TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Manajemen Grab Kena Sentil Luhut

Cari Uang Di RI, Kantor Pusatnya Kok Di Singapura

Oleh: NOV/AY
Rabu, 13 Juli 2022 | 12:34 WIB
Manajemen Grab Kena Sentil Luhut. (Ist)
Manajemen Grab Kena Sentil Luhut. (Ist)

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyentil Grab Indonesia yang mendirikan kantor pusat di Singapura. Padahal, cari uangnya paling banyak di Tanah Air.
Tanpa tedeng aling-aling, Luhut meminta, Grab segera memindahkan kantor pusatnya ke Indonesia.

“Ada satu permintaan, head­quarter-nya (kantor pusat) su­paya pindah kemari (Indonesia) lagi. Jangan ada head-nya (kan­tor pusat) di Singapura. (Karena) kan bikin duitnya paling banyak di Indonesia,” cetus Luhut dalam acara Peluncuran Tampilan Baru Armada Kendaraan Listrik Grab di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, kemarin.

Luhut menegaskan, pihaknya dan seluruh kementerian terkait bakal terus mendukung Grab se­lama untuk menghasilkan layanan yang memajukan Indonesia.

Luhut mengungkapkan, Presi­den Joko Widodo (Jokowi) kerap mengarahkan jajaran menterinya untuk mengurangi anggaran sub­sidi bahan bakar minyak (BBM). Salah satunya melalui pengem­bangan kendaraan listrik.

Seperti diketahui, Grab adalah salah satu perusahaan transpor­tasi online yang telah beroperasi di sejumlah negara di Asia Teng­gara, termasuk di Indonesia. Be­rawal dari layanan transportasi, perusahaan tersebut kini telah mempunyai layanan lain seperti pengantaran makanan, barang, dan pembayaran yang bisa di­akses lewat aplikasi mobile.

Grab didirikan oleh Anthony Tan pada 2012 di Malaysia. Meski begitu, kantor pusat Grab dibangun di Singapura. Grab masuk ke Indo­nesia tahun 2014. Dan kini layanan Grab sudah tersedia di banyak kota di Indonesia.

Luhut menuturkan, permintaannya tersebut tak hanya kepa­da Grab saja. Tetapi juga kepada semua perusahaan kelapa sawit yang berbisnis di Indonesia.

“Itu (kantor perusahaan) ke­lapa sawit saya suruh pindah se­mua. Jadi biar Indonesia itu he­bat gitu loh. Yang bisa membikin kita hebat, ya kita,” katanya.

Kolaborasi Dengan Pemerintah

Dalam kesempatan yang sama, President of Grab In­donesia Ridzki Kramadibrata, menyampaikan, untuk mengem­bangkan kendaraan listrik diper­lukan kolaborasi dan sinergi antara swasta dengan Pemerin­tah Indonesia.

“Ada alasan kenapa kendaraan listrik itu disebut sebagai ekosistem karena tidak bisa berdiri sendiri. Saya tidak bisa menyebutkan satu per satu tentunya,” katanya.

Ridzki menerangkan Grab­Electric akan menjadi langkah awal untuk terus memajukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dengan kendaraan listrik, pengemudi kendaraan bisa menghemat biaya opera­sional hingga 25 persen.

Ridzki mengklaim kehadiran armada kendaraan listrik Grab pun telah berkontribusi mengurangi emisi karbon sebesar 5.000 ton.

“Ini menjadi salah satu langkah serius Grab dalam mendukung upaya Pemerintah untuk men­capai target pengurangan jejak karbon hingga 41 persen pada 2030,” tegas Ridzki. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo