Nelayan Diimbau Tak Memaksakan Melaut
Diprediksi Angin Kencang Melanda Pesisir Pandeglang
PANDEGLANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, mengimbau kepada masyarakat khususnya para nelayan, agar mewaspadai potensi angin kencang menerjang pesisir Selatan Pandeglang.
Sebab, berdasarkan peringatan dini BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), wilayah pesisir Selatan Pandeglang berpotensi dilanda angin kencang beberapa hari ke depan.
Kepala BPBDPK Kabupaten Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan mengimbau, kepada nelayan agar mewaspadai terjadi angin kencang. “Menurut informasi dari BMKG angin kencang akan menerjang wilayah pesisir selatan Pandeglang dalam beberapa hari ke depan. Terhitung dari tanggal 16-18 November 2025,” kata Riza, Senin (17/11).
Angin kencang dengan kecepatan kurang lebih 20 Knot akan menerjang wilayah pesisir Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Cibaliung dan Kecamatan Cikeusik. Oleh karena itu ia mengimbau kepada nelayan agar tidak memaksakan diri melaut.
Sebab jelasnya, fenomena angin kencang dapat menyebabkan gelombang tinggi di perairan selatan Pandeglang. Sehingga dapat beresiko terhadap aktivitas pelayaran, nelayan tradisional dan masyarakat pesisir.
“Tunda sementara aktivitas melaut, apabila kecepatan angin tinggi. Apalagi jika terjadi gelombang tinggi melebihi batas aman, sebaiknya hentikan aktivitas,” imbaunya.
Selain itu, Riza mengingatkan, agar para nelayan memastikan perlengkapan alat keselamatan di kapal dapat berfungsi dengan baik. Begitu juga katanya lagi, masyarakat yang beraktivitas di pesisir agar menjauhi area pantai saat terjadi angin kencang atau ombak tinggi.
“Pantau selalu informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG. Hal itu, agar dapat membantu mengetahui kondisi cuaca sebelum menjalankan aktivitas sehari-hari,” pungkasnya.
Terpisah, salah seorang nelayan Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Jayadi mengungkapkan, semalam (Minggu malam) ombak mulai melandai.
“Malam memang tidak tinggi, tapi tadi pagi sudah mulai gelombang tinggi lagi. Sebetulnya ini berbahaya bagi nelayan,” katanya.
Namun, diungkapkan Jayadi, gelombang tinggi yang terjadi masih dapat dilalui, karena kebutuhan ekonomi sangat mendesak. “Anak banyak, butuh buat jajan. Jadi saat gelombang tinggi juga kita terpaksa melaut,” katanya.
Pada saat kondisi cuaca buruk seperti sekarang ini, Jayadi memilih, melakukan aktivitas penangkapan ikan tidak berlama-lama dan hanya hitungan jam, lalu pulang lagi.
“Dalam kondisi cuaca buruk, jadi hasil tangkap juga ya sedikit karena ketika cuaca sudah mulai tak menentu kita pulang demi keselamatan,” tandasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu



