TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kendalikan Harga

Oleh: Supratman
Minggu, 17 Juli 2022 | 11:32 WIB
Supratman
Supratman

JAKARTA - Walau kita yakin Indonesia tak akan bernasib seperti Sri Lanka, bukan berarti bisa leha-leha.

Sisi-sisi negatif, “lemak-lemak jahat” yang membuat Sri Lanka tersungkur, harus dihindari.

“Lemak-lemak” itu, misalnya, penyelewengan anggaran, korupsi serta salah prioritas. Perhitungannya harus matang. Dan yang penting: utamakan dan dahulukan rakyat. Bukan yang lain.

Jangan sampai rakyat menjerit. Karena, jeritan krisis ekonomi bisa menjurus ke krisis sosial, lalu naik menjadi krisis politik. Ini harus dihindari.

Salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah kenaikan harga. Ketika rakyat didera harga-harga yang naik tak terkontrol, rakyat bisa menjerit lebih kencang.

Saat ini, harga beberapa komoditas dan barang, mengalami kenaikan. Ini perlu ditekan supaya tidak liar dan menimbulkan persoalan baru.

Ini perlu diingatkan karena kasus minyak goreng misalnya, sudah berbulan-bulan, belum juga sepenuhnya bisa distabilkan. Ini menjadi pelajaran penting. Dolar AS yang sekarang nyaris menembus Rp15.000, juga bisa menjadi ancaman. Artinya, harga barang, terutama yang bahan bakunya impor, akan ikut naik. Nilai utang juga naik.

Gula dan gandum misalnya, banyak yang diimpor. Dengan demikian, harga roti tawar atau mie instan yang berbahan baku gandum, dan banyak dikonsumsi masyarakat, bisa ikut naik.

Produsen yang biasanya membeli bahan baku menggunakan Dolar AS seharga Rp14.500, sekarang harus menambah rupiahnya menjadi Rp15.000, dengan jumlah barang yang sama.

Jalan keluarnya, karena tak mau rugi, produsen menaikkan harga produknya. Kenaikan ini tentu akan dibebankan ke konsumen. Ke rakyat.

Menteri Keuangan bertekad akan berjuang keras untuk menjaga ekonomi Indonesia. Tapi, kerja keras ini jangan diganggu atau “direcokin” oleh hal-hal lain. Dari manapun asalnya. Siapa pun.

Jangan sampai ada yang berjuang keras menjaga kesehatan ekonomi, tapi di sisi lain ada yang sembarangan dan justru menjadi faktor pengganggu.

Perlu ada keselarasan dan koordinasi. Jangan sampai, ketika satu pihak berhemat, pihak lainnya justru foya-foya dan boros. Ibarat ember bocor, ada yang menambal, ada juga yang justru menambah kebocorannya di titik lain. Sehingga percuma. Sia-sia.

Walau kita yakin dan berharap tidak akan seperti Sri Lanka, tapi kalau salah antisipasi serta salah prioritas, potensi bahaya akan selalu ada.

Karena itu, kendalikan harga-harga. Ini salah satu prioritas yang langsung berhubungan dengan rakyat. Ini sangat penting.

Rakyat kecil tak mengerti sampai dalam mengenai resesi, tak tahu banyak istilah-istilah teknis ekonomi. Bagi rakyat, harga cabe, gas melon, BBM, beras, minyak goreng, mie instan, gula, terasa lebih dekat dan “terornya” tak kalah dibanding perang Ukraina. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo