TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Harga Cabe Gila-gilaan, Presiden Turun Tangan

Laporan: AY
Kamis, 14 Desember 2023 | 09:12 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, harga cabe rawit kian meroket. Di sejumlah pasar tradisional Jakarta, harga bahan utama sambal ini sudah mencapai Rp 105 ribu per kilogram. Mengetahui harga cabe sudah gila-gilaan, Presiden Jokowi turun tangan. 

Kenaikan harga cabe rawit sudah mulai merangkak sejak Oktober lalu. Saat itu, harga cabe, yang biasa dibandrol di kisaran Rp 40 ribu, terkerek menjadi Rp 75 ribu per kilogram. Memasuki Desember, harga cabe rawit makin tak terkendali. Berdasarkan data Info Pangan DKI Jakarta per Rabu (13/12/2023), harga cabe rawit meroket ke angka Rp 105 ribu per kilogram. Di Pasar Tanah Abang, harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabe rawit yang meresahkan emak-emak menjadi perhatian Presiden Jokowi. Saat blusukan dan memberikan arahan kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Babinsa seluruh Jawa Tengah, di Pekalongan, Jokowi mengingatkan kepada seluruh pihak agar bisa menjinakkan harga cabe. 

"Jangan sampai cabe rawit kemarin harganya sampai harga Rp 100 ribu, meskipun hari ini saya tanya Pak Gubernur tadi sudah di angka Rp 80 ribu," kata Jokowi. 

Kepala Negara meminta PPL mendorong peningkatan produksi cabe di tempat-tempat yang memungkinkan untuk ditanami cabe, khususnya cabe rawit. "Apa sulit sih tanam cabe. Sulit? Sulit karena hama atau karena bibit?" tanyanya

Jokowi meminta lahan-lahan pertanian cabe terus ditingkatkan agar produksi bisa naik dan harga dapat diturunkan.

Soal kenaikan harga cabe rawit ini sempat dibahas dalam Rapat Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/12/2023). Jokowi menyoroti harga cabe rawit di atas Rp 100 ribu per kilogram di sejumlah daerah.

"Saya kira (harga) yang masih tinggi itu beras, cabe. Ini ada masalah pasokan, ada masalah distribusi, karena di sebuah provinsi ada harga cabe rawitnya Rp 50 ribu, tapi di Jawa ada yang Rp 110 ribu-Rp 130 ribu," kata Jokowi, dalam Rapat Kabinet Paripurna tersebut. 

Di tempat terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendorong Pemerintah Daerah memberikan subsidi transportasi untuk menekan tingginya harga bahan pokok, termasuk cabe rawit.

"Misalnya dari grosir ngambil ke petani. Nah, itu transportnya bisa disubsidi Pemerintah Daerah. Subsidi itu bisa (diberikan) supaya harga cabe ini bisa lebih murah di pasar," ujar Zulkifli, di Pasar Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (13/12/2023). 

Zulkifli menuturkan, masih tingginya harga cabe di hampir seluruh wilayah Indonesia dikarenakan kurangnya produksi dari petani akibat musim kemarau berkepanjangan yang terjadi sebelumnya. Apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru. "Permintaan tinggi, produksi kurang, sehingga harganya tinggi," tutur Zulkifli.

Sementara, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi, harga cabe masih berpotensi naik hingga Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Rata-rata harga cabe rawit merah secara nasional saat ini mencapai Rp 88 ribu per kilogram, dengan harga tertinggi menembus Rp 180 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabe ini menjadi sorotan warganet. Sejumlah pengguna media sosial mengeluhkan persoalan kenaikan harga cabe rawit yang belum juga kelar. Pemilik akun @bumen mengatakan, kenaikan harga cabe rawit ini tak menguntungkan petani. "Harga cabe di petani cuma Rp 25 ribu per kilogram. Cabe mahal karena dikelola mafia," ujarnya.

Keluhan lain disampaikan pemilik akun @dinatatuslan. Kata dia, menyelesaikan persoalan harga cabe ini nggak cuma urusan menanam. Kata dia, menanam cabe itu tak semudah membalikkan tangan.

"Tanam singkong aja yang ibarat kata tongkat jadi tanaman aja susah di Food Estate. Apalagi cabe," sindirnya.

Akun @sulayatweet mengatakan, permasalahannya bukan sulit atau tidaknya menanam cabe. Tapi lebih kepada pembenahan pendistribusian yang bertingkat. "Kita semua tahu, akar permasalahan ada di bandar atau pengepul hasil tani," paparnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo