Dinkes Siapkan Imunisasi Tanggap Wabah
Kasus Campak Meningkat & Satu Orang Meninggal
TANGERANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mencatat peningkatan kasus campak sejak Maret 2025. Tren yang sempat naik turun kini kembali menunjukkan lonjakan alias ngegas pada November ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Tangerang, dr Yumelda Ismawir mengatakan, sebagian besar kasus menyerang anak-anak di bawah lima tahun dengan sekitar 80 persen pasien positif campak belum pernah divaksin.
“Kasus campak di Kota Tangerang sekarang memang trennya meningkat. Tidak hanya di Kota Tangerang, tapi juga di kota/kabupaten lain di Banten. Dari kasus yang ada, sekitar 80 persen pasien positif campak belum divaksin,” ungkap dr Yumelda, Senin (10/11) saat ditemui usai mengikuti Peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna Tangerang.
Namun sayangnya Yumelda mengaku tidak hapal terkait jumlah penderita. “Kalau jumlah semuanya ada di kantor,” terangnya.
Ia menjelaskan, penambahan kasus tertinggi sebelumnya terjadi di Kecamatan Cipondoh, namun kini kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Karawaci, tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Gondrong dan Puskesmas Pasar Baru.
“Kalau sebelumnya paling banyak di Cipondoh, bulan ini laporan terbanyak ada di Karawaci, di dua puskesmas tersebut,” ucapnya.
Menurutnya, gejala campak biasanya diawali dengan demam tinggi, batuk, pilek dan munculnya ruam merah di kulit. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah bercak putih di tenggorokan karena bisa menyebabkan komplikasi berat seperti pneumonia.
Dia menjabarkan, hingga sekarang Dinkes Kota Tangerang mencatat satu pasien meninggal dunia, namun penyebab kematian belum dapat dipastikan sepenuhnya akibat campak. “Dari semua kasus yang ada, memang ada satu orang yang meninggal. Tapi penyebabnya belum bisa dipastikan karena pasien memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Jadi tidak murni disebabkan oleh campak,” terangnya.
Dinkes Kota Tangerang kini tengah mempersiapkan pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi tanggap wabah di Kecamatan Karawaci dan Kecamatan Pinang. “Kami kini sedang pendataan untuk pelaksanaan ORI di dua kecamatan itu. ORI ini outbreak immunization, jadi kita sweeping masyarakat yang belum divaksin untuk segera diberikan imunisasi,” jelasnya.
Yumelda menyampaikan, program ORI hanya dilaksanakan di wilayah yang ditemukan kasus positif, sementara pasien yang sudah terinfeksi akan langsung mendapat penanganan medis di rumah sakit sesuai tata laksana penyakit campak. “Yang sudah terkena tidak divaksin lagi, tapi langsung ditangani di rumah sakit,” terangnya.
Dirinya menerangkan, setiap kasus dugaan campak akan dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium. “Jika ada pasien dengan gejala campak, sampelnya kami kirimkan ke laboratorium di Jakarta untuk memastikan apakah positif campak atau bukan,” ungkapnya.
Lalu, anak yang belum divaksin berisiko lebih tinggi mengalami gejala berat dibandingkan anak yang sudah divaksin. “Kalau belum divaksin, mereka tidak punya daya tahan tubuh terhadap virus campak. Beda dengan yang sudah divaksin, karena sudah punya kekebalan, jadi kalau pun terkena, gejalanya tidak berat,” bebernya.
Dinkes mengimbau masyarakat agar aktif melengkapi imunisasi dasar anak di posyandu atau puskesmas terdekat. “Negara dengan cakupan vaksinasi tinggi tidak mengalami lonjakan kasus seperti sekarang. Jadi kami berharap masyarakat tidak menunda imunisasi,” tegasnya.
Senada, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni yang ditemui juga membenarkan terjadinya lonjakan kasus Campak di Kota Tangerang. Maka dari iru akan mengejar pemberian vaksin. “Kita mulai gencarkan ORI,” singkatnya.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu


