TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Paloh Mengayun

Habis Ke Golkar, Kini Mau Banteng

Laporan: AY
Jumat, 03 Februari 2023 | 08:17 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

JAKARTA - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh seperti sedang memainkan politik ayunan. Usai bertemu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Paloh berencana bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Rencana Paloh ingin bertemu Mega itu disampaikan usai bertemu dengan Airlangga, di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (1/2). Untuk waktu ketemuannya, Paloh menyerahkan ke Mega.

“Saya pikir keinginan untuk (bertemu Mega) itu ada saja. Tinggal atur aja. Kami minta barang kali kapan Ibu Mega ada waktu yang baik,” kata Paloh.

Bos Media Group itu mengakui, bertemu Mega tidak semudah dulu. Untuk saat ini, perlu menyamakan suasana kebatinan dulu. Meskipun semua partai politik memiliki kepentingan sama.

Untuk maksud tujuan ketemu Mega, Paloh menjawab secara diplomatis.

"Tujuannya untuk bersama-sama membangun kemajuan bangsa ini,” ucapnya.

Kapan pertemuan dengan Mega dilakukan? NasDem masih mengusahakan. "On process," kata Wakil Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin. 

Yang pasti, kata Taslim, pertemuan dengan Mega merupakan agenda prioritas politik NasDem. Apalagi, Paloh dan Mega merupakan teman lama. Keduanya merupakan tokoh yang bahu-membahu di Pilpres 2014 dan 2019 untuk mengantarkan Jokowi ke Istana.

Untuk waktu pastinya, menurut Hermawi, yang jelas tidak dalam pekan ini. Sebab, di akhir pekan ini, NasDem sudah punya agenda internal.

"Agenda partai akan ada bedah dapil mulai besok (Jumat, red) sampai Senin, giliran," jelas dia.

PDIP tidak keberatan dengan keinginan Paloh bertemu Mega. Wasekjen PDIP Sadarestuwati mengatakan, pihaknya terbuka jika Paloh berniat melakukan kunjungan untuk bersilaturahmi dengan Mega.

"Kami welcome kok. Kami welcome dengan siapa pun. Jadi, PDIP dengan siapa pun kami sangat welcome," ucap Restu, di Gedung DPR, Senayan, kemarin.

Apalagi dengan NasDem yang sampai saat ini masih menjadi bagian dari koalisi Istana.

"Dengan NasDem, dengan siapa pun, dengan PKS, kami welcome," tambahnya.

Restu menilai, silaturahmi harus tetap dijaga. Dia membuktikan partainya tak pernah memutus silaturahmi. PDIP juga sempat menerima kunjungan NasDem dan Demokrat beberapa waktu lalu.

Dia membantah PDIP selama ini mempersulit komunikasi dengan partai lain.

"Kami selalu menerima siapa pun yang akan berkunjung, kan sudah kami buktikan beberapa waktu lalu NasDem berkunjung, Demokrat berkunjung, kami menerima," tegas dia. 

Pengamat politik dari Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan menilai, wajar jika Paloh ingin bertemu dengan Mega. Pertemuan ini penting untuk mencairkan ketegangan kedua parpol selama ini akibat munculnya isu reshuffle kabinet.

"Komunikasi politik untuk membangun koalisi sangat penting," ucap Prof Kacung, saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin. 

Menurutnya, bukan rahasia umum kalau Paloh rajin melakukan silaturahmi politik.

"Pak Surya termasuk salah satu elite yang rajin melakukannya. Termasuk upaya komunikasi dengan Bu Mega. Itu hal yang wajar," ucap dia.

Untuk hasil komunikasi itu, Kacung bilang, itu urusan nanti. Yang terpenting, komunikasinya terjalin dulu. Hubungan antarparpol tidak boleh beku. Harus cair dan hangat.

"Soal hasil kan lain, karena posisi untuk capres yang didukung memang beda. Namun, itu positif,” imbuhnya.

Mengenai peluang NasDem dan PDIP kembali bersama-sama, Kacung melihat, masuk terbuka. Apalagi, koalisi untuk Pilpres 2024 yang sudah terbangun belum final.

“Meski kecil, peluang berkoalisi masih ada. Misalnya untuk mengusung Ganjar Pranowo-Anies Baswedan atau Anies-Puan Maharani," tuturnya. 

Sementara, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro memprediksi, pertemuan Paloh dan Mega sulit terlaksana.

Sebab, selama ini mengemuka resistensi politik dari PDIP setelah NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres.

Selain itu, drama reshuffle yang kencang disuarakan PDIP juga membuat peluang pertemuan Paloh dan Mega semakin kecil.

"Secara terang, elite PDIP intensif mengkritisi kinerja menteri-menteri NasDem yang sebelumnya tak pernah terjadi. Ini membuat pertemuan semakin sulit," ucapnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo