TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Jika KIB Dan KIR Melebur

Airlangga Tetap Capres Golkar

Laporan: AY
Minggu, 12 Februari 2023 | 08:57 WIB
Dave Akbarshah Fikarno. (Ist)
Dave Akbarshah Fikarno. (Ist)

JAKARTA - Wacana kemungkinan meleburnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) untuk Pilpres 2024 mencuat. Jika ini terjadi, maka ada lima partai Senayan di dalam satu poros besar. Yakni, Golkar, PAN, PPP, Gerindra Dan PKB. Lalu, siapa capresnya?

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno mengatakan, tidak menutup kemungkinan terjadinya merger antara KIB dan KIR.

Selain situasi politik yang sangat cair, KIB yang digagas Golkar, PAN dan PPP ini juga sangat terbuka dalam semangat membangun bangsa.

Namun, putra mantan Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono ini memastikan, par­tainya tetap konsisten mencap­reskan Ketua Umum Airlangga Hartarto. Tak peduli, koalisi menjadi gemuk. Sebab, hal ini amanah partai.

“Dalam politik, komunikasi wajib terus dijalankan. Namun, prinsip kami jelas. Airlangga Hartarto Capres Golkar,” ujar Dave, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.

Menurut Dave, jika merger terjadi, akan ada banyak tokoh menonjol yang muncul di bursa Pilpres. Misalnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Intinya, kata Dave, pertemuan Airlangga dengan Cak Imin yang menjadi latar belakang munculnya wacana merger KIB dan KIR, merupakan bagian dari komunikasi politik yang dijalankan Partai Golkar. Soal ko­alisi, pihaknya tetap komitmenberada dalam KIB.

“Ini tidak mengubah sikap politik ataupun posisi partai dalam KIB. Di KIB juga sangat terbuka kepada siapapun yang ingin bergabung,” katanya.

Hal senada disampaikan Ketua DPP PKB Daniel Johan. Analoginya, semakin besar koalisi, maka peluang menang se­makin besar. Namun, pihaknya tidak ingin berandai-andai ten­tang komposisi capres atau cawapresnya.

Intinya, pertemuan Airlangga-Cak Imin itu bagian dari komu­nikasi politik. Tidak menutup kemungkinan untuk mengajak bekerja sama untuk kepentingan bangsa ke depan.

Saling menawarkanlah. Tetapi kita saling memahami, masing-masing koalisi punya agenda strategi masing-masing,” ujar Daniel.

Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Rahardjo Jati menganalisa, wacana merger KIB dan KIR tidak bisa dilihat sebelah mata. Menilik komposisi lima partai Senayan di dalamnya, sontak menjadikan poros ini menjadi kekuatan besar.

“Saya pikir jika KIB dan KIR bergabung, tentu akan menjadi koalisi super,” ujar Wasisto.

Analoginya, meleburnya KIB dan KIR dipastikan menjadi la­wan kuat partai penguasa, PDIP. Sebab, hanya partai berlogo banteng moncong putihlah yang bisa sendirian mengajukan nama capres-cawapres, tanpa koalisi. Seandainya partai pemenang Pemilu 2019 itu tetap maju sendirian, akan kesulitan mengha­dapi poros lima partai.

“KIB dan KIR berpotensi men­jadi rival tangguh bagi PDIP di pemilu mendatang,” tegas Wasis.

Dari sisi peluang, Wasis me­nilai ada kemungkinan KIR dan KIB melebur menjadi satu. Namun, kedua poros koalisi ini perlu capres yang memiliki popularitas bagus. Dengan demikian, parpol yang tergabung dalam dua poros tersebut akan menjadi solid.

“Peluang (bergabung) tersebut sebenarnya besar. Jika didukung pula calon dengan popularitas besar,” kata Wasis.

Pun, lima partai ini memiliki banyak tokoh berkualitas yang bisa dimajukan. Misalnya, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Zulkifili Hasan. Belum lagi Sandiaga Uno, Erick Thohir yang sangat mungkin bisa masuk ke dalam koalisi tersebut.

“Saya pikir ada banyak nama besar di koalisi tersebut, yang sepertinya tidak tersentral ke sa­tu tokoh tertentu,” pungkasnya.

Sebelumnya, pertemuan Airlangga dan Cak Imin di Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (10/2), berbuah wacana meleburnya KIB dan KIR menuju Pilpres 2024. Representasi KIB terwakili dengan Airlangga, dan KIR melalui Cak Imin.

“Dua-duanya mengajak. Jadi kalau dua-duanya bergabung, lebih kuat lebih baik. Dalam politik tidak ada yang tidak bisa dibicarakan,” kelakar Airlangga.

Siratan politis terus dimun­culkan Airlangga. Analoginya, pertemuan kala itu sekadar jalan santai, karena dilakoni di pagi hari di tempat terbuka. Namun, pertemuan tersebut memiliki semangat agar selamat sampai tujuan. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo