TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Gebrakan PM Anwar Ibrahim, Kabinet Ramping Gajinya Langsing

Laporan: AY
Sabtu, 26 November 2022 | 08:23 WIB
PM Malaysia Anwar Ibrahim bersama para pendukungnya. (Ist)
PM Malaysia Anwar Ibrahim bersama para pendukungnya. (Ist)

MALAYSIA - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim akan mengumumkan kabinet yang lebih ramping. Bukan cuma jumlah menterinya yang lebih sedikit. Gaji mereka juga akan dikurangi.

Usulan penurunan gaji menteri dan pengurangan ukuran kabinet sedang dibahas.

“Ukuran kabinet pasti akan lebih kecil dan saya meminta menteri-menteri baru menyetujui proposal saya untuk mengurangi gaji mereka,” ujarnya seperti dilansir media Malaysia, The Star, kemarin.

Berita Terkait : Janji Tak Terima Upah, Anwar Ibrahim Siap Turunkan Gaji Para Menteri.

“Ini masih dalam proses pembahasan dan persiapan,” ujar Anwar, dalam jumpa pers kemarin, di hari pertamanya bekerja sebagai PM ke-10 Malaysia.

Sebelumnya, Kamis (24/11), Anwar menegaskan, dia tidak akan menerima gaji sebagai PM. Prioritas utamanya adalah mengatasi meningkatnya biaya hidup.

“Saya telah mengumumkan, langkah pertama untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyat, agar mereka tidak memandang menteri dan pemimpin, terlepas dari partai, terlepas dari keyakinan, bahwa mereka hanya memikirkan gaji, kepentingan, kontrak, saham. Karena itu, saya memilih menolak gaji sebagai perdana menteri,” tegasnya.

Menurut Anwar, di lapangan, ada perkembangan positif, seperti kekuatan ringgit dan pasar saham yang menunjukkan kepercayaan warga atas penyelenggara Pemerintah.

Anwar mengatakan, pihaknya telah memerintahkan instansi-instansi Pemerintah untuk segera mengambil langkah dan menggelar pertemuan paling lambat Senin.

Anwar mengatakan, pihaknya telah memerintahkan instansi-instansi Pemerintah untuk segera mengambil langkah dan menggelar pertemuan paling lambat Senin (28/11).

Anwar diangkat sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia pada Kamis (24/11), setelah mengambil sumpah jabatan di hadapan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin AlMustafa Billah Shah.

Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran, Jawa Barat, Teuku Rezasyah menyebut, sosok Anwar merupakan pilihan terbaik untuk saat ini. Sekaligus juga pilihan terakhir yang paling tepat memimpin Malaysia di saat kritis.

Reza menyebut, kendati ada kesan intervensi Yang di- Pertuan Agong Malaysia, tapi dalam hal ini masih dalam koridor monarki konstitusional. Raja Malaysia sudah membangun konsultasi dengan partai pemenang pemilu, partai oposisi dan tokoh-tokoh industri, ekonomi, dan masyarakat Malaysia.

Harus diakui, penunjukan Anwar memang memiliki risiko tinggi. Pertama, adanya kesan ketergantungan psikologis PM pada Raja Malaysia.

“Dalam hal ini, Anwar akan merasa perlu sering berkonsultasi ke Istana, sebelum mengambil keputusan strategis,” jelasnya.

Meski dikenal memiliki intelijensia tinggi dan bekal segudang pengalaman sebagai Wakil PM, Anwar yang rentan secara kesehatan, secara psikologis akan tergantung pada dukungan dari berbagai kekuatan dalam Pakatan Harapan.

“Sehingga komposisi Menteri dalam Pemerintahan Malaysia yang baru ini akan sedikit mengurangi komposisi etnis Melayu, dan menambahkan jumlah menteri dari latar belakang etnis Tionghoa dan India,” paparnya.

Dengan segala risiko di atas, Anwar membutuhkan kerja yang sangat keras. Yakni membangun sebuah Malaysia yang bukan saja semakin demokratis, tapi juga mengembalikan ide-ide pembangunan yang revolusioner 30 tahun silam.

“Saat itu Anwar tak sempat menjalankannya, akibat lama tersingkir dari panggung kepemimpinan nasional,” pungkasnya. 

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/internasional/150430/gebrakan-pm-anwar-ibrahim-kabinet-ramping-gajinya-langsing

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo