TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Cegah Monopoli Lion Air Group

Pelita Pertajam Taji Garuda

Oleh: Farhan
Minggu, 01 Oktober 2023 | 12:34 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Rencana sinergi tiga maskapai pelat merah, yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia dan PT Pelita Air Service (PAS), sebaiknya segera direalisasikan. Sebab, aksi itu akan memperkuat posisi Garuda Indonesia di industri penerbangan Tanah Air.

Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, langkah Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mensinergikan tiga maskapai pelat merah itu sangat penting dilakukan.

Mengingat, industri penerbangan di Indonesia telah dimo­nopoli oleh satu grup maska­pai yang menguasai sekitar 70 persen pasar dalam negeri.

“Kalau tiga maskapai ini ber­satu, harapannya bisa mem­perbesar pangsa pasar 30 sampai 40 persen. Jadi, penerbangan kita nggak dimonopoli satu maskapai saja,” ujar Gatot kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kendati begitu, dia menyarankan, sinergi tiga maskapai tersebut sebaiknya bukan dengan cara merger (penggabungan).

“Banyak orang salah kaprah. Maskapai ini adalah tiga perusahaan berbeda, segmen penumpangnya juga berbeda. Jangan sampai di-merger,” imbau Gatot.

Pasalnya, masing-masing perusahaan memiliki izin usaha berbeda dan Air Operation Certificate (AOC) atau Sertifikat Operator Pesawat Udara.

“Kalau di-merger, nanti se­mua hilang, kasihan. Sebaiknya tiga maskapai itu menjadi satu grup saja. Seperti, Lion Group, Sriwijaya Group. Nah, Pelita Air masuk jadi Garuda Group,” katanya.

Gatot menjelaskan, Garuda Indonesia selama ini ada di seg­men pasar full service, sementara Citilink bermain di segmen LCC (Low Cost Carrier). Sedangkan Pelita Air ada di kelas pelayanan medium, setara dengan kelas yang dilayani Sriwijaya Air.

Bila nantinya Pelita Air ber­gabung menjadi Garuda Group, kata dia, tentunya bisa semakin memperkuat posisi maskapai pelat merah di Indonesia.

Apalagi, sejauh ini Pelita Air di bawah PT Pertamina (Persero) sudah kuat.

“Seharusnya, Pelita Air bisa untuk memperbesar pangsa pasar Garuda. Dibandingkan sendiri-sendiri, pangsa pasarnya kecil,” katanya.

Sebagai informasi, Pelita Air baru memulai penerbangan ko­mersialnya tahun 2022. Yang sebelumnya hanya melayani penerbangan kargo dan charter.

Sementara, Lion Group menguasai 70 persen pangsa pasar penerbangan. Sisanya, terbagi atas Indonesia Air Asia, Sriwi­jaya Group dan Garuda Group.

Adapun Lion Group terdiri atas Lion Air, Wings Air, Batik Air, Super Air Jet, Batik Air Ma­laysia dan Thai Lion Air.

“Untuk Lion Air saja sudah 30 persen. Padahal sebelum pandemi, Garuda dan Citilink juga 30 persen pangsa pasar penerbangan di Indonesia. Seka­rang, mungkin hanya 10 atau 15 persen,” kata Gatot.

Karena itu, keberadaan Pelita Air di Garuda Group sangat penting untuk menjaga bisnis di industri penerbangan tetap sehat, alias tak hanya dimonopoli satu maskapai saja.

“Maskapai BUMN ini ka­lau bersatu, bisa jadi pesaing yang kuat untuk Lion Group,” tegasnya.

Untuk itu, para maskapai BUMN ini juga harus terus menambah armada. Sejauh ini, Pelita Air maupun Citilink telah memiliki armada yang cukup.

Gatot melihat, saat ini pertum­buhan penumpang sudah mulai pulih dari kondisi saat pandemi. Kini sudah ada 70 juta penumpang dan diproyeksikan akan mencapai 100 juta penumpang yang dilayani maskapai hingga akhir tahun ini.

Menurutnya, Garuda Indone­sia juga mampu menambah ar­madanya, lantaran cash flow pe­rusahaan yang kian membaik dibandingkan saat pandemi.

Terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan, komunikasi antara Kementerian BUMN, Garuda dan Citilink serta Pelita terus ber­jalan. Bahkan, bisa berlangsung dua kali dalam seminggu.

“Kita set-up PMO (Project Management Office) tim itu be­rakhir 30 Desember. Dalam ku­run waktu itu, mudah-mudahan, semuanya bisa sepakat,” terang Irfan di Jakarta, Rabu (27/9).

Namun, pihaknya tak ingin buru-buru, karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan da­lam menentukan bentuk merger akhirnya.

“Kami tidak mau grasa-grusu karena banyak implikasinya. Mulai daru finansial, legal, utang karyawan dan lain­nya,” beber Irfan.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, dengan bergabungnya Pelita Air ke Garuda Group, maka seluruh lisensi pe­sawat yang dimiliki Pelita Air akan dialihkan kepada Citilink.

“Rencana ini bertujuan agar maskapai milik BUMN lebih efisien dan untuk memperkuat industri penerbangan Indone­sia,” tutup Tiko, sapaan akrab Kartika.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo