TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

KPU Diprotes Lagi

Simulasi Pemungutan Suara Pilpres Cuma 2 Paslon

Laporan: AY
Kamis, 04 Januari 2024 | 09:14 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Surat suara Pemilihan Presiden (Pilpres) dalam simulasi pemungutan suara di daerah cuma ada dua kolom pasangan calon (paslon) presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres). Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun diprotes.
“Terkait hal tersebut, terjadi human error yang tidak disengaja, tidak ada motif lain kecuali memang kekhilafan yang terjadi,” tegas Komisioner KPU Bidang Teknis Penyelenggaraan Pemilu Idham Holik dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024).
KPU Pusat, kata Idham, langsung meminta KPU daerah menghentikan kegiatan simulasi ketika mendapati contoh surat suara pilpres hanya terdiri dari dua kolom paslon capres-cawapres. Termasuk, melakukan simulasi ulang menggunakan surat suara dengan tiga kolom paslon capres-cawapres.

“Pada 29 Desember 2023, saya sudah minta kepada seluruh KPU di daerah agar tidak menggunakan dummy surat suara tersebut,” ujar mantan Komisioner KPU Kabupaten Bekasi ini.

Ketua KPU Solo Bambang Christanto tidak mau disalahkan terkait surat suara simulasi yang cuma mencantumkan dua kolom paslon capres-cawapres.
Dia menegaskan, pihaknya hanya melaksanakan simulasi sesuai instruksi KPU Pusat.

“Kita hanya melaksanakan simulasi sesuai instruksi KPU Pusat melalui KPU Provinsi Jawa Tengah. Kalau ada yang protes, ini kan negara demokrasi. Ya ndak apa-apa,” ujar Bambang dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024).
Bambang menegaskan, surat suara simulasi berasal dari KPU Pusat. Dia juga menjelaskan, surat suara simulasi tidak boleh sama dengan surat suara yang riil saat pencoblosan 14 Februari 2024.

Wong kita aja kalau surat suara sudah masuk difoto nggak boleh. Takutnya nanti bisa digandakan,” katanya.

Karena itu, kata Bambang, dalam surat suara simulasi juga tidak ada gambar pasangan capres-cawapres.

Tidak ada fotonya, partainya juga partai buah, angkanya juga bukan angka riil,” katanya.

Terpisah, Laison Officer (LO) PDIP Solo YF Sukasno memprotes simulasi tersebut. Mestinya surat suara yang di­gunakan simulasi pemungutan suara menyerupai aslinya.
“Apabila ada tiga pasangan, maka harus ada tiga kolom dalam surat suara,” katanya.
Sukasno mengaku baru mengetahui simulasi tersebut setelah meminta contoh surat suara yang akan dipakai ke KPU pada 29 Desember 2023. Selanjutnya, pada Senin, 1 Januari 2024, dia menerima contoh surat suara.

“Kalau latihan yang mendekati riil (kenyataan). Lho kok hanya dua kolom. Harusnya kalau latihan kolomnya tetap tiga. Ini menyesatkan,” tudingnya.

Dia mengaku sempat mencoba simu­lasi kepada calon pemilih muda dan tua. Hasilnya, calon pemilih tersebut juga mempertanyakan surat suara pilpres tersebut.
“Saya coba tanya, mau coblos mana, dia menghitungnya 1-2-3. Nomor tiga nggak ada. Kalau ada nyoblosnya pinggir kanan,” ucap dia.

Ketua DPC PDIP Tangerang Selatan (Tangsel) Wanto Sugito juga mengkritik temuan itu. Seharusnya simulasi harus mengikuti jumlah pasangan calon presi­den yang ikut kontestasi.
“Simulasi saja salah, apalagi nanti pelaksanaannya. Ini serius, karena terjadi di beberapa daerah,” kritik dia.

Wanto menegaskan, Pilpres 2024 dii­kuti oleh tiga pasangan calon. Karena itu, simulasi pemungutan suara harus meng­gunakan surat suara yang terdiri dari tiga kolom pasangan capres-cawapres.

“Ini salah satu kesalahan serius dan harus di pertanggungjawabkan. Dugaan saya, ada penggiringan opini untuk men-downgrade calon kami nomor 3 Pak Ganjar-Mahfud,” katanya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo