TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Terjadi Diskriminasi pada Anak Pengidap HIV, AMSATS Singgung Predikat Tangsel sebagai Kota Ramah Anak

Laporan: Rachman Deniansyah
Jumat, 12 Mei 2023 | 17:26 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

CIPUTAT, Aliansi Masyarakat Peduli Kesehatan Kota Tangerang Selatan (AMSATS) menyinggung predikat Kota Ramah Anak yang disandang oleh wilayah termuda se-Banten ini. 

Hal tersebut dipertanyakan dalam diskusi yang berlangsung di Sekretaris Pokja Wartawan Kota Tangsel, Jalan Maruga Raya, Ciputat, Tangsel, Jumat (12/5/2023). 

Predikat Kota Ramah Anak yang disandang oleh Kota Tangsel ini, menjadi sorotan lantaran masih ditemuinya kasus diskriminasi terhadap anak pengidap HIV. 

Ironinya, kasus diskriminasi tersebut terjadi di lingkungan sekolah tempat anak tersebut menempuh pendidikan. 

Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Kesehatan Kota Tangsel (AMSATS), Iman Permana menuturkan, kasus tersebut terjadi pada pertengahan 2022 lalu. Kasus itu terungkap ketika terdapat seorang wali murid mengadukan kejadian yang dialami oleh buah hatinya. 

"Yang dilakukan oleh oknum tenaga pengajar atas desakan kelompok wali murid yang terjadi pada kisaran tahun 2022. Anak tersebut dilarang mengikuti kegiatan berenang," ujar Iman. 

Atas hal tersebut, AMSATS mencoba untuk membuka komunikasi dengan pihak sekolah. Supaya kejadian serupa tak lagi terjadi di wilayah Tangsel. 

Namun sayangnya, hal tersebut tak digubris. Justru, terjadi kembali untuk kedua kalinya. Sehingga wali murid memutuskan untuk memindahkan buah hatinya dari sekolah tersebut. 

"Sehingga menjadi pertanyaan bagi kami kriteria seperti apa untuk menerima penghargaan tersebut," ungkapnya. 

Atas adanya kasus tersebut, AMSATS berkomitmen akan terus mengawal terhadap kasus-kasus yang menimpa para orang dengan HIV (ODHIV), khusunya bagi yang masih berusia di bawah umur atau anak-anak. 

"Khususnya untuk menepis stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV. AMSATS melihay perlunya situasi lingkungan yang kondusit dan dapat mendukung optimalisasi layanan HIV di Tangsel," tegasnya. 

Hal yang pertama, lanjut Iman, AMSATS mendorong adanya kolaborasi dari dinas kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, DP3AP2KB yang dipimpin oleh Dinas Kesehatan untuk memiliki skema mitigasi perlindungan bagi anak dengan HIV-AIDS yang mengalami stigma dan diskriminasi dilingkungan sosial dan pendidikan.

"Kedua, AMSATS mendorong percepatan proses disahkannya peraturan Wali Kota tentang respon penanggulangan HIV guna memperkuat sinergi dan kolaborasi dari organisasi perangkat daerah secara program," lanjut Iman.

Kemudian ketiga, AMSATS menghindari potensi peraturan peraturan daerah yang ada dapat mengkriminalisasi transmisi HIV maupun perilaku berisiko termasuk paran pasiennya.

"Keberadaan peraturan walikota ini akan sangat baik apabila tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi seperti undang-undang tentang HAM, kesehatan, maupun Uud 1945," imbuhnya. 

Kemudian, Iman juga mendorong mendesak pelaksana fungsi sosialisasi informasi ataupun pendidikan kepada anak didik, tenaga pengajar mengenai penularan HIV harus diberikan dan didasarkan pada bukti ilmiah.

"Sosialisasi agar tidak dilakukan semata melalui pendekatan moral yang menyudutkan anak dengan HIV-AIDS dan populasi kunci. Peran besar sektor kesehatan, pendidikan dan informasi akan dapat mendorong pemberitaan media bermuatan positif," ujarnya.

Selain itu, AMSATS juga menekankan pentingnya keberadaan dan akses Rumah Singgah pada situasi krisis bagi isu stigma pada ODHIV. 

"Maraknya persekusi terhadap kelompok masyarakat yang memiliki perilaku beresiko. Persekuso terhadap populasi kunci justru akan membuat mereka yang rentan terkena HIV semakin hilang, sehingga menyulitkan ipaya perjangkauan dan perawatan HIV," tuturnya. 

Oleh sebab itu, lanjut Iman, AMSATS mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghentikan stigma dan diskriminasi HIV. Secara khusus mendorong Pemerintah Kota Tangsel dapat melahirkan produk kebijakan yang komprehensif dengan sudut pandang HAM yang baik. Dalam hal ini, sosialisasi dan edukasi sangat diperlukan. 

"Kami mengapresiasi untuk setiap proses dan progress yang saat ini telah dicapai oleh Pemkot Tangsel sebagai bukti kuay komitmen lokal," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo