TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Eksklusif Dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel

Obati Perusahaan Sekarat Jadi Sehat

Laporan: AY
Jumat, 23 September 2022 | 08:15 WIB
Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim. (Foto : RM)
Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim. (Foto : RM)

JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tahun ini mencatat kinerja yang makin kinclong. Di tangan Silmy Karim, perusahaan baja nasional itu sukses mencetak laba bersih sebesar Rp 1,17 triliun. Naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. 

Dua tahun terakhir, Krakatau Steel (KS) terus menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Makin sehat, setelah selama delapan tahun berturut-turut sempat sekarat dan terus merugi.

Ini tahun keempat Silmy Karim menjabat sebagai Direktur Utama Krakatau Steel. Dia memang dikenal sebagai “dokter spesialis” BUMN sakit.

Senang menerima tantangan untuk menyehatkan BUMN yang sekarat. Sebelum di Krakatau Steel, Silmy pernah ditugaskan membenahi PT Pindad dan PT Barata Indonesia.

"Hidup itu tidak lepas dari pilihan. Kalau saya tetap berada di private sector, dampak dari yang saya kerjakan, hanya dirasakan secara terbatas. Tetapi di Pemerintahan (BUMN), bisa berdampak untuk banyak orang,” kata Silmy Karim, saat diwawancarai eksklusif oleh Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara Darmayana di kantornya, Jakarta, Selasa (13/9).

Bagaimana tantangan menyehatkan Krakatau Steel? Silmy mengisahkan, menanganinya ternyata lebih sulit dari yang dia pikirkan. “Awalnya saya bayangkan di rentang 100. Ternyata rentang kesulitannya 300,” katanya, sambil senyum. 

Kondisi Krakatau Steel saat itu, kata dia, perusahaan merugi selama 8 tahun berturut-turut, ada dua proyek berjalan lambat, kondisi keuangan yang ngedrop, dan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) negatif. Tapi, Silmy tidak menyerah.

Dia berpikir keras, masa sih tidak ada up side yang bisa membuat Krakatau Steel tumbuh.

"Dan bersyukur, akhirnya perusahaan yang kategori sakaratul maut ini, sekarang bisa sehat. Kinerja Krakatau Steel membaik, artinya industri baja nasional selamat,” ungkap Silmy.

Setelah tumbuh sehat, kini Krakatau Steel bersiap terbang. Perseroan sukses mengantongi investasi senilai 3,5 miliar dolar AS atau setara Rp 52 triliun dari Pohang Iron and Steel Company (Posco).

Kesepakatan kerja samanya sudah ditandatangani di hadapan Presiden Jokowi di Seoul, Korea Selatan, beberapa waktu lalu. Ini menunjukkan, BUMN bisa membawa masuk investasi luar negeri. Kuncinya, investor merasa nyaman, dan mereka juga yakin Indonesia memiliki peluang besar.

Mengapa Posco? Kata Silmy, Posco memiliki kekuatan teknologi, sangat efisien dan perusahaan yang untung. Sinergi Krakatau Steel dan Posco juga sebetulnya sudah terjalin lama. Bahkan, fasilitas Posco yang ada di Indonesia itu dikenal sebagai the most efficient iron steel making factory(pabrik pembuatan baja besi paling efisien) di dunia. Dengan kerja sama ini, Silmy yakin industri baja nasional makin kuat dan siap menjawab tantangan global yang kian berat.

Menurut Silmy, sinergi ini juga untuk menjawab tantangan Presiden, dalam kaitan Indonesia akan menjadi sentral industri mobil listrik.

“Baterai dalam proses, baja juga dalam proses. Sehingga tiga tahun ke depan, Indonesia bisa mencapai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang tinggi dalam mobil.

Menurutnya, dukungan pemerintah, terutama Menteri BUMN Erick Thohir, sangat besar untuk transformasi Krakatau Steel. Secara berkala, Kementerian BUMN memantau tahap demi tahap proses pencapaiannya.

“Persoalan Krakatau Steel semata-mata bukan hanya internal. Ada juga di lintas kementerian yang membutuhkan atensi tinggi,” tutur Silmy.

Dia yakin, industri baja tanah air sangatlah menjanjikan. Industri ini, dia sebut sebagai mother of industry. Pembangunan infrastruktur akan beriringan dengan perkembangan industri baja.

“Kita ini masuk G20, dan diprediksi menjadi kekuatan ekonomi nomor 5 dunia. Dan, seluruh negara besar itu, punya industri baja yang kuat,” katanya.

Apalagi, beberapa tahun terakhir, perhatian pemerintah ada pada sustainability economic growth (pertumbuhan ekonomi berkelanjutan) menghasilkan industri yang bernilai tambah.

Kita harus membiasakan diri. Kalau mau jadi negara besar, ya harus mau membangun industri. Dalam industri ada pertambahan nilai. Bisa membuka lapangan kerja, menghemat devisa,” papar Silmy.

Peran Krakatau Steel adalah mendorong dan mensukseskan program-program pemerintah. Salah satunya, ikut berkontribusi pada pembangunan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan.

Bagaimana upaya Krakatau Steel menekan impor baja? Menurut Silmy, rata-rata impor baja saat ini 5 juta ton per tahun. Yang langsung bersaing dengan produk Krakatau Steel ada di kisaran 3 juta ton.

“Dari jumlah 3 juta ton saingan kita itu, dengan dukungan dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, mudah-mudahan bisa kita turunkan 50 persen,” harapnya.

Caranya, dengan menjaga daya saing, layanan dan inovasi produknya. Jangan sampai hanya berlomba-lomba bikin produk murah. “Kalau itu terjadi, nanti pelanggan yang jadi korban,” ujarnya.

Bertahan Di Saat Pandemi

Ketika pandemi Covid-19 melanda, tantangannya luar biasa. Marketmenurun, operasional logistik terganggu karena penetapan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Krakatau Steel berusaha keras menjaga industri ini agar jangan sampai mati. 

“Kalau mati, lalu digantikan baja impor. Industri baja kita nanti tinggal kenangan,” kata Silmy.

Makanya, Krakatau Steel bersyukur bisa masuk dalam program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional). Dana PEN ditujukan untuk menjaga pelaku industri hilir dan pengguna agar mendapatkan keleluasaan, sehingga tidak membayar tagihan keras.  Ada proses di mana mereka di-support agar pabriknya tetap jalan.

“Kami turun ikut membangun percaya diri mereka, agar jangan matikan pabrik. Kami yakinkan, saat PPKM dicabut, akan ada lonjakan permintaan,” paparnya.

Kemudian, dari sisi tata niaga, dijaga supaya tidak terjadi syok. Dicek, apakah harganya terlalu tinggi atau rendah. Diberikan informasi dari lembaga kredibel, tentang pasar baja, agar tenang dalam berbisnis. 

“Kami yakin, industri baja akan tetap tumbuh. Karena hampir semua industri ada unsur bajanya,” tegas Silmy.

Bagaimana resep agar SDM tetap bersemangat? Kata Silmy, setiap karyawan memiliki mimpi dan harapan. Yang muda,  wanita, diberi kesempatan menduduki posisi strategis. Sesuai program Menteri BUMN yang concern pada pentingnya peran anak muda dan capaian gender di kantor-kantor BUMN.

“Contohnya, kita beri kesempatan untuk pegawai usia di bawah 35 menjadi dirut di anak perusahaan. Atau BOD-1, seperti posisi Vice President,” katanya. 

Program lainnya untuk menyemangati karyawan adalah pemberian bonus dan insentif. Misalnya, untuk yang bisa menghemat biaya sampai Rp 10 miliar per tahun, direkturnya diberikan bonus khusus. “Ini memacu mereka kerja lebih efisien,” ujarnya. 

Dia bilang, karier berkembang sesuai prestasi dan kemampuan. Tidak urut kacang. “Yang bagus, diberikan kesempatan, dibina dan didorong. Bahkan diberikan tambahan keterampilan formal dan informal,” tuturnya.

 Krakatau Steel juga memiliki kepedulian terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat. Sejumlah industri kecil yang ada kaitannya dengan baja, dibantu pembinaan dan pemodalannya. Seperti membuat cangkul, golok dan produk lainnya yang langsung ke konsumen. Juga ada latihan wirausaha di lingkungan pabrik.

 Usaha kecil yang ada di sepanjang Jalan Anyer, Cilegon, Banten, area dekat pabrik Krakatau Steel, dirapikan, sehingga tidak kumuh. Lalu diberikan lokasi yang tertata agar mereka bisa berjualan dengan tenang dan tidak mengganggu jalur logistik di sepanjang Jalan Anyer. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo