Omzet Pedagang Perlengkapan Sekolah Di Lebak Anjlok
Dipicu Pelemahan Daya Beli

LEBAK - Sejumlah pedagang perlengkapan alat sekolah di wilayah Kabupaten Lebak, tengah mengalami penurunan omzet penjualan di pergantian tahun ajaran baru sekolah saat ini.
Pedagang di Pasar Sampay, Kecamatan Warunggunung, Husen mengungkapkan, pendapatan mereka di libur tahun ajaran baru saat ini, omzet yang diperoleh tak sampai setengahnya jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau dulu pas hari libur kenaikan kelas, saya bisa dapat Rp 3-4 juta per hari. Tapi sekarang selama libur ini, mau dapat Rp 300.000 sehari saja susah,” keluh Husen kepada wartawan, Rabu (2/7/2025).
Dia mengatakan, anjloknya penjualan tak hanya terjadi di toko miliknya, namun beberapa toko serupa juga mengeluhkan hal sama. Kondisi ini jauh lebih parah jika tidak ada momen pergantian tahun ajaran atau sudah memasuki masa-masa sekolah.
Menurutnya, ada dua penyebab anjloknya penjualan perlengkapan sekolah. Pertama, para pedagang konvensional di pasar gagal mendapatkan perlindungan dari persaingan dengan online dan daya beli masyarakat di Lebak yang sedang lemah.
“Para orang tua biasanya menunda beli baju, tas atau yang lainnya. Kalau hanya naik kelas, biasanya masih pakai yang lama. Kecuali buku atau alat tulis, itu yang ngangkat pendapatan,” jelasnya.
Husen membandingkan keadaan tokonya beberapa tahun lalu dengan saat ini. Sebelumnya maraknya pasar online, tiap hari ratusan ibu-ibu dan anaknya mengantre di depan tokonya untuk membeli perlengkapan sekolah baru. Namun saat ini, toko perlengkapan sekolah miliknya rata-rata hanya dikunjungi 5-6 calon pembeli per hari.
“Saya heran harga toko online bisa jauh lebih murah. Bahkan saya sering lihat harga yang mereka jual itu sama dengan modal yang saya keluarkan. Gak sehat ini,” keluhnya lagi.
Senada, pedagang lain, Ani juga mengeluhkan hal yang sama. Lebih parah, sejak awal tahun ia harus merumahkan dua orang karyawannya lantaran tak sanggup membayar upah mereka. Kondisi itu ungkapnya, sudah menggambarkan betapa sulitnya para pedagang perlengkapan sekolah di Kabupaten Lebak.
“Ongkos untuk bayar karyawan sekarang malah jatuhnya kayak beban operasional baru. Saking sepinya toko, akhirnya dengan terpaksa saya rumahkan. Sekarang hanya dibantu suami,” katanya.
Saat ini, kata Ani, banyak toko yang berjualan tidak kuat bertahan alias tutup total. Dia berharap, pemerintah bisa menutup sistem penjualan online, agar penjualan di tokonya bisa kembali normal. “Harapan saya sih mau maju lagi seperti dulu, pembeli banyak yang datang, terutama harapan saya mah online itu ditutup jangan diadain lagi lah," tandasnya.(*)
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 23 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu