TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Tommy Kurniawan Di Podcast Ngegas RM

Posisi 3 Capres Sedang Remis

Laporan: AY
Rabu, 29 November 2023 | 10:55 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Bagi Timnas 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), kekuatan Capres-Cawapres saat ini tidak ada yang paling dominan. Ibarat main catur, bila Pilpres digelar saat ini, maka hasilnya adalah remis alias tidak ada yang menang. Baik AMIN, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD, masih memiliki peluang yang sama untuk menang.

Begitu pendapat yang disampaikan Jubir AMIN, Tommy Kurniawan saat menjadi bintang tamu dalam Podcast Ngegas di Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin. Podcast ini dipandu 2 editor politik Rakyat Merdeka, Siswanto dan Ujang Sunda.

“Bahasa teman-teman itu remis. Posisinya saat ini sama, tapi dari AMIN mengalami kenaikan, dan signifikan. Jadi kami optimis bisa melaju ke putaran dua. Modalnya sudah ada, tapi masih banyak silent voice untuk mendukung AMIN. Fakta di lapangan ini luar biasa,” ungkap pria yang akrab disapa Tomkur ini.

Dari mana datanya? Tomkur menegaskan, dirinya tidak asal bicara. Kata dia, ada data yang Timnas AMIN miliki dan menjadi pegangan bagi Paslon 01. Data itu diperoleh dari survei lembaga yang kredibel, baik dari internal maupun eksternal.

“Survei itu ada yang dipublikasi dan ada yang tidak. Saat ini, memang sengaja ada penggiringan seolah-olah ada yang paling kuat. Padahal survei yang kami punya, tidak ada Paslon yang elektabilitasnya lebih dari 35 persen,” bebernya.

Berarti tidak ada 1 putaran? Ketua Umum Garuda Bangsa ini mengatakan, dengan peta kekuatan yang ada, maka bisa dipastikan sulit bagi Paslon untuk bisa menang 1 putaran. “Pilpres akan berlangsung 2 putaran. Dan AMIN akan masuk di putaran kedua,” kata anggota DPR Fraksi PKB ini.

Karena itulah, saat ini, pihaknya tengah berusaha mematahkan opini Pilpres satu putaran. Baginya, gerakan yang dilakukan oleh Paslon 02 sebagai upaya membangun persepsi demi membentuk opini di masyarakat.

“Politik itu masalah persepsi. Makanya kami terus membangun persepsi bahwa hasil survei yang menyebut Pilpres satu putaran hanyalah opini yang dibuat-buat. Tujuannya, membangun persepsi seolah-olah AMIN ini lemah, padahal ketiga calon sama kuat,” tegasnya.

Mantan aktor ini juga mengklaim, AMIN telah berhasil menguasai suara di Pulau Jawa. Menurutnya, sebelum kehadiran Muhaimin Iskandar, elektabilitas Anies Baswedan di Jawa Timur (Jatim) sangat rendah. Namun, ketika Imin menjadi Cawapres, suara Anies di Jatim naik signifikan.

Meski begitu, Tomkur memandang jika fokus konsentrasinya di Jatim itu terlalu kecil. Mengingat, secara infrastruktur, PKB sudah luar biasa di Jatim. Justru yang saat ini tengah dicari formulanya adalah Jawa Tengah (Jateng).

Kami punya metode tersendiri di Jateng yang sudah diujicobakan oleh Gus Yusuf (Yusuf Chudlori) dan insyaallah akan ada hasilnya di kandang banteng, kandang 02 juga. Metodenya apa, rahasia,” tutur politisi PKB ini.

Untuk Jawa Barat (Jabar), Tomkur mengatakan, salah satu temannya di paslon 02 telah mengakui telah terdampak dengan adanya AMIN. Meski begitu, ia juga mengakui ada masyarakat yang benar-benar fanatik dengan paslon 02.

“Saya hampir tidak menemukan battlefield dengan pasangan 03. Saya nggak tahu adanya dimana ya. Di wilayah kerja saya nggak menemukan battlefield dengan 03. Di Jawa Barat selalu adanya 02,” ujar pria kelahiran Jakarta 39 tahun silam ini.

Bagaimana dengan klaim Jabar dikuasai 02? Tomkur menganggap wajar jika tim 02 membangun opini seperti itu. Namun, ia meyakini masyarakat akan menentukan pilihannya.

“Tapi kalau saya lihat di bawah itu, simpul-simpul masyarakat ke AMIN. Ini bukan karena saya bagian dari Timnas AMIN atau bagiannya. Jangan sampai ini tiba-tiba dipetakan titik-titik itu, terus tiba-tiba diinvasi,” ungkapnya.

Tomkur bahkan menyebut kunci kemenangan AMIN pada Pilpres saat ini adalah fair play. Koalisi Perubahan juga tengah mencari formula mitigasi. Salah satunya menggerakkan masyarakat untuk mengawasi secara penuh, khususnya saat injury time.

“Kita sedang membangun sebuah sistem. Jadi kesalahan atau kecurangan itu akan ter-capture. Jadi nanti, masyarakat nggak usah takut lagi, ayo sama-sama awasi kecurangan, capture, dan dimasukkan dalam sistem,” ujarnya.

Selain itu, Tomkur menceritakan bahwa dirinya dan sebagian politisi yang berlatar belakang public figure diberi keleluasaan membuat konten.

“Karena Pilpres ini kan persepsi. Siapa yang kuat persepsinya di masyarakat,” ungkapnya.

Terlebih, saat ini eranya sosial media. Semua kalangan dan usia sudah terbiasa mencari informasi melalui ponselnya. Sehingga, peran influencer sangat penting, melebihi Pilpres 2019. Bahkan perannya tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di daerah, sampai ke desa-desa.

Kenapa demikian? Kata Tomkur, Koalisi Perubahan ingin benar-benar bersama rakyat. Mengingat, koalisi ini sudah dianggap oposisi, dan simbol perlawanan.

“Kita lebih memikirkan bagaimana menggerakkan masyarakat mengawal kegemoyan, situasi yang menggemaskan terjadi saat ini,” ujarnya.

Saat bertemu masyarakat, Tomkur selalu mendengarkan curhatan. “Mereka gemas. Kata mereka, kalau bertarung secara adil, kami yang menang, tapi ini kelihatan ada kegemoyan. Ini baru saya yang mengartikan. Menggemaskan, tapi mengkhawatirkan juga,” tutur anggota Komisi VI DPR ini.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo