TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Erick Hidupkan Lagi Lokananta

Laporan: AY
Rabu, 07 Juni 2023 | 12:16 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SOLO - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah merampungkan revitalisasi Lokananta, studio rekaman pertama di Indonesia yang berada di Solo, Jawa Tengah.

Kelarnya revitalisasi Lokananta itu ditandai dengan pagelaran Festival Lokananta 2023 pada 3-4 Juni 2023, dengan menghadirkan 21 penyanyi papan atas lintas generasi.

"Lokananta punya sejarah panjang. Cikal bakal musik Indonesia, ketika presiden pertama kita Pak Soekarno mendorong musik Indonesia naik, dan mengurangi dominasi musik Barat," kata Erick ketika berkunjung ke sana baru-baru ini.

Rencana revitalisasi Lokananta, yang sebelumnya sempat terlantar, diumumkan Erick Thohir pada 8 Agustus 2022.

Saat itu, Erick merasa masygul melihat kondisi Lokananta yang tak terawat. Pasalnya, Lokananta adalah saksi sejarah perkembangan musik Tanah Air.

Salah satu plakat yang dipajang di Museum Lokananta menyebut, Lokananta adalah titik nol dalam perjalanan usaha negara untuk mendokumentasikan, mempromosikan, dan memodernisasi kebudayaan Indonesia yang dilakukan Bung Karno.

Lokananta didirikan atas dasar keresahan publik terhadap dominasi lagu-lagu Barat yang diputar di Radio Republik Indonesia (RRI) pasca kemerdekaan atau sekitar awal 1950-an.

Saban hari, yang diputar adalah lagu-lagu yang dinyanyikan antara lain oleh Elvis Presley dan Frank Sinatra. Lagu Indonesia masih berupa lagu-lagu daerah.

Direktur RRI saat itu, Raden Maladi, kemudian berinisiatif membuat pabrik piringan hitam milik pemerintah untuk rekaman pada 1956.

Hasil rekaman kemudian diedarkan ke seluruh daerah, dilabeli Indra Vox atau Indonesia Raya Vox.

Tak disangka, nama itu ditolak oleh Bung Karno lantaran dianggap kebarat-baratan, Akhirnya, lahirlah nama Lokananta.

Keresahan atas dominasi lagu-lagu Barat, disinggung Bung Karno saat menyampaikan pidato yang dikenal sebagai Manifesto Usdek, pada 17 Agustus 1959. Bung Karno menyebutnya imperialisme kebudayaan.

Sejak itu, RRI tak lagi memutar lagu-lagu Barat beraliran rock n' roll, cha-cha, tango atau mambo.

Sebagai gantinya, Lokananta merilis rekaman yang kental dengan muatan musik dan budaya lokal, dari berbagai daerah di Indonesia.

Lokananta juga memproduksi ulang pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan, untuk disebar ke stasiun RRI di daerah.

Selain itu, Lokananta juga memiliki ribuan koleksi, termasuk master rekaman lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kali dinyanyikan.

Ada juga master lagu dari berbagai penyanyi legendaris Indonesia seperti Gesang, Waldjinah, dan Titiek Puspa.

Tahun 1962, saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, Raden Maladi yang saat itu menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, meminta Lokananta memproduksi seri empat album kompilasi lagu-lagu daerah, termasuk Rasa Sayange dan lagu daerah lainnya.

Kompilasi lagu daerah berjudul Asian Games: Souvenir from Indonesia itu dibagikan kepada kontingen Asian Games pada 15 Agustus 1962.

Persinggungan sejarah ini, kontan membuat hati Erick bergetar. Terlebih, dia adalah Ketua Panitia Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

"Ketika mutar (Lokananta), saya agak bergetar sedikit. Rupanya ada koneksi di sini. Tahun 1962, rekaman lagu Asian Games. Kan begini-begini saya mantan Ketua Asian Games," ungkap Erick saat berkunjung ke Lokananta.

Dengan fakta sejarah seperti itu, Erick merasa bahwa Lokananta harus dihidupkan kembali. Agar generasi muda paham sejarah bangsa.

Lokananta adalah saksi sejarah, bagaimana Bung Karno membangun ketahanan budaya nasional, untuk melawan apa yang disebutnya sebagai imperialisme kebudayaan Barat.

Atas dasar itulah, pada November 2022, revitalisasi Lokananta sebagai aset BUMN dimulai.

Revitalisasi Lokananta dilakukan Kementerian BUMN melalui PT Danareksa (Persero) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), dengan dukungan dari Pemerintah Kota Solo.

Erick berharap, Lokananta sebagai aset bersejarah dapat terus dijaga, dimanfaatkan dan dikembangkan.

"Ini harus kita jaga . Tidak mungkin kita jadi bangsa maju, tetapi tidak punya fundamental budaya," tegas Erick.

Setelah direnovasi, Lokananta yang menempati areal sekitar 2 hektare tak hanya berfungsi sebagai studio rekaman. Tetapi juga dilengkapi dengan tempat konser musik berkapasitas 4.500 orang, museum musik, dan area UMKM.

"Yuk, kita kembali ke Lokananta," ajak Erick

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo