TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Varian Baru Omicron Sudah Ada Di Sini Waspadalah ...... Waspadalah....

Oleh: AAF/AY
Rabu, 20 Juli 2022 | 13:36 WIB
Rahmad Handoyo Anggota Komisi IX DPR. (Ist)
Rahmad Handoyo Anggota Komisi IX DPR. (Ist)

JAKARTA - Munculnya varian baru Covid-19, yaitu BA.2.75, di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. Penularan virus Corona belum reda, bahkan varian baru ini jauh lebih menular. Waspadalah.

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan, kemunculan BA.2.75 yang sudah terdeteksi di Indonesia harus diwaspadai.

“Kita tak perlu panik, tapi dan tetap berhati-hati,” kata Rahmad dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Dia menjelaskan, varian BA.2.75 yang pertama kali terdeteksi di India pada Mei lalu, disebut-sebut penularannya lebih cepat dari varian BA.5 yang juga sangat menular. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengkategorikan sub­varian ini sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM). Artinya, varian ini tengah diawasi ketat.

“Memang varian BA.2.75, juga varian BA.4 dan BA.5 saat ini belum membebani rumah sakit maupun lebih berisiko dibandingkan Delta. Akan tetapi, di beberapa negara, misalnya Amerika, kasus Covid yang terjadi, 80 persennya didominasi varian BA.2,” jelasnya.

Fakta ini, sambung politisi Fraksi PDI Perjuangan ini, tentu diwaspadai. Covid masih ada dan belum tahu kapan akan berakhir walau secara global penularannya masih sangat dinamis. Meski di beberapa negara terdapat kasus Covid yang melampaui 100 ribu per hari.

“Kasus varian BA. 4 dan BA.5 terus mengalami kenaikan. Kondisi ini menuntut langkah cepat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, para epidemiolog dan seluruh elemen masyarakat bergotong royong melawan Covid agar tidak kecolongan,” katanya.

Rahmad menyampaikan beberapa catatan penting. Pertama, istilah immunity Indonesia yang belakangan ini sempat digembor-gemborkan, jangan sampai jadi ‘Jebakan Batman’.

Jangan sampai istilah tersebut mengesankan bahwa masyakat sudah kebal berkelompok sehingga terjadi euforia.

“Orang jadi tidak lagi mengikuti protokol kesehatan (prokes). Ini tidak boleh terjadi,” tegasnya.Dia menegaskan, varian baru ini masih bisa menembus tubuh yang sudah divaksin booster sekalipun. Efek positif booster memang menghindarkan rasa sakit serius sampai kematian. Tapi tetap saja berisiko tinggi bagi yang belum divaksin.

Kedua, program vaksinasi saat ini belum sesuai harapan. Masyarakat yang menerima vaksin saat ini masih di bawah 70 persen, sedangkan yang telah menerima booster masih di bawah 25 persen, jauh dari standar nasional.

“Karena vaksinasi belum sesuai harapan, saya mewanti-wanti Pemerintah Pusat, daerah dan seluruh elemen, segera bergerak cepat. Perkuat imunitas masyarakat dengan memvalitasi vaksinasi booster, termasuk vaksin lengkap,” tegasnya

Vaksinasi, lanjutnya, terbukti membuat benteng pertahanan tubuh semakin kuat. Atas dasar itu pula, dia mendukung langkah Pemerintah menggunakan vaksin boster, sebagai syarat perjalanan moda tranportasi dan masuk ke pusat perbelanjaan.

Yang tidak kalah pentingnya, masyarakat harus tetap mengencangkan ikat pinggang, mematuhi prokes dalam hal ini tetap wajib mengenakan masker, vaksinasi, cuci tangan, dan menghindari kerumuman.

“Protokol kesehatan harus kita kedepankan, karena pandemi masih dinamis dan setiap hari masih ada warga yang harus masuk ruang ICU. Ini yang harus jadi perhatian kita bersama,” katanya.

Catatan ketiga, lanjutnya, Pemerintah harus terus meningkatkan surveillance testing tracing. Pemantauan terhadap masyarakat ini menjadi salah satu kunci untuk melawan Covid 19.

Terakhir, level PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) harus diperketat, seandainya ada tanda-tanda kenaikan kasus.

“Satu hal lagi, selain memantau masyarakat, Pemerintah juga harus menjaga benteng pertahanan, seperti pos-pos imigrasi kita di luar negeri agar tetap diperketat,” pungkasnya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo