Gubernur Cerita Pahit Masa Kecil Ke Siswa Sekolah Rakyat Tangsel

SERPONG UTARA - Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kini resmi beroperasi. Ditandai dengan dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Jumat (15/8) lalu.
MPLS yang sekaligus juga menjadi momen awal operasional sekolah rakyat ini, dihadiri langsung Gubernur Banten, Andra Soni.
Andra mengaku memiliki kisah masa kecil yang serupa dengan para siswa SRMA. “Seandainya Sekolah Rakyat ini sudah ada ketika saya bersekolah dulu, mungkin saya juga akan menjadi salah satu pesertanya. Saya pernah terlambat membayar biaya sekolah, minder karena berasal dari keluarga kurang mampu, namun pendidikan mengubah hidup saya,” ungkapnya.
Andra Soni menegaskan, SRMA 33 adalah wujud nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Tidak hanya biaya pendidikan yang ditanggung penuh, para siswa juga mendapat fasilitas lengkap, seperti tempat tinggal, pakaian, makan, perlengkapan sekolah, hingga layanan kesehatan.
“Sekarang orang tua kalian bertambah, ada Bapak Prabowo yang menjadi orang tua kalian juga. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Bukan garis keturunan yang menentukan masa depan, tapi kerja keras dan pendidikan,” pesannya.
Sementara, Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan turut hadir menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan provinsi atas berdirinya SRMA 33.
“Langkah ini sangat berarti, terutama bagi anak-anak di Desil 1 dan 2 data Kementerian Sosial. Di sini, kalian tidak hanya dibekali ilmu akademis, tapi juga karakter, keterampilan hidup, dan akhlak mulia,” ujarnya.
Dari 150 siswa yang memulai MPLS, 17 di antaranya berasal dari Kota Tangerang Selatan, sementara sisanya datang dari berbagai kabupaten/kota lain di Provinsi Banten.
Program ini diharapkan menjadi awal dari perubahan hidup, membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah, dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas 33 Kota Tangsel, Gina Intana Dewi menuturkan, siswanya terdiri 150 orang dengan rincian 80 perempuan dan 70 laki-laki.
Ratusan siswa tersebut akan diajar oleh guru-guru profesional, berjumlah 15 orang. Selain itu, sekolah rakyat ini juga memiliki 13 orang wali asuh.
"Serta 2 Wali Asrama. Satu Wali Asuh bertanggung jawab terhadap 12-13 siswa. Untuk wali asrama masing-masing bertanggung jawab untuk asrama laki-laki dan perempuan," paparnya.
Sementara, para siswa juga disediakan asrama dengan kapasitas 4 orang. "Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SRMA 33 Tangerang Selatan, yaitu 6 ruang kelas, 3 laboratorium, kamar siswa, kamar guru dan tenaga pendidik, perpustakaan, dapur, ruang makan, aula, unit Kesehatan siswa, ruang guru, ruang bimbingan konseling, ruang ibadah, dan lapangan olahraga," lanjutnya.
Gina menerangkan, kurikulum mengacu pada standar nasional Kemendikdasmen ditambah dengan pendidikan karakter.
"Yang menguatkan pada nilai kepemimpinan, spiritualitas, cinta tanah air, dan komunikasi. Sehingga tidak hanya menghasilkan lulusan yang unggul dalam akademik saja, tapi juga nilai akhlak, karakter kepemimpinan, penguasaan bahasa dan entrepeneurship," terangnya.
Pantauan di lokasi, ratusan siswa tiba ke sekolah dengan diantar oleh orang tuanya. Momen haru pun menyelimuti pembukaan sekolah tersebut.
Selama mereka menempuh pendidikan di sekolah tersebut, para siswa akan berpisah sementara dengan orangtuanya. Mereka akan tinggal di asrama.
Meski kesedihan menyelimuti momen perpisahan itu, namun langkah mereka diikuti dengan semangat dan harapan besar. Melalui pendidikan gratis ini, mayoritas dari mereka ingin mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik lagi.
Olahraga | 16 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 19 jam yang lalu