TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Loncat Sana Loncat Sini Demi Apa Sih….

Sandi Dianggap Pemain Sirkus Politik

Laporan: AY
Sabtu, 29 April 2023 | 09:07 WIB
Sandiaga Uno bersama dengan Plt. Ketum PPP
Sandiaga Uno bersama dengan Plt. Ketum PPP

JAKARTA - Keputusan Sandiaga Uno keluar dari Partai Gerindra jadi omongan banyak orang. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu dianggap keluar dari Gerindra hanya demi mencari jabatan. Sandi pun disindir sebagai pemain sirkus politik.

Sandi resmi hengkang dari Gerindra pada Minggu (23/4) atau sehari setelah Idul Fitri 1444 H. Sandi pamit setelah menyerahkan sepucuk surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Surat itu dititipkan kepada Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Dengan penyerahan surat itu, Sandi resmi keluar dari Gerindra.

Banyak pihak menilai, keputusan Sandi keluar dari Gerindra demi berburu tiket untuk maju di Pilpres 2024. Sebab, di Pilpres nanti, dirinya tidak mungkin lagi maju dari Gerindra. Alasannya, Gerindra sudah memutuskan Prabowo menjadi capres. Menjadi cawapres Prabowo juga sulit, karena di Pilpres nanti Gerindra butuh berkoalisi.

Awalnya, Sandi disebut akan menyeberang ke PPP dan akan diajukan sebagai cawapres. Namun, sampai kemarin, Dia belum juga berbaju “hijau”. Malah muncul desas-desus, Sandi merapat ke Partai Perindo.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menduga, Sandi keluar lantaran mau loncat ke PPP karena tergoda tiket cawapres. "Sepertinya dia tergoda oleh survei, tergoda oleh hasrat dan keinginan politiknya," ucap Muzani, sehari kemudian. "Mungkin itu cara dia untuk mendapat posisi-posisi politik, loncat dari satu partai ke partai lain, nanti pindah ke partai lain, ya saya tidak tahu," imbuhnya.

Muzani lantas menceritakan rekam jejak Sandi bersama Gerindra. Kata dia, Sandi masuk Gerindra pada 2014. Saat itu, kata dia, Sandi belum terkenal. Sandi dianggap sebagai pendatang baru di dunia politik.

Dua tahun berselang, Prabowo menugaskan Sandi sebagai cawagub DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan. Pada 2017, atas seluruh perjuangan kader Gerindra dan rakyat Jakarta, Anies dan Sandi di Pilkada DKI.

Di Pilpres 2019, Sandi lalu mendampingi Prabowo. Kata dia, sejak jadi cawapres itu, karier politik Sandi melejit dibanding kader Gerindra lain. Tak sampai 1,5 tahun, Sandi kemudian dipilih menjadi Menparekraf. Sayangnya, setelah mendapat popularitas dan reputasi yang baik di dunia politik seperti saat ini, Sandi keluar dari partai yang membesarkannya. "Sikap seperti ini bukan sebuah contoh bagi kader Gerindra," sesalnya.

Ia pun menyayangkan sikap Sandi yang tidak memberikan surat pengunduran diri secara langsung kepada Prabowo. Ia menilai, Sandi tak menunjukkan penghormatan pada Prabowo yang menjadi mentor dan membawanya masuk ke dunia politik.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, kepindahan Sandi jelas bertujuan untuk mengincar kursi cawapres. Kata dia, langkah Sandi meninggalkan Gerindra ini bukan kali pertama. Pada 2018, Sandi juga pernah “angkat kaki” dari Gerindra agar bisa menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2019.

Umam menduga, manuver Sandi kali ini pun terkait tiket cawapres. Setelah keluar dari Gerindra, Sandi bakal lebih leluasa mengincar posisi cawapres untuk bisa mendampingi Ganjar Pranowo yang telah diusung PDIP sebagai capres atau mendekati Anies Baswedan untuk maju dari Koalisi Perubahan.

Umam mengungkapkan, Sandi dikenal sebagai politisi yang memiliki logistik besar. Situasi itu membuatnya sering melakukan manuver yang tak bisa dikendalikan elite hingga pimpinan parpol. “Mapannya kekuatan logistik Sandi itulah yang kemudian membentuk pola permainan politiknya yang cenderung self-centric,” terang Umam.

Hal senada disampaikan Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas. Ia menilai. sikap Sandi yang sering loncat ini ini kurang elok. "Karena kepindahannya itu hanya akan menunjukkan ambisi politik. Makin menguatkan sebagai pemain politik," ujarnya.

Fernando mengatakan, politisi loncat partai memang realita yang tidak bisa dihindari dengan multi partai saat ini. "Kalau melihat peluang dan karier politiknya tidak sesuai dengan yang diharapkan dengan mudahnya melakukan pindah partai atau mendirikan partai politik," pungkasnya.

Sandi sudah menanggapi mengenai komentar-komentar miring atas keputusannya loncat dari Gerindra. Sandi mengklaim, sudah menjalankan mekanisme pengunduran diri yang benar, yakni dengan menyerahkan surat pada Sufmi Dasco Ahmad.

"Kita nggak usah memperdebatkan mana yang etis dan mana yang tidak, karena buat saya mekanismenya seperti itu. Sampaikan di depan. Waktu kita masuk tampak muka, keluar tampak punggung,” kata Sandi.

Menurut Sandi, kepergiannya dari Partai Gerindra tidak dilakukan dengan diam-diam. Ia mengaku selalu menunjukkan kepada publik soal niatnya hengkang tersebut.

Di sisi lain, Sandiaga mengaku tak ingin mencampuradukan persoalan politik dengan urusan personal. Baginya, langkah politik tak perlu disikapi secara berlebihan menggunakan perasaan.

“Berpolitik itu tidak harus bawa ke perasaan, hati. Berpolitik tidak boleh personal. Karena ini kita berpolitik untuk bangsa dan negara,” ujarnya.

Soal kabar kepindahannya ke PPP, Sandi tak menampik. Sandi meminta semua pihak bersabar. "Mungkin dalam minggu-minggu ke depan, bulan-bulan ke depan, akan ada penyiapan," katanya. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo