TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Tukang Tahu Bulat Cabuli Bocah Di Pamulang

Polisi Duga Masih Ada Korban Lain

Reporter: Idral Mahdi
Editor: Redaksi
Senin, 29 September 2025 | 07:00 WIB
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel, Ipda Abdurrochman Ismail ungkap kasus asusila yang diduga dilakukan oleh seorang pedagang di Pamulang.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel, Ipda Abdurrochman Ismail ungkap kasus asusila yang diduga dilakukan oleh seorang pedagang di Pamulang.

PAMULANG-Pedagang tahu bulat yang ditangkap warga di Pamulang sudah melakukan aksi cabulnya terhadap anak-anak sebanyak 10 kali. Polisi menduga tak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah. 

 

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel, Ipda Abdurrochman Ismail mengatakan, berdasarkan pengakuannya, pelaku sudah mencabuli anak tersebut sedikitnya 10 kali. “Sementara dari bulan Agustus sampai September lebih dari 10 kali,” kata Ismail. 

 

Ismail menerangkan, hingga saat ini baru satu korban yang telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Meski demikian ia menduga masih terdapat anak lain di luar sana yang menjadi korban pencabulan.

 

Oleh karena itu dia menghimbau kepada para orang tua untuk tidak takut membuat laporan kepada pihak kepolisian, jika didapati anak mereka juga turut menjadi korban.

 

“Untuk saat ini baru satu yang melaporkan, tapi tidak menutup kemungkinan ada korban-korban lain..Kami himbau kepada masyarakat, kira-kira ada yang merasa jadi korban silahkan datang ke Polres Tangsel untuk melaporkan kejadian,” pungkasnya. 

 

Diketahui, warga Pamulang dibuat geger setelah seorang pedagang tahu bulat berinisial AT (32) diringkus warga karena diduga mencabuli anak laki-laki di area Pamulang Community Cente r (PCC) pada Kamis (25/9) malam. 

 

Peristiwa itu terbongkar ketika sejumlah warga curiga melihat pelaku sering membawa anak kecil ke lokasi yang gelap. Kecurigaan tersebut akhirnya terbukti setelah warga memergoki pelaku melakukan aksi cabul sekitar pukul 18.30 WIB.

 

 Ketua RT setempat, Sambang (46) menuturkan  bahwa warga langsung mengamankan pelaku dan melakukan interogasi di tempat. Saat diperiksa, warga kemudian mendapati video asusila tersimpan di handphone milik AT. “Setelah kita interogasi di sini, handphone-nya dicek, ternyata ada video asusila,” katanya. 

 

Menurut Sambang, video tersebut memperlihatkan pelaku tengah melakukan tindakan pelecehan terhadap seorang anak laki-laki. Dari rekaman itu, terlihat bahwa video dibuat di dalam sebuah ruangan.

 “Dia juga ngaku yang dalam video itu anak Muncul, tapi buat videonya di Bojong Sari, Depok. Diduga itu rumah kontrakannya,” ungkap Sambang.

 

Kepada warga, pelaku AT mengaku telah melakukan pelecehan dengan cara memainkan alat kelamin korban. Atas pengakuan tersebut, warga segera menyerahkan pelaku ke pihak kepolisian. Saat ini, pelaku diamankan di Polres Tangsel untuk menjalani pemeriksaan intensif.

 

Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Tangsel, Tri Purwanto mengungkapkan, bahwa korban pencabulan yang dilakukan pedagang tahu bulat itu kini mengalami trauma dan ketakutan. Tim pendamping dari UPTD PPA Tangsel bahkan langsung mendatangi rumah korban pada Jumat (26/9).

 

“Meski korban dihantui rasa ketakutan, tapi tetap komunikatif ketika didatangi oleh tim. Namun rasa takut itu nyata, bahkan keluarga khawatir jika pelaku sudah bebas nanti akan mencari korban lagi,” ujar Tri.

 

Ia menegaskan, bahwa ketakutan yang dialami korban wajar, mengingat usia korban masih anak-anak. “Intinya rasa takut itu masih kuat, apalagi untuk anak-anak seusia dia,” tambahnya.

 

Menyadari kemungkinan adanya korban lain, UPTD PPA Tangsel telah membuka posko pengaduan. Tri mengimbau masyarakat maupun pihak RT segera melapor bila ada anak lain yang pernah menjadi korban. “Kami sudah sampaikan, kalau memang ada lebih dari satu korban, silakan hubungi kami,” ungkapnya. 

 

Selain membuka posko, UPTD PPA juga siap memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada korban maupun keluarga. Tri mengakui, sering kali korban enggan melapor karena diliputi rasa takut dan malu. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar orang tua maupun masyarakat proaktif mendampingi anak-anak.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit