TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Tumbuh 14,2 Persen

Ekonomi Tetangga Lebih Hijau

Laporan: AY
Sabtu, 12 November 2022 | 14:00 WIB
Ilustrasi ekonomi. (Ist)
Ilustrasi ekonomi. (Ist)

JAKARTA - Peribahasa "rumput tetangga lebih hijau" terbukti saat kita membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Malaysia. Ekonomi Malaysia tumbuh meroket. Pertumbuhan ekonomi negeri Jiran itu, mencapai 14,2 persen secara tahunan pada kuartal III-2022. Realisasi ini hampir tiga kali lipat pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang pada periode yang sama sebesar 5,72 persen.

Gubernur Bank Negara Malaysia, Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan, lonjakan pertumbuhan ekonomi ini didorong meningkatnya permintaan domestik dan pemulihan di pasar tenaga kerja dan ekspor yang kuat. Selain itu, ada dukungan kebijakan yang berkelanjutan.

"Pemulihan pariwisata juga mampu memberikan dukungan lebih lanjut untuk kegiatan ekonomi. Secara sektoral, sektor jasa dan manufaktur terus mendorong pertumbuhan," ungkapnya, kemarin.

Nor Shamsiah mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini melebihi ekspektasi  yang diproyeksikan sebelumnya, yaitu di angka 11 persen. 

Menurut dia, ekonomi Malaysia saat ini telah pulih dengan kuat dari kemerosotan yang disebabkan pandemi, meski masih dibayangi risiko perlambatan ekonomi global.

Dengan capaian ini, Malaysia menggeser Vietnam sebagai "juara" ASEAN. Di kuartal III-2022, Vietnam "hanya" memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 13,7 persen.

Kalau dengan Indonesia, perbandingan pertumbuhan ekonomi Malaysia tersebut sangat jomplang. Di kuartal III-2022, ekonomi tumbuh 5,72 persen.

Ekonom dari Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat mengatakan, pertumbuhan ekonomi negara tetangga ini harus jadi evaluasi Pemerintah. Selama ini, Pemerintah selalu membanggakan pertumbuhan ekonomi Tanah Air yang berhasil lebih tinggi dari Amerika Serikat (1,8 persen) dan China (3,9 persen). Padahal, Indonesia masih kalah jauh bila dibandingkan dengan Vietnam yang tumbuh di level 13,7 persen dan Malaysia 14,2 persen.

Kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak optimal lantaran ada kebijakan yang menekan daya beli masyarakat. Seperti kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen, lalu ada kenaikan harga BBM yang memukul daya beli masyarakat. 

"Ini menjadi faktor terbesar ekonomi Indonesia tumbuh tidak optimal. Sebab, sektor transportasi berkontribusi tinggi pada perekonomian. Sementara kenaikan harga BBM justru berkontribusi kepada inflasi yang melemahkan daya beli masyarakat," kata Achmad. 

Hal lain yang jadi sorotan adalah  rendahnya daya serap APBN. Sejauh ini, daya serap APBN baru mencapai 61 persen dan menyisakan dana sebesar Rp 1.200 triliun. Padahal, periode 2022 hanya tersisa dua bulan lagi.

"Ini menunjukkan belanja Pemerintah belum optimal, terkesan tidak serius, dan tidak berkualitas," tandasnya.

Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/148322/tumbuh-142-persen-ekonomi-tetangga-lebih-hijau

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo