Pameran Water Indonesia 2025 Bakal Digelar di JIExpo
Dorong Tata Kelola Transformasi Air Indonesia dan ASEAN

JAKARTA - Pameran Water Indonesia 2025 akan digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran sebagai bagian dari platform terintegrasi Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025, pada 10-13 September 2025. Event yang dilaksanakan untuk keempat kalinya ini untuk memperkuat peran Indonesia dalam mendorong tata kelola air yang berkelanjutan serta mengukuhkan posisinya di jejaring pameran air terbesar se-Asia Tenggara.
Water Indonesia merupakan bagian dari rangkaian ASEAN Water Series, yang juga meliputi AsiaWater (Kuala Lumpur), Thai Water (Bangkok), CamWater (Phnom Penh), VietWater (Ho Chi Minh City), dan Water Philippines (Manila).
Ajang ini menjadi titik temu penting antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan komunitas dalam menjawab tantangan sektor air, mulai dari akses air bersih, pengolahan air limbah, hingga pemenuhan kebutuhan industri dalam menghadapi tekanan lingkungan dan urbanisasi.
Water Indonesia 2025 menjadi momentum penting untuk memamerkan teknologi terbaru dan solusi inovatif dalam pengelolaan air, sekaligus mempertemukan para pemangku kepentingan lintas sektor.
Country Manager Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari menjelaskan, transformasi tata kelola air menuntut pendekatan kolaboratif dan integratif, mengingat meningkatnya tekanan terhadap ketersediaan air akibat urbanisasi, ekspansi industri, dan perubahan iklim.
“Dengan menekankan keberlanjutan, kolaborasi, dan inovasi, Indonesia dapat memastikan ketahanan air jangka panjang. Water Indonesia hadir sebagai panggung strategis untuk menjawab tantangan ini dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau,” ujar Lia seperti dikutip dari RM.id, Jumat (4/7/2025).
Pameran ini menghadirkan solusi pengelolaan air dan sanitasi dari berbagai negara, serta teknologi seperti filtrasi modern, daur ulang air limbah industri, dan sistem pemantauan air berbasis digital, yang semakin relevan dengan kebutuhan sektor konstruksi, energi, makanan dan minuman, serta manufaktur lainnya.
Meskipun berbagai kemajuan telah dicapai, tantangan distribusi dan akses air masih cukup besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, 92,64 persen rumah tangga telah memiliki akses terhadap air minum layak. Namun, ketimpangan antara wilayah perkotaan (96,56 persen) dan pedesaan (87,06 persen) masih tinggi. Daerah seperti Papua Pegunungan hanya mencatat akses air layak sebesar 30,64 persen, jauh tertinggal dibanding DKI Jakarta yang hampir mencapai 100 persen.
Situasi ini semakin diperburuk oleh musim kemarau panjang yang melanda berbagai wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Proyeksi tahun 2050 menunjukkan bahwa sekitar 50 persen populasi Indonesia akan menghadapi kekurangan air bersih, dan 17 persen di antaranya dalam kondisi kekurangan absolut.
Pemerintah telah menetapkan target dalam RPJMN 2025–2029, termasuk peningkatan kapasitas tampungan air nasional hingga 63 m³/kapita serta perluasan jaringan air siap minum perpipaan di perkotaan hingga 51,36 persen.
Namun, tantangan besar juga muncul dari sektor pembiayaan. Kebutuhan investasi infrastruktur air nasional hingga tahun 2030 diperkirakan mencapai Rp 26.380 triliun, jauh melebihi kapasitas pembiayaan negara.
Lia menegaskan, solusi penyediaan air tidak bisa dilakukan secara sektoral. Skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) telah terbukti mampu mengatasi sebagian dari hambatan pendanaan. Proyek seperti SPAM Regional Jatigede dan SPAM Kota Denpasar menjadi model kolaborasi yang sukses, memperluas cakupan air bersih sekaligus memperkuat kemitraan publik-swasta.
Lembaga keuangan seperti PT. Indonesia Infrastructure Finance (IIF) juga memainkan peran penting. Hingga kini, IIF telah mendukung proyek air bersih yang menjangkau lebih dari 1,3 juta rumah tangga, dengan pendekatan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk menjamin keberlanjutan.
Tidak hanya fokus pada penyediaan, Water Indonesia 2025 juga mengusung konsep circular water economy, yakni pengelolaan air limbah menjadi sumber daya baru yang dapat dimanfaatkan kembali oleh industri. “Circular water economy bukan sekadar inovasi, tetapi sebuah keharusan. Penggabungan teknologi, kebijakan, dan partisipasi industri sangat krusial dalam menciptakan ketahanan air,” ujar Lia.
Selain itu, pendekatan berbasis alam seperti restorasi lahan basah, perlindungan daerah aliran sungai, serta integrasi energi terbarukan dalam proses pengolahan air juga menjadi sorotan utama dalam pameran ini.
Menurut laporan Kementerian Perindustrian (2024), sektor makanan dan minuman yang menyumbang lebih dari 38 persen terhadap PDB sektor manufaktur, memiliki konsumsi air sebesar 6.000-8.000 liter per ton produk. Hal ini menunjukkan pentingnya pengelolaan air berkelanjutan sebagai prasyarat operasional industri strategis seperti manufaktur, energi, farmasi, tekstil, dan konstruksi. Gangguan terhadap pasokan atau penurunan kualitas air dapat menimbulkan risiko besar terhadap produktivitas dan kepatuhan lingkungan industri.
Water Indonesia 2025 juga menampilkan berbagai solusi khusus untuk sektor konstruksi, mulai dari manajemen air di proyek berskala besar hingga integrasi sistem air ramah lingkungan yang sesuai dengan tren pembangunan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari ASEAN Water Series, Water Indonesia menjadi tonggak penting bagi diplomasi teknologi dan kolaborasi kawasan. Setelah sukses di Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh, dan menjelang penyelenggaraan di Ho Chi Minh City dan Manila, edisi keempat Water Indonesia mempertegas kepemimpinan Indonesia dalam sektor air dan lingkungan hidup di Asia Tenggara.
“Water Indonesia 2025 bukan hanya ajang pameran, tapi sebuah ekosistem strategis untuk mempertemukan inovasi dan kebijakan. Ini adalah panggilan bagi semua pemangku kepentingan untuk berperan aktif,” kata Lia.
Ajang ini juga menghadirkan sejumlah perusahaan ternama yang menjadi magnet utama pameran, antara lain Wilo Pumps Indonesia, Mitra Bangunan Abadi, dan Hoco Asia Industry, yang memperkenalkan teknologi terkini dalam bidang pompa industri, solusi infrastruktur air, dan konstruksi ramah lingkungan.
Water Indonesia menjadi bagian dari rangkaian IEE Series 2025, yang akan berlangsung selama dua pekan penuh, yaitu pada 10-13 September dan 17-20 September 2025 di JIExpo Kemayoran. Rangkaian ini mencakup pameran dari berbagai sektor energi, rekayasa teknik, hingga konstruksi yang saling terintegrasi dalam satu platform.
Dengan mengusung semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan, Water Indonesia 2025 diharapkan menjadi wahana penguatan daya saing nasional sekaligus penggerak transformasi tata kelola air menuju masa depan yang lebih tangguh dan inklusif.(*)
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 8 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu