Persaingan Pilkada Jakarta Ketat
JAKARTA - Sebulan menuju Pilkada, siapa yang akan menang, masih menjadi teka-teki. Seperti marathon, setiap langkah bisa menentukan hasil akhir.
Namun, data elektabilitas terbaru, walau ini masih peta jalan sementara di tengah perjalanan pasangan calon (Paslon), dapat menjadi petunjuk.
Pilkada serentak tinggal sebulan lagi. Di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta, terjadi pertarungan sengit antara Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dan PDIP. Bagaimana peta terbaru persaingan kedua koalisi ini?
LSI Denny JA baru saja melakukan survei pada 16-22 Oktober 2024 di tiga provinsi: Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta.
Survei ini menggunakan metode Multi Stage Random Sampling, melibatkan wawancara tatap muka dengan 800 responden di masing-masing provinsi, dan memiliki margin of error plus-minus 3,5 persen.
Survei tersebut menunjukkan, pasangan yang didukung KIM Plus unggul di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi, mereka bersaing ketat dengan pasangan yang didukung PDIP di Jakarta.
Pasangan yang diusung KIM Plus, Ridwan Kamil-Suswono, mendapat elektabilitas 37,4 persen. Berimbang dengan pasangan dari PDIP, Pramono Anung-Rano Karno (Doel), yang memperoleh 37,1 persen.
Pasangan independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, mendapatkan 4,0 persen. Sementara, 21,5 persen responden, belum menentukan pilihan.
Mengapa pasangan yang didukung koalisi besar, KIM Plus tidak unggul signifikan di Jakarta? Setidaknya, menurut keterangan tertulis dari LSI Denny JA ini, ada beberapa alasan. Antara lain, mesin partai KIM Plus kurang efektif di Jakarta.
Banyak pemilih PKS, Golkar, PKB, Demokrat, PPP, dan NasDem cenderung memilih pasangan Pramono Anung-Rano Karno daripada pasangan yang diusung partai mereka sendiri. Ada jarak yang lebar antara keputusan elite partai dan massa pemilih partai. Sebaliknya, PDIP lebih solid karena mayoritas anggotanya mendukung pasangan ini.
Kemudian, popularitas Ridwan Kamil sebanding dengan Rano Karno, dengan angka 97 persen bagi keduanya, yang berarti tidak ada keunggulan signifikan dalam hal pengenalan figur. Untuk Jakarta, Cagub Pramono banyak didongkrak oleh Cawagubnya.
Di Jakarta, meskipun pasangan KIM Plus tetap kompetitif, tantangan dari soliditas PDIP dan popularitas tokoh seperti Rano Karno, menyebabkan persaingan yang ketat.
Dengan satu bulan tersisa sebelum Pilkada, peta politik terus dinamis, dan setiap strategi baru dari kedua koalisi, dapat memengaruhi hasil akhir. Demikian keterangan tertulis LSI Denny JA.
Berikut ini, wawancara dengan tim sukses Pramono Anung-Rano Karno mengenai hal tersebut.
Bagaimana tanggapan Anda tentang hasil survei LSI Denny JA?
Hasil survei terbaru dari LSI Denny JA yang menunjukkan elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno hanya terpaut tipis dari pasangan RK-Suswono, memberikan indikasi yang menggembirakan.
Menurut Anda, apa poin penting hasil survei ini?
Kami mencermati, tren elektabilitas Pram-Rano terus meningkat. Ini adalah momentum yang sangat penting.
Anda yakin elektabilitas Pramono-Rano Karno bisa menyusul RIDO?
Dalam beberapa waktu ke depan, Pramono-Rano berpotensi menyalip dan merebut posisi teratas. Semoga.
Di lapangan, bagaimana dukungan yang diterima Pramono-Rano?
Dukungan terhadap Pramono-Rano menunjukkan peningkatan konsisten. Memberikan keyakinan bahwa strategi kampanye yang kami jalankan menuai hasil.
Apa yang akan dilakukan tim Pramono-Rano pada sisa masa kampanye?
Kami akan memanfaatkan momentum ini, dengan memperkuat kampanye berbasis isu yang relevan, dan terus mendekatkan diri kepada masyarakat.
Dengan waktu yang tersisa sebelum hari pemilihan, kami percaya bahwa upaya yang lebih masif dan terarah, dapat mengubah selisih tipis ini menjadi keunggulan sepenuhnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 14 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu