TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dilirik Semua Capres, NU Primadona Pilpres

Oleh: Farhan
Senin, 15 Mei 2023 | 09:23 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Setiap Pemilihan Presiden, Nahdlatul Ulama (NU) selalu jadi primadona. Maklum, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU punya pengikut yang bisa mendongkrak perolehan suara. Tak heran, kalau saat ini, kader NU juga dilirik oleh semua capres yang akan bertarung di 2024.

Ganjar Pranowo, capres yang diusung PDIP, termasuk yang paling rajin sowan ke para kiai. Dalam 1 pekan, Gubernur Jawa Tengah itu, bisa beberapa kali menyambangi kiai-kiai dari kalangan nahdliyin.

Kemarin, Ganjar menghadiri pernikahan adik Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, di Rembang. Sebelumnya, Ganjar sowan ke kiai kharismatik Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus, di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang. Dari sana, Ganjar juga sowan ke Kiai Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. 

Capres yang diusung Koalisi Perubahan, Anies Baswedan juga tidak mau kalah. Eks Gubernur DKI ini juga rajin mendekati ulama-ulama dari kalangan nahdliyin. Belum lama ini, Anies menghadiri Haul Akbar Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid di Tanggul, Jember, Jawa Timur. 

Begitu juga dengan Prabowo. Menteri Pertahanan itu juga keluar-masuk pesantren dan bertemu dengan banyak kiai. Eks Danjen Kopassus itu pernah berkunjung ke Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Dari sana, Prabowo geser ke Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang dan disambut KH M Najih Maimoen alias Gus Najih, putra almarhum KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Dari sana, Prabowo lanjut ke Pondok Pesantren Attauhidiyah Giren Talang, Tegal, dan lanjut berkunjung ke kediaman KH Habib Muhammad Lutfi bin Yahya di Pekalongan.

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengakui, partainya melirik tokoh NU untuk dijadikan cawapres pendamping Ganjar. Wakil Ketua MPR ini mengatakan, perjalanan politik PDIP selalu bersama kader NU. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah menjadi wakil presiden bersama tokoh besar NU, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. 

Ketika menjadi presiden, Megawati didampingi Wakil Presiden Hamzah Haz yang juga kader NU. Presiden Jokowi pun begitu. Wakilnya Kiai Ma'ruf Amin adalah tokoh NU. 

"Jadi memang NU adalah sumber kawah candradimuka calon-calon pemimpin bangsa," kata Basarah. 

Hanya saja, Basarah menegaskan, partainya menghormati NU sebagai organisasi masyarakat yang tidak ingin terlibat dalam politik praktis. Sehingga PDIP tidak akan menyeret organisasi PBNU ke pusaran politik Pilpres 2024. 

Sehari sebelumnya, Waketum Gerindra Rahayu Saraswati menyebut sejumlah tokoh NU yang diusulkan mendampingi Prabowo. Mereka adalah Menkopolhukam Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Menteri BUMN Erick Thohir. 

Waketum NasDem Ahmad Ali mengungkapkan partainya pun mencari kader NU untuk dijadikan cawapres pendamping Anies. Soalnya, kata dia, Anies butuh tokoh yang bisa menyokong suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jadi sosok ideal cawapres Anies adalah berasal dari Jateng atau Jatim dan berasal dari kalangan NU. 

Menyadari tokoh NU jadi primadona, PBNU menegaskan sikap tak ingin terlibat dalam pusaran pilpres. Ketua PBNU Fahrur Rozi atau Gus Harur mengatakan, PBNU memastikan akan netral dan tak ambil bagian dalam Pilpres 2024.

Menurut dia, sikap ini wujud komitmen Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 2021. Gus Yahya menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya itu tak boleh terlibat lebih jauh dalam urusan politik. 

"PBNU konsisten dengan khittah (landasan berpikir dan bertindak) sebagai ormas keagamaan yang tidak berpolitik praktis,” kata Gus Fahrur, dalam keterangannya, kemarin. 

Ia pun memastikan PBNU tak melakukan pembahasan mengenai nama cawapres tertentu dan tak berniat mengajukan siapapun. Apabila nantinya ada tokoh NU yang muncul dalam Pilpres, Gus Fahrur menyatakan bahwa sosok tersebut tak mewakili organisasinya, melainkan pribadi.

Penegasan ini disampaikan untuk membantah omongan politisi PPP "Romy" Romahurmuziy yang mengatakan PBNU tengah menyeleksi kadernya yang akan dipasangkan dengan Ganjar Pranowo. 

Kenapa kader NU jadi primadona? Pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Leo Agustino mengatakan, capres yang ada saat ini memiliki latar belakang nasionalis. Karena itu, wajar kalau cawapres yang diincar adalah yang merepresentasikan kelompok Islam atau yang memiliki irisan dengan NU.

"Ini untuk melengkapi figur nasionalis religius," kata Leo, kemarin. 

Senada disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari. Kata dia, tiga capres yang ada saat ini punya satu kesamaan. Yaitu sama-sama mengincar cawapres dan NU. Menurut dia, tokoh berlatar belakang NU ini bertujuan untuk mengeruk suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Prabowo dan Anies lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ganjar pun butuh dukungan suara dari Jawa Timur. Karena itu, hampir dipastikan PDIP bakal mencari figur dengan latar belakang NU. 

"Karena PDI Perjuangan ini partai nasionalis, secara ideologi dan secara elektoral mereka tertarik ingin bertemu Islam tradisional," ujar Qodari. 

Anies dan Prabowo butuh cawapres dari NU untuk mengejar ketertinggalan suara, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saat ini setidaknya ada lima tokoh dengan latar belakang NU yang berpotensi menjadi cawapres. Mereka adalah Wapres Ma'ruf Amin, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, dan Erick Thohir. (RM.id)

Foto : Ist
Pos Sebelumnya:
Zikir Bersama Di Istiqlal
Pos Berikutnya:
Terancam Gagal Bayar Utang
Foto : Ist
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo