TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Ini 5 Hal Yang Perlu Anda Tahu Tentang Imlek Dan Perayaannya Di Asia

Laporan: AY
Sabtu, 21 Januari 2023 | 13:36 WIB
Teadisi bagi-bagi uang dengan amplop merah. (Ist)
Teadisi bagi-bagi uang dengan amplop merah. (Ist)

TANGSEL - Setiap tahun, antara akhir Januari dan awal Februari, sedikitnya 2 miliar orang di seluruh dunia - mayoritas dari Asia Timur dan Tenggara, merayakan Tahun Baru Imlek.

Tahun Baru Imlek yang kali ini jatuh pada 22 Januari, banyak dimeriahkan di China, Korea Utara, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Vietnam.

Momen ini antara lain ditandai dengan kegiatan pulang kampung, merayakan liburan bersama. Sebagai tanda bakti pada keluarga. 

Berikut 5 hal yang perlu Anda tahu, mengenai Imlek di berbagai negara Asia, seperti dikutip Times, Jumat (20/1):

1. Tradisi Pulang Kampung

China, kemeriahan Imlek ditandai dengan Festival Musim Semi atau chūnji. 

Setiap tahun, hingga pandemi dimulai, ratusan juta orang China, termasuk ekspatriat dari luar negeri, kembali ke kampung halamannya untuk merayakan festival bersama keluarga mereka.

Migrasi tersebut cukup signifikan memunculkan kepadatan di berbagai titik transportasi.

Dengan pelonggaran Covid, China berharap mampu membukukan 2 miliar perjalanan domestik, yang jumlahnya hanya sekitar 70 persen dari tingkat pra-pandemi.

Bagi orang Korea, Seollal (Tahun Baru) adalah hari libur nasional selama tiga hari yang berlangsung lada H-1, H  fan H+1 Tahun Baru Imlek.

Dalam momen ini, lazimnya, warga Korea mudik untuk mengunjungi keluarga. Sebagian memilih untuk memakai pakaian tradisional yang disebut hanbok, dan melakoni permainan tradisional seperti yutnori.

2. Tahun Kelinci, Kecuali Vietnam

Menurut Kalender Lunar, 22 Januari tahun ini merupakan Tahun Kelinci. Ada 12 hewan zodiak, masing-masing ditugaskan setahun, secara bergiliran. Urutan rotasi didasarkan pada kisah Ras Besar hewan yang dipentaskan Kaisar Giok, dewa yang dihormati dalam mitologi China.

Menurut legenda, hewan-hewan tersebut menyeberangi sungai yang berarus deras untuk mencapai garis finish dengan urutan sebagai berikut: tikus, lembu, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam jantan, anjing, dan babi.

Tahun ini merupakan Tahun Kelinci. Menaungi mereka yang lahir pada tahun 2011, 1999, 1987, 1975, dan seterusnya (setiap 12 tahun).

Ciri-ciri kepribadian yang berbeda dan kekayaan tahunan  dianggap berasal dari orang yang lahir di setiap tahun zodiak.

Orang yang lahir pada tahun Kelinci, umumnya dianggap lemah lembut, cerdas, dan santai. Punya karakter ragu-ragu dan penakut.

Praktik tradisional seperti feng shui - yang merupakan filosofi China dalam mengelola aliran energi di rumah, juga sering diselaraskan dengan tahun Zodiak.

Tak seperti China yang merayakan Imlek 2023 dengan Tahun Kelinci, masyarakat Vietnam merayakannya dengan Tahun Kucing atau Tết Nguyên Dan.

Makanan memainkan peran khusus selama Tahun Baru Imlek. Selama Tahun Baru Imlek, banyak makanan yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.

3. Hidangan Imlek

Dalam perayaan Imlek, makanan yang disajikan adalah simbol keberuntungan dan kesejahteraan.

Beberapa hidangan China, terpilih menjadi sajian Imlek karena bunyi pelafalannya. Sesuai bahasa homofonik negara tersebut.

Misalnya saja, ikan. Menu makan malam Tahun Baru Imlek ini terpilih, karena pengucapan kata ikan (yu), terdengar seperti kata surplus (yu). 

Begitu pula jeruk keprok (gam), yang bunyi homofoniknya sama dengan kata emas (gam).

Di banyak budaya, ketan dianggap membawa keberuntungan dan melambangkan kebersamaan.

Bánh chưng Vietnam adalah sejenis lontong yang dibungkus dan dijalin dengan daun pisang yang secara tradisional. Disusun dalam satu ikatan seperti keluarga.

Warga Filipina, yang mayoritas beragama Katolik dengan populasi China yang signifikan, lazimnya menikmati hidangan tikoy, kue beras ketan asal Fujian yang digoreng dengan adonan telur.

Kue yang lengket ini juga melambangkan hubungan kekeluargaan yang erat.

Di Korea Selatan, tteokguk, kaldu dengan kue beras ketan yang diiris menjadi lingkaran kecil, disajikan untuk melambangkan umur panjang dan kemakmuran. Mengingat bentuknya seperti koin.

4. Bagi-bagi Uang

Tahun Baru Imlek kerap dikaitkan dengan tradisi bagi-bagi uang. Umumnya, yang tua memberi kepada yang muda.

Dalam budaya China, amplop merah yang disebut hongbao dalam bahasa Mandarin dan lai see dalam bahasa Kanton, berisi uang keberuntungan diberikan oleh orang tua kepada anak dan orang tua mereka.

Di tempat kerja, perusahaan dan manajemen puncak juga memberikan amplop merah semacam THR kepada karyawannya.

Di Vietnam, uang hadiah yang disebut tiền mừng tuổi juga ditempatkan di dalam amplop merah untuk mendoakan kesuksesan, umur panjang, dan pertumbuhan.

Awalnya, tradisi ini hanya dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak. Tetapi sekarang, orang Vietnam dapat memberikannya kepada siapa saja, tanpa memandang usia.

Sementara di Korea, anggota keluarga yang lebih tua akan memberikan mangkuk tradisional dengan cekungan dalam, untuk mendoakan kesuksesan di Tahun Baru.

Uang Tahun Baru yang disebut sebaet don, diberikan dalam tas atau amplop sutra tradisional.

5. Jepang Beda

Jepang memiliki cara yang berbeda dalam merayakan Tahun Baru Imlek  Tak seperti China dan banyak negara lain di Asia, masyarakat Jepang pada umumnya tidak merayakan Tahun Baru Imlek. Meski tak selalu begitu.

Tak lama setelah restorasi Meiji tahun 1868, yang menandakan transformasi politik besar-besaran di Negeri Sakura, Jepang mengadopsi kalender Gregorian Januari hingga Desember yang terdiri dari 365 hari. Menempatkan Tahun Baru sipil dan budaya Jepang pada 1 Januari.

Namun, penduduk lokal di Chinatown utama negara itu, seperti di Yokohama, Nagasaki, dan Kobe masih merayakannya, meski dalam skala yang jauh lebih kecil.

Di Okinawa, penduduk menyebut hari raya itu sebagai Soguwachi. Ada tradisi doa keluarga dan mempersembahkan makanan musiman kepada Buddha.

Meskipunsecara resmi mengadopsi kalender Gregorian, Jepang tetap mengamati kalender zodiak China. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo