TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dijauhi PBNU, Disayang Kiai

AMIN Merebut Kantong Nahdliyin

Oleh: Farhan
Rabu, 25 Oktober 2023 | 08:32 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) memang dijauhi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Namun, AMIN tetap disayang para kiai dan santri di kantong-kantong Nahdliyin. Satu per satu, kiai menyatakan dukungan ke AMIN.

Setelah dideklarasikan pada awal September lalu, duet AMIN langsung melakukan konsolidasi. Anies-Muhaimin melakukan safari ke para kiai dan pesantren yang ada di Yogyakarta dan Jawa Timur.

Usaha AMIN menggalang suara dari kalangan Nahdliyin ini tak mudah, lantaran PBNU kerap melontarkan pernyataan yang bernada miring kepada pasangan yang didukung Koalisi Perubahan ini. Meski begitu, usaha AMIN perlahan membuahkan hasil. Para kiai dan pesantren mau membuka pintu kepada pasangan yang didukung NasDem, PKB, dan PKS ini. Tak hanya membuka pintu, para kiai turut memberikan dukungan.

Dukungan para kiai kepada AMIN teranyar disampaikan mantan Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj. Dukungan kepada AMIN disampaikan Kiai Said di sela Resepsi Puncak Peringatan Hari Santri Nasional, di Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Minggu (22/10) malam.

Dalam pidatonya, Kiai Said mendoakan agar Anies dan Imin terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden di 2024. Menurut Kiai Said, duet AMIN adalah pasangan ideal. Capres-cawapres yang bisa mewakili para santri dan Nahdliyin, sebutan untuk warga NU.

Acara ini dihadiri puluhan ribu santri API dan masyarakat sekitar. Acara ini juga dihadiri KH Ahmad Badawi Basyir dari Kudus, KH Abdussalam Shohib dari Jombang, KH Zamzami Mahrus dari Lirboyo, dan selaku tuan rumah pengasuh ponpes API KH Yusuf Chudlori.

Sepekan sebelumnya, duet AMIN juga mendapat restu dari para kiai di Ponpes Al Fattah Darul Ulum Temboro, Magetan, Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut, Kiai Ubaidillah Ahror selaku Mursyid Thoriqoh Naqsabandiyah menilai Duet Amin sudah cocok. Menurut dia, duet AMIN bisa menguatkan ide-ide NU, ide Ahlus Sunnah Wal Jamaah di Indonesia. "Ahlus Sunnah Wal Jamaah telah terbukti bisa mengatur dunia dengan damai, mengatur dunia dengan segala macam kondisinya, bisa tenteram ayem," kata Kiai Ubaidillah.

Pada 12 Oktober lalu, Imin meyambangi Pondok Pesantren Al Munawwir dan Ponpes Ali Maksum, di Krapyak, DI Yogyakarta. Kedatangan Imin ini membuahkan hasil, karena mendapat dukungan dari pimpinan ponpes.

"Saya sebagai dewan pengasuh, sedikit saya matur (bicara), atas persetujuan dan dawuh (perintah) semua pengurus Pondok Krapyak, kita semua sepakat untuk mendukung dan mensukseskan Gus Muhaimin dan Mas Anies, pasangan AMIN, di semua keluarga Zuriah Mbah Munawwir Alhamdulillah ini sepakat semua," kata Kiai Chaidar, di Krapyak Kulon, Bantul, saat itu.

Ketua DPP NasDem Effendy Choirie senang melihat banyaknya dukungan kiai ke duet AMIN. Dia menyebut, secara moral politik, kultural, dan historis, mayoritas warga NU memang mendukung AMIN. "Kalau lah tidak mau mendukung Anies, ya pilihlah Cak Imin," kata pria yang akrab disapa Gus Choi ini, saat dikontak Rakyat Merdeka, Selasa (24/10/2023).

Menurut Gus Choi, Anies merupakan Capres dari kalangan santri. Anies pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren meskipun hanya beberapa bulan. Saat masih mahasiswa, Anies juga aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Artinya, Anies bukan hanya memikirkan ke-Indonesiaan, tapi sejak muda sudah memikirkan Islam. "Sehingga kalau mayoritas warga NU yang memikirkan Indonesia, dan memikirkan Islan, logisnya adalah mendukung Anies," paparnya.

Untuk Imin, kata Gus Choi, adalah salah satu cucu pendiri NU. Lalu, PKB yang dipimpin Imin adalah partai yang dilahirkan NU. Jadi, sudah seharusnya para kiai dan santri mendukung Imin.

Dari PBNU, tetap tidak mau dekat-dekat dengan AMIN. PBNU menganggap, dukungan para kiai itu bersifat pribadi. Termasuk mengenai dukungan yang disampaikan Kiai Said. “Itu dukungan pribadi beliau, sah saja tanpa membawa lembaga NU," kata Ketua PBNU Ahmad Fahrurrozi, Selasa (24/10/2023).

Pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini melanjutkan, setiap warga negara memiliki hak politik yang patut dihargai. Dia pun memprediksi, ke depan akan ada banyak tokoh NU yang menyatakan dukungan ke pasangan Capres-Cawapres, tak hanya ke AMIN.

"Saya melihat di ketiga calon akan ada, tokoh NU yang memberikan dukungan. Tentunya sebagai kapasitas pribadi masing," ungkapnya.

Selama ini, hubungan Imin dengan PBNU memang kurang akur. Hal itu terjadi usia Muktamar PBNU, akhir 2022 lalu. Peralihan pimpinan PBNU dari Kiai Said ke KH Yahya Cholil Staquf mengubah hubungan PBNU dengan Imin serta PKB. Saking renggangnya, beberapa pengurus PCNU yang sempat menyatakan dukungan ke Imin mendapat saksi dari PBNU.

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo mengatakan, dari tiga pasangan Capres-Cawapres, Imin memiliki darah biru kaum Nahdliyin. Karena itu, wajar dukungan para kiai, masyaikh, dan gus, mengalir ke duet AMIN. "Ini tentu menjadi poin penting bagi pasangan AMIN," kata Kunto Adi.

Menurut dia, ada berbagai cara yang digunakan untuk meraup suara di satu daerah. Bisa dengan visi misi yang disampaikan, atau bisa juga cara lain. Pasangan AMIN misalnya, memiliki kelebihan Imin sebagai representasi warga NU dan memiliki mesin partai yang kuat hingga ke pelosok desa.

“Kekuatan yang dimiliki AMIN ni akan efektif menggerakkan pemilih sampai ke akar rumput,” tutur Kunto.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo