TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Polri Seminar Anti Bullying Di SMP Pembangunan Jaya

Laporan: Idral Mahdi
Jumat, 13 Oktober 2023 | 07:00 WIB
Biro Psikologi Polri menggelar seminar anti bullying dan tawuran pelajar dengan tema 'Pencegahan Bullying dan Kekerasan Antar Pelajar' di SMP Pembangunan Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Kamis (12/10).(dra)
Biro Psikologi Polri menggelar seminar anti bullying dan tawuran pelajar dengan tema 'Pencegahan Bullying dan Kekerasan Antar Pelajar' di SMP Pembangunan Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Kamis (12/10).(dra)

PONDOK AREN-Mencegah maraknya kasus bullying, Polri memberikan edukasi kepada masyarakat bekerjasama dengan SMP Pembangunan Jaya Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Kamis (12/10). Dalam kegiatan itu, Biro Psikologi Polri menggelar seminar anti bullying dan tawuran pelajar dengan tema 'Pencegahan Bullying dan Kekerasan Antar Pelajar'.

 Dalam seminar itu hadir Kombes Cucuk Trihono yang merupakan seorang psikolog sekaligus menjabat sebagai Kabagpsipol Biro Psikologi SSDM Polri.

 Cucuk menjelaskan, ada tiga tugas utama Biro Psikologi Polri terkait kasus bullying, yakni pendampingan psikologis kepada korban bullying, pemeriksaan dan pendampingan psikologis kepada pelaku bullying dan psikoedukasi kepada masyarakat mengenai dampak negatif bullying.

 Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq mengatakan, dirinya mengapresiasi terselenggaranya seminar yang banyak diisi dengan permainan tersebut.

 "Kegiatan kali ini lebih banyak mengedepankan pelibatan anak murid dalam bentuk permainan. Diharapkan dengan permainan tersebut, mereka akan lebih saling mengenal akan teman, guru, dan lingkungan dimana mereka berada," paparnya.

 Diharapkannya dengan adanya kegiatan tersebut dapat menyebarkan energi baik ke dalam jiwa orang lain, sehingga terciptalah rasa saling menghormati antar sesama.

 Kapolsek menambahkan, adanya kegiatan ini lantaran berdasarkan data dari Federasi Serikat Guru Indonesia, posisi Indonesia saat ini berada pada urutan kelima dari 78 negara dengan pelajar paling banyak mengalami bullying atau perundungan.

 Banyak dampak negatif yang mengiringi kasus bullying, terutama bagi korban. Ada yang berdampak ringan berupa trauma hingga dampak berat berujung kematian.

 Dia melanjutkan, contohnya siswa SD di Palangkaraya mengalami trauma karena sering mengalami perundungan di sekolah, siswa MTsN di Blitar tewas di dalam kelas usai di-bully kawannya sendiri, siswa MTs tewas setelah dianiaya sembilan teman sekolahnya, dan di Kotamobagu, Sulawesi Utara.

 “Bahkan ada pula dampak negatif bully yang menyebabkan korbannya menjadi sulit mengendalikan emosi atau menjadi beringas, contohnya siswa SMA di Banjarmasin tikam teman imbas sering di-bully dan siswa SMP di Temanggung bakar sekolah karena kerap di-bully,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo