TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

SEA Games 2025

Indeks

Dewan Pers

Jembatan Miring 20 Derajat, Nyawa Dipertaruhkan

Warga Desa Cikeusik Desak Pemerintah Segera Membangun

Reporter: Nipal
Editor: Redaksi
Rabu, 10 Desember 2025 | 09:00 WIB
Anak-anak sekolah bersama warga Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, terlihat berhati-hati saat melintasi jembatan Blengbeng yang sudah miring dan rusak parah, beberapa waktu lalu.
Anak-anak sekolah bersama warga Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, terlihat berhati-hati saat melintasi jembatan Blengbeng yang sudah miring dan rusak parah, beberapa waktu lalu.

PANDEGLANG - Kondisi jembatan Blengbeng yang melintasi Sungai Cikayang, sudah mengalami kemiringan 20 derajat hingga nyaris roboh. Kondisi itu tak menyurutkan dan bahkan warga Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, rela mempertaruhkan nyawanya agar tetap bisa beraktivitas.

 

Wajar saja warga rela bertaruh nyawa, sebab jembatan Blengbeng memiliki panjang 52 meter dan lebar 2 meter, dengan konstruksi dari kayu, papan dan bambu itu merupakan jembatan utama untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

 

Maka dari itulah, warga mendesak pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, segera membangun jembatan tersebut.

 

Salah seorang warga Desa Cikeusik Rudi mengungkapkan, bahwa perbaikan darurat telah berkali-kali secara gotong-royong bersama TNI, Polri, dan perangkat desa. “Sudah beberapa kali diperbaiki, namun karena struktur jembatan tidak permanen, kerusakan terus berulang. Banyak warga yang trauma, terutama saat musim hujan,”  kata Rudi, Selasa (9/12).

 

Dia menegaskan, kondisi jembatan pada saat musim hujan licin dan rawan membuat orang kepeleset. Makanya warga sangat mengharapkan jembatan tersebut, segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Pandeglang dan Provinsi Banten.

 

“Kami berharap pihak pemerintah terkait segera membangun jembatan permanen, supaya anak sekolah aman dan aktivitas masyarakat seperti petani serta pelaku usaha bisa kembali lancar,” harapannya.

 

Senada, salah seorang siswi, Sani mengungkapkan, merasa takut ketika  harus melewati jembatan itu. Akan tetapi karena akses itu satu-satunya yang paling dekat, dia bersama teman-temannya memaksakan melintas.

 

“Setiap mau sekolah saya selalu melewati jembatan ini, sekarang jembatannya mau roboh. Saya berharap segera dibangunkan jembatan baru, supaya saya sama teman-teman bisa melintas dengan nyaman,” harapannya.

 

Sementara, Danramil 0116/Cikeusik, Kodim 0601 Kabupaten Pandeglang, Kapten Inf Purgiarto membenarkan, kondisi jembatan Blengbeng dalam kondisi memprihatinkan. Sebab, sudah mengalami kerusakan cukup parah.

 

“Konstruksi bangunan jembatan sudah miring 20 derajat, sehingga membahayakan keselamatan jiwa anak sekolah dan warga,” ungkap Kapten Inf Purgiarto.

 

Katanya, kondisi bangunan jembatan yang sudah miring itu telah membuat anak sekolah dan warga merasa was was saat akan melintasinya, dikarenakan takut jembatan ambruk.

 

“Jembatan ini sebelumnya ambruk pada tahun 2022 lalu, dan menyebabkan dua warga jatuh ke sungai bersama sepeda motornya, hingga mengalami luka yang cukup serius,” jelasnya.

 

Semenjak kejadian itu paparnya, masyarakat dibantu Kepala Desa (Kades), TNI, dan Polri telah lima kali melakukan perbaikan darurat secara swadaya. Namun karena hanya menggunakan material seadanya, kondisi jembatan kembali rusak.

 

“Saat ini, paku-paku pada badan jembatan sudah  kembali menonjol, papan-papan kembali melengkung dan permukaan jembatan menjadi licin saat hujan,” ungkapnya lagi.

 

Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi anak-anak sekolah yang setiap hari harus melintas untuk pergi belajar. Untuk menjaga keselamatan warga, Danramil Cikeusik Kapten Inf Purgiarto turun langsung mengecek kondisi jembatan.

 

“Pada Mei 2025 seorang warga mengalami kecelakaan dan harus mendapatkan 17 jahitan akibat terjatuh di jembatan tersebut, ini sangat miris,” ujarnya.

 

Menurutnya, apabila jembatan ini sampai putus total, masyarakat harus memutar sejauh 2,5 kilometer melalui jalan licin berbatu, dan sangat berbahaya.

 

“Terutama untuk anak-anak sekolah, demi keselamatan agar para orang tua mendampingi anak-anaknya untuk pergi sekolah saat melintas jembatan tersebut,” imbaunya.

Komentar:
Berita Terkini
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit