TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pertama Kali, Negara Kepulauan Seluruh Dunia Kumpul Di Bali

Laporan: AY
Senin, 09 Oktober 2023 | 12:02 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

BALI - Presiden Jokowi jadi pusat perhatian dunia lagi. Pertama kali dalam sejarah, negara-negara kepulauan di seluruh dunia berkumpul di Indonesia.

Para kepala negara kepulauan itu akan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island State (AIS) di Nusa Dua, Bali 10-11 Oktober 2023.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menjadi inisiator pembentukan kelompok ini. Anggotanya ada 51 negara, yang mencakup sepertiga area dari seluruh luas lautan dunia.

Gagasan menyatukan negara-negara kepulauan ini adalah inisiatif asli pemerintahan Jokowi. Idenya muncul pada tahun 2017, lalu berlanjut dengan sejumlah pertemuan di tingkat menteri. Butuh waktu enam tahun, untuk sampai ke pertemuan tingkat kepala negara.

AIS Forum adalah kontribusi riil dan sinergi global untuk menghadapi tantangan dan problematika isu-isu kelautan. Sekaligus menjadi pembuktian atas kapasitas leadership Indonesia, yang mulai mengacu jadi negara maju. Merangkul negara-negara kepulauan untuk sama-sama mengatasi masalah-masalah di pesisir melalui sharing knowledge dan best practise.

Minggu (8/10/2023) malam, sejumlah pemimpin media massa hadir di Bali untuk melihat persiapan KTT AIS.

Pemerintah menyiapkan KTT ini dengan luar biasa seriusnya. Seluruh kepala negara yang hadir akan mendapatkan pengalaman istimewa, karena disambut dengan layanan khas Indonesia.

Hampir sama dengan penyambutan saat G20 dan KTT ASEAN. Yang membedakannya adalah ornamen, dekorasi dan atmosfer-nya.

Kali ini, bertema kelautan dan pulau-pulau. Sehingga hiasan dan bunga didominasi warna biru, hijau dan berbagai elemen tema pesisir seperti caping nelayan, kail, alat pancing dan bambu.

Di area penyambutan, ada screen raksasa. Mungkin terbesar yang pernah ada di Indonesia. Panjangnya 79 meter dan tingginya 6 meter, menampilkan animasi lautan dan ikan yang berenang.

Melihat screen itu, kita seperti berada di dalam akuarium raksasa. Penjelasan tentang KTT AIS dipaparkan bergantian oleh Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong dan Tim dari Kemenko Marves yang hadir lengkap yaitu Odi Manuhutu (Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Sora Lukita (Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan) dan M Burhanudin Borut (Analis Kebijakan Ahli Madya).

Apa manfaat KTT AIS buat Indonesia? Pertama adalah sebagai laying foundation. Ke depan, forum ini akan berkembang menjadi kerja sama yang besar.

Ada dua hal yang unik menyangkut AIS. Forum lainnya biasa diisi dengan ngobrol, meeting lalu ada komitmen bantuan. Jarang ada hasil yang dirasa konkret.

Kalau AIS, jarang pertemuan, tapi programnya lebih jelas. Beberapa bulan sebelum KTT, sudah dilakukan program pelatihan pembuatan keramba ikan di Fiji.

Bagi kita, orang Indonesia mungkin pelatihan itu rasanya biasa saja. Padahal, bagi masyarakat pesisir Fiji, itu hal baru dan memberikan efek luar biasa bagi masyarakatnya.

Pelatihan itu dilaksanakan di Pulau Bau. Sebuah pulau yang tidak bisa sembarang orang masuk ke area itu. Namun, tim Indonesia bisa diterima dengan baik di sana.

Bahkan akhirnya, bisa membawa Deputy Prime Minister Fiji berfoto dengan pimpinan di pulau tersebut. Itu bagaikan sebuah blessing, dan menunjukkan Indonesia bisa melakukan level of comfortable dengan masyarakat pesisir.

Di Madagaskar, tim Indonesia juga melakukan pelatihan membuat rumpon. Di sana, itu adalah hal baru yang dirasa sangat bermanfaat.

Efek dari pelatihan ini bisa menggerakan sektor ekonomi. Program konkret lainnya adalah dalam bentuk riset dan pendidikan serta beasiswa.

Bantuan ini bersifat gotong rotong, berasal dari private sector, pemerintah dan pihak-pihak yang peduli dengan isu-isu penanganan kelautan, blue and green economy.

Sampai Senin (9/10/2023), ada 8 tamu VVIP setingkat kepala negara, presiden, perdana menteri dan deputi PM yang konfirmasi hadir dalam pertemuan KTT AIS di Bali. Serta 21 VIP setingkat menteri, deputi dan duta besar.

Kepala Negara yang sudah hadir antara lain Perdana Menteri dari negara Sao Tome, Patrice Emery Trovoada.

Negara Sao Tome adalah kepulauan di Afrika Tengah. Nama-nama negara yang hadir dalam KTT AIS, sebagian besar kurang dikenal. Bahkan, mungkin kita juga baru mendengarnya. Seperti Antigua, Barbuda, Comoros, Carbo Verde, Niue, Seychelles dan seterusnya.

Ada beberapa yang tergolong negara besar. Semisal Jepang, Singapura, United Kingdom dan Filipina. Range perbedaan ekonomi diantara negara-negara AIS memang cukup lebar.

Ada yang well developed, tapi banyak juga yang tergolong negara miskin. Bagaimana bisa mendudukkan mereka dalam satu meja, adalah tantangan tersendiri.

Inilah keunikan forum ini. Bisa merangkul semua kekuatan. Dan Indonesia, saat ini ada dalam kapasitas dan kemampuan untuk bisa mengajak semua pihak duduk, merangkul untuk maju bersama.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo