TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Menelusuri Harta Kekayaan Ayah Mario

Punya 10 Rumah Di Jakarta, Yogyakarta Hingga Manado

Reporter: AY
Editor: admin
Minggu, 26 Februari 2023 | 10:51 WIB
Rafael Alun Trisambodo. (Ist)
Rafael Alun Trisambodo. (Ist)

JAKARTA - KPK menyimpulkan harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo tidak sesuai profilnya. Hasil penelaah ini telah disampaikan kepada Inspektorat Kementerian Keuangan. Namun tidak ada tindak lanjutnya.

Kini, harta pejabat eselon III Ditjen Pajak itu menjadi sorotan setelah anaknya, Mario Dandy Satriyo menjadi tersangka penganiayaan berat. Anak berusia 20 tahun itu kerap mengunggah gaya hidup mewah menunggang Jeep Rubicon dan motor gede Harley Davidson. Keduanya itu tidak ada dalam laporan keka­yaan Rafael yang disampaikan ke KPK.

Berdasarkan penelusuran, Rafael 10 kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Pada lapo­ran 2011 hartanya Rp 19,4 miliar. Sementara pada 2022 telah mem­bengkak menjadi Rp 56,1 miliar.

Rafael pertama kali membuat LHKPN pada tahun periodik 2011. Saat itu jabatannya Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I.

Laporan disampaikan Rafael pa­da 24 Juni 2011. Dalam LHKPN, Rafael mencantumkan harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp 16,4 miliar yang tersebar di beberapa daerah.

Pertama, di Jakarta Barat tanah dan bangunan seluas 300 meter persegi dan 265 meter persegi senilai Rp1,7 miliar. Dilaporkan berasal dari hasil sendiri. “Perolehan tahun 1997,” lapor Rafael.

Kedua, tanah seluas 525 meter persegi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta senilai Rp 75 juta yang diperoleh dari hasil sendiri sejak 1992 sampai 1993.

Ketiga, tanah dan bangunan seluas 300 meter persegi dan 204 meter persegi di Jakarta Barat dari hasil sendiri senilai Rp 160 juta.

Keempat, tanah dan bangunan di Manado yang berasal dari hasil sendiri pada tahun 2000. Luasnya 337 meter persegi dan 115 meter persegi senilai Rp 131 juta.

Kelima, tanah dan bangunan seluas 324 meter persegi dan 502 meter persegi di Jakarta Selatan yang berasal dari hasil sendiri senilai Rp 3,2 miliar.

Keenam, tanah dan bangunan seluas 78 meter persegi dan 120 meter persegi di Kota Jakarta Barat yang berasal dari hibah pada tahun 2005. Nilainya Rp 292 juta.

Ketujuh, tanah dan bangunan sel­uas 766 meter persegi dan 559 me­ter persegi di Kota Jakarta Selatan dari hasil sendiripada tahun 2006. Nilainya Rp 6,4 miliar.

Kedelapan, tanah bangunan seluas 528 meter persegi dan 63 meter persegi di Manado dari ha­sil sendiri senilai Rp 140 juta.

Sembilan, tanah dan bangunan seluas 300 meter persegi dan 282 meter persegi di Manado dari ha­sil sendiri senilai Rp 140 juta.

Sepuluh, tanah dan bangunan seluas 1.369 meter persegi dan 150 meter persegi di Jakarta Barat yang berasal dari hibah pada tahun 2003. Nilainya Rp 3,8 miliar.

Beralih ke harta bergerak. Rafael memiliki alat transpor­tasi dan mesin lainnya senilai Rp 450 juta. Terdiri dari mobil Honda CR-V tahun 2007 se­nilai Rp 200 juta yang berasal dari hasil sendiri. Kedua, mobil Toyota Camry tahun 2008 yang berasal dari hasil sendiri senilai Rp 250 juta.

“Harta bergerak lainnya Rp 420 juta,” tulis Rafael tanpa merincinya.

Ada pula logam mulia dari hasil sendiri dan hibah yang diperoleh Rafael dari 1996 sampai 2010 senilai Rp300 juta. Barang-barang seni dan antik pun ter­catat dalam LHKPN Rafael. Nilainya Rp 30 juta. Diperoleh dari hasil sendiri pada tahun 1995 sampai 2010.

Benda bergerak lainnya yang berasal dari hasil sendiri se­nilai Rp 90 juta dari peroleh sendiri sejak 1995 sampai 2010. Kemudian surat berharga yang dimiliki Rafael Rp 1,5 miliar.Terdiri dari investasi tahun 2010 sampai 2011 dari hasil sendiri nilainya Rp 614 juta.

Tahun 2006, investasi hasil sendiri dan hibah senilai Rp 216 juta dan Rp 87 juta. Tahun 2009 sampai 2011, investasi senilai Rp 600 juta.

Lalu ada juga giro dan setara kas lainnya senilai Rp 684 juta. Terdiri dari hasil sendiri Rp 134 juta dan hasil sendiri dan hibah Rp 550 juta dan 100 ribu dolar Amerika.

Rafael tidak tercatat memiliki utang. Sehingga total kekayaan­nya saat itu Rp 19.497.573.907 dan 100 ribu dolar Amerika.

Pada tahun 2013, LHKPNRafael naik menjadi Rp 21.008.134.500. Pertumbuhannya dari nilai aset berupa tanah dan bangunan. Semula Rp 16.425.599.000 men­jadi Rp 17.718.251.000.

Kemudian ada pula pertam­bahan dari surat berharga yang semula Rp 1.517.689.524 men­jadi Rp 1.624.708.192. Serta pertambahan dari giro dan setara kas lainnya. Pada tahun 2011 jumlahnya Rp 684.285.383 berubah jadi Rp 795.175.308 pada 2013.

Nilai kekayaan Rafael terus meningkat pada LHKPN tahun 2015. Kini harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunannya menjadi Rp 31.066.593.000.

Kemudian aset bergerak beru­pa mobil pun bertambah satu unit. Yaitu mobil Toyota Kijang Innova produksi tahun 2013 se­nilai Rp 200 juta yang diperoleh dari hasil sendiri.

Ditambah dengan peningkatan surat berharga berupa investasi. Tadinya senilai Rp1.624.708.192 menjadi Rp 1.760.383.490. Giro dan kas pun bertambah dari Rp 795.175.308 menjadi Rp 942.540.544.

Di tahun 2017, nilai aset tanah dan bangunan Rafael kembali melonjak menjadi Rp 34.995.293.000. Ditambah peningkatan giro dan setara kas lainnya men­jadi Rp 1.015.854.536.

“Total harta Rp 34.839.517.034 (menjadi) Rp 38.841.531.026,” tu­lis LHKPN Rafael di tahun 2017.

Pada tahun berikutnya, Rafael kembali melaporkan LHKPN. Kali ini sebagai Kepala Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Dua. Nilai tanahdan bangunannya Rp 37.361.585.000. Jumlah asetnya masih sama denganyang dilaporkan pertama kali di tahun 2011.

Sementara untuk mobil, Rafael telah menjual Honda CR-V miliknya. Selanjutnya surat berharga menjadi Rp 1,5 miliar. Kas dan setara kas men­jadi Rp 1,7 miliar.

“Total harta kekayaan Rp 41.419.639.881,” tulis Rafael.

Selanjutnya pada LHKPN tahun 2018, kekayaan Rafael bertam­bah menjadi Rp 44.080.564.594. Pertambahan itu disinyalir dari peningkatan nilai aset berupa tanah dan bangunan.

Pada tahun 2019, di LHKPN mi­lik Rafael nilainya statis di angka Rp 44 miliar. Namun di tahun 2020 menjadi Rp 55.652.278.332.

Pertambahan itu dari aset beru­pa tanah dan bangunan senilai Rp 51.532.031.000. Kemudian harta bergerak lainnya yang tidak di­rinci senilai Rp 420 juta dan surat berharga Rp 1.506.707.379

“Kas dan setara kas Rp 1.744.911.097 dan harta lainnya Rp 23.628.856,” tulis Rafael.

Terakhir di LHKPN tahun 2021, Rafael tercatat memiliki keka­yaan hingga Rp 56.104.350.289. Sembilan aset berupa tanah dan bangunannya menjadi Rp 51.937.781.000.

Kemudian harta bergerak lain­nya Rp 420 juta. Surat berharga Rp 1,5 miliar. Kas dan setara kas Rp 1,3 miliar. Harta lainnya Rp 419 juta. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit