Pemimpin Dunia Silih Berganti Temui Presiden Prabowo

JAKARTA – Para pemimpin dunia silih berganti menemui Presiden Prabowo Subianto. Sehari setelah menerima Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa, kali ini giliran Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva yang berkunjung ke Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

 

Lula da Silva tiba di Istana Negara pukul 10.07 WIB dengan mobil kenegaraan Mercedes-Benz hitam. Iring-iringannya disambut meriah ratusan pelajar yang mengibarkan bendera Indonesia dan Brazil di sepanjang jalur menuju Istana Merdeka.

 

Presiden Prabowo menyambut hangat kedatangan Lula da Silva di pilar Istana Merdeka. Keduanya berpelukan dan berjabat tangan sebelum bersama-sama menuju lokasi upacara kenegaraan. Setelah melakukan inspeksi pasukan kehormatan dan penghormatan bendera kebangsaan, kedua pemimpin negara melanjutkan agenda ke Ruang Kredensial untuk menggelar pertemuan bilateral.

 

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo dan Lula da Silva menyaksikan penandatanganan delapan kerja sama strategis antara Indonesia dan Brazil. Bidang kerja sama itu mencakup energi dan pertambangan, sains dan teknologi, pertanian, statistik, serta kemitraan antarpelaku usaha dan kamar dagang dari kedua negara.

 

Kesepakatan ini melibatkan sejumlah kementerian, lembaga, dan badan usaha seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Karantina Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), PLN, Pertamina, Danantara, serta Kadin Indonesia.

 

Dalam konferensi pers usai pertemuan, Presiden Prabowo mengungkapkan potensi peningkatan nilai ekonomi dari delapan kesepakatan tersebut mencapai 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp83 triliun. “Nilainya signifikan,” ujarnya.

 

Prabowo menilai Brazil dan Indonesia memiliki banyak kesamaan karakter dan kepentingan, terutama dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

“Brazil dan Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki kekuatan besar. Saya banyak terinspirasi dari kepemimpinan Presiden Lula, karena kita memiliki tujuan yang sama — kesejahteraan rakyat,” ucapnya.

 

Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Brazil terhadap proses penerimaan Indonesia sebagai anggota BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa).

 

“Terima kasih kepada Presiden Lula atas kepemimpinan Anda di BRICS. Di bawah kepemimpinan beliau, Indonesia menjadi negara yang paling cepat diterima di BRICS,” kata mantan Menteri Pertahanan itu.

 

Ia pun mengaku bahagia dapat menyambut langsung sahabatnya di Jakarta.

 

“Saya masih ingat sambutan hangat Anda ketika kami berkunjung ke Brazil. Sekarang, giliran saya menyambut Anda di sini. Saya sangat senang melihat Anda di Jakarta,” tutur Prabowo.

 

Sementara itu, Presiden Lula da Silva menegaskan hubungan ekonomi kedua negara berpotensi tumbuh jauh melampaui angka 6 miliar dolar AS. Menurutnya, populasi besar Indonesia dan Brazil yang jika digabung mencapai hampir 500 juta jiwa menjadi kekuatan penting bagi pertumbuhan ekonomi global.

 

“Indonesia dan Brazil memiliki potensi menjadi kekuatan strategis dalam peta ekonomi dunia,” tegasnya.

 

Lula juga menyoroti peningkatan nilai ekspor agribisnis Indonesia ke Brazil yang pada 2024 menempati peringkat kelima dunia. Meski demikian, menurutnya angka tersebut masih jauh dari potensi maksimal yang bisa dicapai kedua negara.

 

Usai pembahasan kerja sama bilateral, Prabowo dan Lula menggelar perayaan ulang tahun bersama. Kebetulan, keduanya sama-sama lahir di bulan Oktober — Prabowo pada 17 Oktober dan Lula pada 27 Oktober.

 

Perayaan yang bersifat tertutup itu digelar di halaman tengah Istana Negara pada malam hari. Sejak siang, sejumlah pramusaji terlihat mempersiapkan berbagai hidangan dan dekorasi untuk pesta tersebut.

 

Sehari sebelumnya, Presiden Prabowo juga menerima Presiden Afsel Cyril Ramaphosa untuk mempererat kerja sama ekonomi di forum BRICS. Indonesia dan Afsel kini menjadi anggota penuh BRICS bersama Brazil, Rusia, India, China, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.