Lulu Tobing, Kembali Gugat Cerai Suami

JAKARTA - Lulu Tobing kembali menggugat cerai Bani Mulia. Proses persidangannya sedang berjalan di Pengadilan Agama Jakarta Pusat (Jakpus).

Lulu pernah mengajukan gu­gatan cerai, namun ditolak pengadilan pada September 2021.

Humas Pengadilan Agama Jak­pus Jajat Sudrajat membenarkan Lulu mengajukan gugatan cerai lagi. Artis senior dan pengusaha itu sudah mengikuti sidang mediasi pada 2 November lalu.

“Kedua belah pihak hadir. Suaminya (Bani) hadir, penggugat (Lulu) juga hadir,” ungkap Jajat.

Lulu dan Bani menikah pada 2019. Lulu lantas mendaftarkan gugatan cerai pada 18 Mei 2021. Dalam gugatannya, bintang Ter­sanjung dan Balada Si Roy ini hanya ingin bercerai dan tidak meminta hal lain. Sementara itu, Bani menyatakan siap me­nafkahi Rp 50 juta selama proses perceraian.

Sebelum putusan gugatan cerai Lulu ditolak pengadilan, muncul sejumlah rumor pada Agustus lalu bahwa mereka kembali rujuk.

Hal itu muncul, usai Bani mengunggah foto buket bunga yang dikirim orangtua pada momen ulang tahun pernikahan­nya dengan Lulu. “Alhamdulil­lah,” kata Bani.

Saat ditanya infotainment, Lulu terkesan enggan bicara soal hal pribadi.

“Karena tidak ada pekerjaan yang mengharuskanku ada di depan kamera, memang tidak ada gosip baru. Oh, aku me­nikmati sekali. Hidup dengan gosip itu neraka. Sekarang aku serasa di surga,” kata Lulu, suatu ketika. “Lebih takut digosipin, itu lebih seram dari setan, ha-ha-ha!” sambung Gadis Sampul 1992 ini.

Lulu, artis top era 1990-an. Na­mun, sejak menikah dan bercerai dengan cucu mantan Presiden Soeharto, Danny Bimo Hendro Utomo, aktivitasnya di dunia keartisan sangat jauh berkurang.

Berdasarkan informasi, Bani adalah pengusaha pelayaran, serta menduduki posisi penting di puluhan perusahaan keluar­ga. Bani adalah cucu Soedarpo Sastrosatomo yang merupakan raja kapal. Selain bisnis pe­layaran, mendiang Soedarpo adalah seorang nasionalis yang terlibat dalam Perjanjian Ling­garjati di era kemerdekaan dan juga menjabat sebagai anggota perwakilan RI di PBB pada 1948 hingga 1950.