TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Menteri Ekonomi Brasil Sepakat Soal JFHTF

Oleh: US/AY
Jumat, 15 Juli 2022 | 11:08 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Ist)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Ist)

JAKARTA - Sehari sebelum perhelatan pertemuan ketiga Finance Minister and Central Bank Governor (FMCBG) dimulai, Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali melakukan pertemuan bilateral dengan salah satu menteri keuangan negara anggota G20. Rabu (13/7), Sri Mulyani bertemu secara virtual dengan Menteri Ekonomi Brasil Paulo Guedes.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua menteri membahas agenda prioritas Presidensi G20 terkait penanganan masalah global seperti ancaman pandemi, dampak perubahan iklim, serta eskalasi konflik geopolitik yang memicu dampak pada bidang pangan, energi, dan inflasi. Dalam pengantarnya, Sri Mulyani menyampaikan banyaknya dukungan dari negara-negara di dunia, bahkan di luar negara anggota G20, terhadap pembentukan Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF), yang juga menjadi salah satu hasil capaian (deliverable) agenda Finance Track G20 Indonesia.

“Dengan total komitmen kontribusi sebanyak 1,1 miliar dolar AS sejauh ini, Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk memberikan 50 juta dolar AS dalam mendukung pembentukan FIF sebagai upaya antisipatif terhadap dampak risiko pandemi pada masa mendatang,” ujarnya. Sri Mulyani pun mengharapkan dukungan dan partisipasi Brasil dalam pembentukan FIF.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Ekonomi Brasil Paulo Guedes menyatakan dukungannya terhadap agenda Joint Finance and Health Taskforce (JFHTF) dan Sustainable Finance dalam Presidensi G20 Indonesia. Terkait Sustainable Finance, Brasil memandang perlu memaksimalkan prinsip polluters-pay, yang diharapkan mampu memaksimalkan secara nyata kontribusi negara-negara penghasil emisi terbesar dan memberikan penghargaan (reward) kepada negara-negara yang menjaga dan mengawal kelestarian hutan, sehingga dapat mengakselerasi tercapainya tujuan Nationally Determined Contribution (NDC) dan Emisi Nol Bersih (Net Zero Emission/NZE).

Sri Mulyani menanggapi secara positif. Dia menyatakan, dalam mencapai tujuan nir-emisi NDC dan NZE, perlu juga melestarikan sumber daya hayati, terutama yang berasal dari hutan. Indonesia telah mengambil langkah untuk mengembangkan energi terbarukan secara serius dan menerapkan strategi Mekanisme Transisi Energi yang Adil dan Terjangkau (Just and Affordable Energi Transition Mechanism).

Paulo Guedes dan Sri Mulyani sepakat bahwa konflik geopolitik dan berbagai respons kebijakannya memiliki dampak terhadap dunia dan memicu krisis pangan global. Sri Mulyani lalu menekankan pesan dari Presidensi G20 Indonesia mengenai ajakan deeskalasi tensi geopolitik demi meredam dampak penyebaran (spillover effect) yang telah dirasakan secara global di berbagai bidang, seperti pangan, energi, dan inflasi. Hal ini semakin mendorong peran penting dari forum kerja sama multilateral seperti forum G20 untuk mengakhiri konflik tersebut.

Sri Mulyani juga turut mengundang Paulo Guedes untuk hadir dalam salah satu side event FMCBG ketiga, yaitu seminar mengenai Food Insecurity pada 15 Juli 2022. Diskusi mengenai isu ketahanan pangan yang sedang melanda berbagai negara di dunia berpotensi mengarah pada pembentukan tim kerja yang serupa dengan JFHTF, yaitu Joint Finance and Agriculture Taskforce.

Kedua pihak juga mendiskusikan pentingnya peningkatan hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara. Menkeu khususnya menyatakan pentingnya diversifikasi mitra dagang di tengah dinamika global yang dapat mengancam hubungan dagang dengan mitra tradisional. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo