TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Setelah 2 Jenderal Dan 1 Kombes Dinonaktifkan

#CopotJugaFadil Trending Di Twitter

Oleh: US/AY
Sabtu, 23 Juli 2022 | 09:35 WIB
Momen saat Kapolda Metro Jaya bertemu Kadiv Propam. (Ist)
Momen saat Kapolda Metro Jaya bertemu Kadiv Propam. (Ist)

JAKARTA - Warganet belum puas dengan ketegasan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sudah menonaktifkan dua jendral dan satu kombes dalam pengusutan kasus polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Warganet menuntut agar Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran juga dicopot. Seruan ini trending di Twitter.

Dalam kasus ini, Kapolri sudah mencopot Irjen Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam Polri dan Brigjen Hendra Kurniawan dari jabatan sebagai Karo Paminal Divisi Propam Polri. Lalu, mencopot Kombes Budhi Herdi Susianto dari jabatan Kapolres Metro Jakarta Selatan.

Permintaan agar Fadil ikut dicopot awalnya dilontarkan pengacara keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak. Kamarudin khawatir, pengusutan kasus kematian Brigadir J ada yang menghalangi, sehingga berjalan di tempat. Jika pengusutan mandek, ia minta Kapolri juga menonaktifkan Fadil. Alasannya, Fadil terlihat dekat dengan Sambo. Buktinya, Fadil sempat memberi semangat kepada Sambo, sampai peluk cium.

"Kami masih melihat perkembangan kasus ini. Kalau tidak ada yang menghalang-halangi untuk mengungkap kasus ini ya kami apresiasi. Kalau tidak kami akan melakukan segala upaya," kata Kamarudin, kemarin.

Kamarudin menyayangkan adanya pertemuan antara Fadil dengan Sambo, saat kasus kematian Brigadir J awal-awal mencuat. Menurut dia, pertemuan itu seharusnya tidak diperlihatkan kepada publik karena ada nyawa yang hilang.

"Itu hal tidak lazim, sedangkan di sisi lain ada peristiwa pembunuhan di rumahnya, apakah itu karena persahabatan atau apa itu tidak patut dipertontonkan kepada publik," ujarnya.

Karena pertemuan dan aksi pelukan itu, sejumlah pihak meragukan Fadil bisa tuntas dan transparan dalam mengusut kasus ini. Video yang menggambarkan Sambo menangis di pelukan Fadil mendapat sorotan masyarakat.

Warganet setuju dengan usulan Kamarudin. Tagar #CopotJugaFadil pun menggema. Warganet menilai, menonaktifkan Fadil akan menunjukkan integritas Polri dalam mengusut tuntas kematian Brigadir J.

Akun @Helmi_Felies menyebut, tagar ini cepat menjadi trending. “Ada tagar yang gemanya kencang sekali #CopotJugaFadil. Akan sangat mudah mengembalikan kepercayaan Publik terhadap Polri, salah satunya dengan menonaktifkan Fadil. Ayo Kapolri,” serunya. “Rakyat cinta Polri berharap transparansi dan kejujuran Polri,” imbuhnya.

Akun @zomel02 menyuarakan tagar serupa. Dalam kicauannya, ia meminta Kapolri tak tanggung-tanggung dalam mengusut kasus ini. Ia khawatir, momen pelukan Fadil dengan Sambo bagian dari koordinasi mengamankan kasus.

"Kalau mau bersih-bersih, jangan nanggung," ujarnya, sambil mencolek akun Kapolri @ListyoSigitP.

Sementara itu, penyidik terus mengumpulkan bukti dan keterangan dalam mengusut kasus ini. Selain akan melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J, polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah keluarga besar Brigadir J. Pemeriksaan keluarga Brigadir J tersebut berlangsung pada Jumat, 22 Juli 2022 di Polda Jambi.

"Ya betul, tim sidik memintai keterangan dari pihak keluarga di Polda Jambi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, di kantornya, kemarin.

Pemeriksaan tersebut pun juga dibenarkan Brigjen Agus Suharmoko selaku pemimpin Penyidik Tindak Pidana Utama Bareskrim Polri. Ia mengatakan, ada 11 orang yang diperiksa. Dua di antaranya merupakan orang tua Brigadir J.

"Mudah-mudahan cepat selesai," ujar Agus Suharnoko, kemarin.

Tak hanya Brigjen Agus Suharmoko yang melakukan pemeriksaan terhadap keluarga Brigadir J tersebut. Tujuh penyidik lainnya dari Mabes Polri juga turun langsung dalam proses pemeriksaan ini.

Di tempat terpisah, Komnas HAM menyatakan, memiliki catatan lengkap terkait luka di tubuh Brigadir J. Catatan itu meliputi penyebab sampai waktu luka itu ada. Catatan tersebut sudah didiskusikan dengan pihak pihak terkait, terutama ahli forensik.

"Catatan-catatan yang menunjukkan luka ini akibat apa, karakternya apa," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, kemarin.

Meski begitu, Anam mengaku belum bisa membuat kesimpulan terkait catatan luka di tubuh Brigadir J. Selanjutnya, Komnas HAM akan menggali lebih dalam terkait catatan itu. Pihaknya juga akan meminta keterangan dari petugas yang melakukan autopsi.

"Terkait luka, minggu depan kami akan meminta keterangan menggali keterangan mendalami keterangan dan sebagainya kepada dokter yang melakukan autopsi," katanya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo