpol/150968/relawan-ngumpul-di-gbk-pdip-masih-ngomelngomel