Akibat Tidak Terawat, Air Waduk Pluit Hitam Dan Penuh Eceng Gondok

JAKARTA - Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) tidak terawat. Airnya hitam dan penuh dengan tanaman eceng gondok. Usai kondisi tersebut viral di media sosial, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta turun tangan membersihkannya.
Pemprov DKI mengerahkan 100 petugas, ekskavator, 3 unit dreger phonton, 2 unit shovel dan 10 unit palka untuk pembersihkan Waduk Pluit. Sampai dengan Jumat (21/7), sebanyak 2.600 meter kubik eceng gondok telah diangkut oleh petugas Unit Pengelola Sampah Badan Air (UPSBA) Dinas Lingkungan Hidup.
Pengendali UPSBA Suginarto mengungkapkan, pembersihan waduk tersebut sudah dilakukan sejak awal Juli. Tanaman eceng gondok sudah berkurang drastis.
Kalau target selesai pembersihan, kami belum bisa pastikan,” kata Suginarto.
Suginarto menuturkan, dari 11 alat berat yang disediakan untuk mengangkut sampah, hanya 6 alat yang aktif.
Pembersihan Waduk Pluit dilakukan Pemprov DKI usai waduk tersebut menjadi perhatian masyarakat, viral di media sosial. Dalam video tampak waduk dipenuhi tanaman air eceng gondok dan permukaan air tampak keruh kehitaman.
Eceng gondok di Waduk Pluit memiliki ketinggian berbeda mulai dari 0,4 meter sampai 0,8 meter. Tanaman yang dianggap sebagai gulma karena dapat merusak lingkungan perairan tersebut di Waduk Pluit sering dihinggapi burung-burung. Selain menjadi perhatian Pemprov DKI, kondisi Waduk Pluit juga menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pada Kamis (20/7), Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah meninjau langsung Waduk Pluit.
Dia meminta, Pemprov DKI menambah petugas untuk melakukan perawatan. Sebab, selama ini hanya ada 6 petugas yang bertugas membersikan Waduk Pluit. Jumlah ini sangat sedikit karena Waduk Pluit memiliki luas 80 hektare.
Kami harap, pembersihan eceng gondok di area Waduk Pluit dilakukan dengan optimal. Karena Waduk Pluit merupakan bagian dari sistem pengendali banjir di Jakarta,” pintanya.
Selain petugas, lanjut Ida, agar pembersihan atau perawatan Waduk Pluit bisa optimal maka diperlukan kapal-kapal pengangkut sampah.
“Sebetulnya kami sudah beri bantuan tambahan sebanyak dua kapal dari Pelindo. Kami harap kapal bisa segera dioperasikan,” katanya.
Dia berharap, Waduk Pluit ke depan bisa semakin terjaga kebersihan dan kedalamannya agar bisa berfungsi maksimal saat volume air meningkat.
“Saya berpesan kepada masyarakat untuk bisa bersama-sama menjaga kebersihan badan air, apakah itu saluran, sungai atau waduk dengan tidak membuang sampah sembarangan,” imbuhnya.
Kepala UPSBA Dinas Lingkungan Hidup DKI M Chusaeri mengatakan, pembersihan eceng gondok di Waduk Pluit ditargetkan rampung pada pekan depan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat berat.
“Kalau eceng gondok tinggal ditarik tuh, kami lagi tarik semua, sedang proses,” sebutnya.
Menurut Chusaeri, selama ini jajarannya bekerja rutin membersihkan Waduk Pluit. Namun saat volume air di waduk surut, alat berat seperti ekskavator sulit menjangkau sejumlah area.
“Kemarin Dinas Sumber Daya Air meningkatkan debet air dalam waduk untuk memudahkan pembersihan. Hasilnya, kita berhasil angkat 700 meter kubik eceng gondok,” ujarnya.
Disebutkannya, saat ini ada 100 petugas yang dikerahkan dalam proses pembersihan Waduk Pluit. Selain ekskavator, pihaknya mengerahkan 3 unit dreger phonton, 2 unit shovel dan 10 unit palka.
Chuseiri beralasan, banyaknya volume eceng gondok dan luas waduk mengharuskan petugas melakukan penyisiran secara hati-hati agar tidak mengakibatkan kerusakan alat.
“Kami akan tambah personel dan peralatan. Target kami pekan depan rampung, mudah-mudahan bisa lebih cepat,” tandasnya.
Sebelumnya, pengamat tata kota Nirwono Joga mengatakan, Waduk Pluit tidak terawat lantaran keterbatasan anggaran. Selain sedimentasi lumpur tidak dikeruk, di area waduk terdapat tumpukan sampah.
Dia menerangkan, fungsi Waduk Pluit cukup vital sebagai langkah mitigasi banjir di kawasan Utara Jakarta. Jika pemeliharaan dan perawatan waduk tidak optimal maka bisa dipastikan efektivitas waduk juga akan berkurang.
“Pemprov DKI harus lebih optimal memelihara, merawat pompa, menjaga kebersihan waduk dan memberdayakan masyarakat sekitar waduk untuk mengolah eceng gondok, agar bernilai ekonomi sekaligus mengurangi beban waduk,” usulnya.
Tidak hanya itu, Pemprov DKI perlu mengendalikan pertumbuhan eceng gondok agar tidak merusak ekosistem yang ada.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 5 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu