TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Rupiah Tembus Rp 15 Ribu Per Dolar AS

Masyarakat Harus Siap-siap Kencangkan Ikat Pinggang

Oleh: ASI/AY
Jumat, 08 Juli 2022 | 15:45 WIB
Nilai tukar rupiah terus melemah dan tembus Rp 15 ribu per dolar AS. (Ist)
Nilai tukar rupiah terus melemah dan tembus Rp 15 ribu per dolar AS. (Ist)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terus melemah dan tembus Rp 15 ribu per dolar AS. Bahkan, diprediksi bisa mencapai Rp 16 ribu.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudisthira mengatakan, pelemahan rupiah sudah diprediksi sebelumnya. Pelemahan rupiah karena tekanan eksternal yang menguat.

“Rupiah akan melemah hingga Rp 16 ribu pada akhir tahun ini,” ujar Bhima, kemarin.

Pada penutupan perdagangan, kemarin, mengutip Bloomberg, kurs rupiah me­lemah 2,5 poin atau 0,02 persen ke level Rp 15.001,5 per dolar AS.

Sebelumnya, pada penutupan perda­gangan Rabu (6/7), kurs rupiah melemah enam poin atau 0,04 persen ke level Rp 14.999 per dolar AS.

Bhima mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini baru babak awal. Tekanan berikutnya akan terjadi saat kenaikan Fed Rate atau suku bunga acuan AS.

“Misalnya, proyeksi Citi Group terkait risiko dunia mengalami resesi sebesar 50 persen dalam 18 bulan ke depan. Di saat bersamaan, BI (Bank Indonesia) masih menahan suku bunga acuan,” ungkapnya.

Dengan kondisi tersebut, Bhima mem­inta Pemerintah mempersiapkan jika ter­jadi skenario terburuk. Yakni inflasi naik dan daya beli masyarakat kontraksi.

Dia juga menyarankan kepada masyarakat segera mengencangkan ikat pinggang, dan mengatur dana darurat. “Alihkan investasi ke aset yang aman, baik dolar maupun emas,” saran Bhima.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, efek pelemahan rupiah mu­lai terasa bagi pelaku usaha. Khususnya dari produksi, akibat pembelian bahan baku semakin mahal.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menanggapi santai melemahnya nilai tukar rupiah. Menurutnya, beberapa indikator ekonomi, yakni nilai tukar rupiah, suku bunga, dan inflasi, masih dinamis.

“Namun, Indonesia dari sisi neraca pembayaran, transaksi berjalannya cukup baik,” ujar Sri Mulyani.

Akun @alhamdy_ menyayangkan pernyataan Sri Mulyani yang mengang­gap enteng pelemahan rupiah. Pernyataan Pemerintah, sering tidak sama dengan kebijakannya.

“Pemerintah suka begitu, ngomongnya nggak perlu khawatir, masih aman, tapi nanti diam-diam naikin pajak, naikin tarif,” ungkapnya.

Akun @alisyarief mengungkapkan, kondisi saat ini merupakan bukti bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. “Kurs rupiah sempat menembus level Rp 15.962 per dolar AS. Indonesia me­nangis,” ujarnya.

Menurut @AnthonyBudiawan, kebi­jakan Bank Indonesia (BI) mempertah­ankan suku bunga acuan berakibat fatal. Rupiah tembus Rp 15 ribu per dolar AS. Karena inflasi per Juni 2022 sudah capai 4,35 persen: lebih tinggi dari target 2-4 persen. Inflasi pangan lebih tinggi lagi: 8,26 persen.

“Kalau suku bunga tetap tidak naik, rupiah segera tembus Rp 15.500,” un­gkapnya.

Akun @iwan_ibra menunggu gerak cepat Pemerintah kembali memperkuat nilai tukar rupiah. Yang dibutuhkan masyarakat adalah solusi atas melemah­nya rupiah terhadap dolar.

“Selain itu, bagaimana menghadapi harga-harga kebutuhan pokok yang mer­oket,” tuturnya.

Akun @Ki_Yang303 mengatakan, selama tidak ada respons cepat dari Pemerintah, maka tidak ada harapan ekonomi Indonesia bakalan bangkit. Saat ini, diam-diam rupiah sudah tembus ke angka Rp 15 ribu per dolar. “Apakah ini tanda kebangkrutan semakin tampak,” tanya dia.

Akun @DarmaAj56903967 khawatir beban masyarakat menengah-miskin se­makin besar dengan melempemnya nilai tukar rupiah.

Akun @asboediono_id mengata­kan, beban Republik ini semakin berat dalam membayar kembali utang negara.

Akun @Mujalba mengatakan, harga barang akan semakin tinggi akibat kurs rupiah terhadap dolar semakin melemah. Ditambah, ada pengaruh permainan harga pada tingkat produsen. “Misalnya harga semen, besi dan barang-barang manufak­tur lainnya,” katanya.

Akun @Tehtarik_mantap mengungkit kembali janji kampanye salah satu pen­dukung Presiden Jokowi. Saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar dijanjikan hanya Rp 10 ribu. “Ternyata hanya bualan belaka,” ujarnya.

Sementara, @hace.e mengatakan, kondisi yang saat ini dirasakan Indonesia juga dialami oleh negara lain. “Yen juga melemah, dari 110 yen menjadi 135 yen per dolar,” ujarnya.

“Iya, ada euro yang kemarin turun ke titik terlemah mereka sekitar 1,03 euro per dolar AS semenjak 2002,” ungkap @iris.co.id.

“Sekali lagi, dampak perang itu nyata terhadap pelemahan nilai mata uang. Tapi masyarakat kita banyak yang nggak percaya,” tukas @fariz_rez. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo