Gempa M6,5 Guncang Ishikawa Jepang, 1 Tewas, 12 Luka-Luka

JEPANG - Gempa bermagnitudo 6,5 yang mengguncang Prefektur Ishikawa di wilayah tengah Jepang dan sekitarnya, pada Jumat (5/5) pukul 14.42 WIB, mengakibatkan satu orang tewas dan sedikitnya 12 orang terluka.

Sejumlah bangunan runtuh. Lalu lintas serta berbagai event yang berlangsung di tengah momen liburan Golden Week pun terganggu.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) menyebut, gempa dengan skala 6 teratas pada skala intensitas seismik Jepang 7 di Suzu, di ujung Semenanjung Noto, prefektur pantai Laut Jepang, adalah yang terbesar di antara serangkaian gempa yang melanda kawasan tersebut sejak Desember 2020.

Tak ada peringatan tsunami yang diterbitkan JMA. Namun, kenaikan permukaan air laut setinggi 10 cm, terdeteksi di Prefektur Ishikawa.

Akibat gempa berkedalaman 12 km ini, seorang pria dilaporkan jatuh dari tangga di Suzu. Pihak berwenang memastikan, pria tersebut tewas.

Dua bangunan diberitakan runtuh, dengan kemungkinan satu orang terjebak di dalamnya.

"Setelah terhuyung-huyung ke samping, saya merasakan hentakan kuat. Saya ketakutan," ungkap seorang pendeta kuil Shinto berusia 63 tahun dalam sebuah wawancara telepon, seperti dikutip Japan Today, Jumat (5/5).

Dua lampion batu di depan rumah pendeta Shinto itu dikabarkan roboh.

Gempa besar tersebut, juga berdampak pada layanan transportasi.

East Japan Railway Co dan West Japan Railway Co melaporkan, tiga kereta peluru Hokuriku Shinkansen yang beroperasi antara stasiun Nagano dan Kanazawa, terpaksa berhenti darurat karena pemadaman listrik.

Antrean panjang terlihat di Stasiun JR Kanazawa, karena pembatalan layanan kereta api.

Beberapa tempat wisata yang merayakan liburan Golden Week, juga terimbas.

Di pasar Omicho, objek wisata populer di Kanazawa, Prefektur Ishikawa, peringatan gempa berbunyi secara bersamaan di smartphone pengunjung.

Seorang wanita yang bekerja di salah satu toko mengatakan, guncangan berlangsung selama beberapa menit.

Acara dansa di Taman Kastil Kanazawa dihentikan selama 30 menit, demi mencegah hal yang tidak diinginkan. Namun, peserta dan pengunjung tetap tenang.

Dari Osaka yang berada di wilayah barat Jepang, dua lift di gedung pencakar langit Abeno Harukas setinggi 300 meter, berhenti secara otomatis, setelah mendeteksi aktivitas seismik.

Alhasil, pengunjung terdampar di dek observasi lantai 58 hingga 60, selama sekitar satu jam.

Beruntung, semua pengunjung dapat turun dengan selamat, tanpa ada laporan cedera, menurut staf.

Tidak ada kelainan yang terdeteksi di pembangkit listrik tenaga nuklir Shika di Prefektur Ishikawa, dan pembangkit listrik Kashiwazaki-Kariwa di dekat Prefektur Niigata.  (RM.id)