TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Gibran: Belum Ada Pembicaraan Jokowi Ketua Koalisi

Oleh: Farhan
Jumat, 15 Maret 2024 | 09:51 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SOLO - Walikota Solo yang juga Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mematahkan isu Presiden Jokowi akan menjadi ketua koalisi parpol pendukung Prabowo. Kata Gibran, sampai saat ini belum ada pembicaraan ke arah sana.
Isu Jokowi jadi ketua parpol koalisi mencuat setelah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie melemparkannya, ke publik, akhir pekan lalu. Kata Grace, Jokowi sosok yang bisa mempersatukan atau menjembatani kepentingan partai politik. Kata Grace, usulan ini pertama kali dicetuskan oleh Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie.
Usulan tersebut mendapat banyak tanggapan dari para elite parpol koalisi Prabowo-Gibran. Gibran juga ikut mengomentari isu ini.
Putra sulung Presiden Jokowi ini mengatakan, sampai saat ini belum ada pembicaraan soal tersebut. "Nggak ada, belum ada pembicaraan seperti itu," kata Gibran, saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (14/3/2024).

Ketika diminta tanggapannya soal usulan Jokowi memimpin koalisi besar, Gibran memilih tak banyak berkomentar. “Saya belum bisa menanggapi ya,” kata dia.

Wali Kota Solo ini meminta agar pertanyaan seputar itu diajukan kepada yang mengusulkan. “Silakan bertanya kepada orang yang mengusulkan ya,” kata Gibran.
Sehari sebelumnya, Ketum Projo Budi Arie Setiadi ikut mengomentari wacana ini. Kata dia, peluang Jokowi memimpin koalisi parpol Prabowo-Gibran sangat terbuka.

Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, ya enggak apa-apa. Dinamika aja," ucap Budi Arie, di Istana Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Budi Arie menilai, kepemimpinan Jokowi masih dibutuhkan untuk merespons dinamika politik ke depan. "Ini masih lama lho. Masih tujuh bulan ke depan, masih banyak yang kita kerjakan," kata Budi.
Meski begitu, Budi Arie menilai, usulan tersebut terlalu dini untuk disampaikan. Ia minta semua pihak menunggu pengumuman resmi dari KPU terkait hasil penghitungan pemilihan presiden dan wakil presiden pada 20 Maret mendatang. "Pak Prabowo aja masih nunggu. Kita aja masih nunggu keputusan resmi KPU kan," ungkapnya.

Sementara, Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie mengatakan, alasan mengusulkan Jokowi jadi ketua koalisi karena ingin meniru Malaysia yang membentuk koalisi permanen 'Barisan Nasional' atau 'Barisan Rakyat' di Indonesia. Menurut dia, koalisi permanen harus terhubung pada level partai tingkat pusat hingga daerah.
"Saya berkali-kali bilang sama tokoh, penting kita lahirkan sebuah konsep koalisi permanen yang bisa kita tiru nama seperti Barisan Nasional di Malaysia. Atau kita bisa pakai nama barisan rakyat," kata Jeffrie, di Podcast Zulfan Lindan Unpacking, seperti dikutip Kamis (14/3/2024).

Jeffrie menganggap, Jokowi memiliki potensi lantaran masih muda dan memiliki berbagai pengalaman mentereng di perpolitikan Indonesia. “Dia punya pengalaman panjang, ya ideal kalau dia tetap kakinya terlibat di politik Indonesia," kata Jeffrie.
Sebelumnya, Waketum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, belum ada pembahasan soal ketua koalisi dalam Koalisi Indonesia Maju. Soal usulan Jokowi sebagai ketua koalisi, Doli mengatakan, usulan tersebut kuncinya ada di persetujuan Prabowo.
Sebab, selama lima tahun ke depan, pemerintahan akan dipimpin oleh Prabowo. “Soal posisi Pak Jokowi di mana, formal atau informal, itu tergantung Pak Prabowo sebagai presiden terpilih,” lanjut Komandan Alpha Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo