TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Akui Ketemu Syahrul, Firli Merasa Tak Bersalah

Laporan: AY
Selasa, 10 Oktober 2023 | 08:38 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Ketua KPK, Firli Bahuri buka suara terkait fotonya yang viral sedang bertemu dengan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Firli mengakui pertemuan tersebut. Namun, Firli merasa tak bersalah, karena waktu itu Syahrul bukan pihak berperkara. 

Foto Firli yang sedang ngobrol bareng Syahrul di pinggir lapangan badminton, sebelumnya sempat viral dan menuai kontroversi. Karena, saat ini KPK sedang melakukan penyidikan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) dan telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Meski belum disampaikan secara resmi, dikabarkan salah satunya adalah Syahrul.

Setelah foto itu ramai diberitakan, Firli akhirnya menjelaskan rentang waktu pertemuannya dengan Syahrul melalui keterangan tertulisnya, kepada wartawan, Senin (9/10/2023). Dalam keterangannya, dia menyebut, perkara di Kementan mulai masuk ke tahap penyelidikan KPK sekitar Januari 2023. Kemudian, kasusnya naik ke tahap penyidikan sekitar September 2023. 

Sedangkan pertemuannya dengan Syahrul terjadi pada 2 Maret 2022. Artinya, kata Firli, pertemuan itu jauh sebelum penyelidikan dimulai. Lokasi pertemuannya juga bukan di tempat tertutup, melainkan di tempat umum dan disaksikan banyak orang. Dengan dasar itu, Firli menyebut tidak ada yang peraturan yang dilanggarnya.

“Dalam waktu tersebut, status saudara Syahrul Yasin Limpo bukan tersangka, terdakwa, terpidana ataupun pihak yang berperkara di KPK. Kejadian tersebut pun, bukan atas inisiasi atau undangan saya,” jelas Firli.

Firli juga menjawab tudingan yang menyebut pimpinan KPK melakukan pemerasan terhadap Syahrul. Menurut pensiunan Komisaris Jenderal Polisi ini, hal itu merupakan bentuk perlawanan koruptor. Karena, KPK sudah teruji dalam menangani banyak perkara korupsi dan berhasil menjebloskan pelakunya ke dalam jeruji besi.

Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini pun mengatakan, segenap insan KPK tidak akan gentar dengan segala bentuk serangan koruptor. Sebab, pihaknya sejak awal sudah siap dengan risiko yang bakal dihadapi. Bahkan, kata Firli, dirinya rela berkorban jiwa, raga, dan nyawa untuk Indonesia bersih dan bebas dari korupsi. 

Karena itu, dirinya berharap, masyarakat tidak mudah tergiring opini-opini yang tidak sesuai fakta, karena dapat mengaburkan pokok perkara yang sedang ditangani KPK. “Yaitu dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian. Berupa pemerasan dalam jabatan, gratifikasi dan TPPU,” pungkas Firli.

Meski Firli sudah memberikan penjelasan, Dewan Pengawas (Dewas) KPK mulai mengumpulkan bukti dan keterangan pihak-pihak terkait terkait pertemuan Firli dan Syahrul. Apalagi, sudah ada yang melaporkan Firli ke Dewas KPK.

Adalah Komite Mahasiswa Peduli Hukum yang melaporkan Firli ke Dewas KPK pada Jumat (6/10/2023). Pelapor menduga Firli melanggar etik, karena bertemu dengan Syahrul yang sedang dibidik KPK.

“Dewas masih mempelajari pengaduan yang masuk,” ujar Anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris kepada wartawan, Senin (9/10/2023).

Untuk diketahui, saat ini KPK sedang melakukan penyidikan dugaan korupsi di Kementan. Tiga orang yang dikabarkan telah berstatus tersangka adalah Syahrul Yasin Limpo, Sekjen Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan Muhammad Hatta.

Di saat KPK sibuk menyidik dugaan korupsi di Kementan, muncul dugaan kasus pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK terhadap Syahrul. Kasus itu, ditangani Polda Metro Jaya berdasarkan aduan masyarakat yang masuk pada 12 Agustus 2023. Saat ini perkaranya telah naik ke tahap penyidikan.

Meski begitu, Polda Metro Jaya masih merahasiakan sosok pimpinan KPK yang menjadi terlapor dalam kasus ini. Begitu pula nominal uang yang diminta pimpinan KPK ke Syahrul. Namun belakangan, muncul pula foto-foto pertemuan Firli dengan Syahrul di pinggir lapangan badminton. 

Terkait adanya dugaan pemerasan di tengah upaya penyidikan KPK di Kementan, Menko Polhukam Mahfud MD turun tangan. Dia mengingatkan, agar kedua kasus tersebut diproses secara profesional. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengatakan, baik KPK maupun Polda Metro Jaya, punya prosedur hukum yang harus dilalui. 

Mahfud berjanji, bakal terus memantau jalannya kedua penyidikan tersebut. Dia berharap, tidak ada tumpang tindih kepentingan antara KPK dengan Polda Metro Jaya, yang bisa berakibat pada mandeknya penuntasan korupsi di Indonesia.

“Saya terus berkoordinasi dengan KPK maupun dengan Polda agar ini selesai dengan benar dan baik,” kata Mahfud di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Sementara itu, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri memastikan, laporan dugaan pemerasan di Polda Metro Jaya, tidak akan menghalangi lembaganya untuk terus melakukan penyidikan dugaan korupsi di Kementan. Penyidik pun telah memanggil Muhammad Hatta sebagai saksi.

Usai diperiksa penyidik selama 7 jam, Hatta yang mengenakan batik lengan panjang irit bicara. Dia meminta wartawan untuk bertanya lebih lanjut terkait materi pemeriksaan, terhadap kuasa hukumnya. Ia pun membantah kabar bahwa dirinya adalah "pengepul" uang-uang dari pejabat Kementan yang ingin mengamankan posisinya. 

“Nggak sampai segitu lah. Nggak, nggak, nanti biar PH (penasehat hukum) saya yang jelasin semua ya,” ujar Hatta sambil meninggalkan Gedung Merah Putih KPK, Senin (9/10/2023)

Pos Berikutnya:
Jadi Cawapres
Foto : Ist
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo