Busan Gagal Jadi Host World Expo 2030, Presiden Korsel Minta Maaf Sama Rakyatnya

KORSEL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol minta maaf kepada rakyatnya, setelah Busan gagal menjadi tuan rumah World Expo 2030.

Permintaan maaf itu disampaikan Yoon, beberapa jam setelah kota tenggara Busan kalah dari Riyadh (Arab Saudi) dalam pemungutan suara negara-negara anggota Bureau International des Expositions (BIE) - badan yang bertanggung jawab untuk mengawasi pameran internasional dengan potensi menghasilkan manfaat ekonomi dan merangsang penciptaan lapangan kerja - di Paris, Rabu (29/11/2023).

Dalam pemungutan suara itu, Riyadh mendulang 119 suara. Unggul jauh dari Busan dan Roma (Italia), yang masing-masing hanya membukukan 29 dan 17 suara.

"Saya menyampaikan permintaan maaf dengan setulus-tulusnya, karena mengecewakan seluruh rakyat, termasuk warga Busan. Saya bertanggung jawab atas kekalahan ini," kata Yoon, seperti dikutip Yonhap, Rabu (29/11/2023).

Secara luas, Riyadh yang didorong oleh kampanye pemasaran substansial sejak tahap awal, telah dianggap sebagai yang terdepan. Meski dalam beberapa bulan terakhir, Korsel masuk dalam upaya lobi.

Tahun ini, termasuk pekan lalu, Yoon telah melakukan dua kunjungan ke Paris. Dia menggelar banyak pertemuan dan panggilan telepon dengan para pemimpin dunia, dalam rangka mengumpulkan dukungan dari 182 negara anggota BIE.

Di dalam negeri, Yoon juga sudah all out mendorong promosi Busan sebagai host World Expo 2023. "Sektor swasta dan publik kami telah bekerja sama secara solid," kata Yoon.

Dia telah menggelar lebih dari 150 pertemuan dengan para pemimpin 96 negara, serta berkoordinasi secara intens dengan kalangan pemerintah dan pemimpin bisnis. Termasuk, dengan Wali Kota Busan Park Heong-joon, Perdana Menteri Han Duck-soo, Bos SK Chey Tae-won dan Ketua Eksekutif Elektronik Samsung Lee Jae-yong.

"Saya siap disalahkan sebagai presiden, karena saya gagal memenangkan Busan," ucap Yoon.

Yoon menjelaskan, kampanye Busan menjadi tuan rumah World Expo 2030 tidak hanya ditujukan untuk membantu pembangunan kota pelabuhan terbesar di Korsel. Tetapi juga untuk menciptakan keseimbangan pembangunan di seluruh wilayah, demi meningkatkan pertumbuhan nasional.

Yoon yang mengambil contoh Jepang, yang dikenal secara internasional lewat Kota Tokyo dan Osaka, mengaku telah berusaha meningkatkan profil internasional Busan, sebagai dua kapak Korsel bersama Seoul. 

"Kami boleh gagal menjadi tuan rumah Expo, tetapi kami akan tetap menggenjot strategi pengembangan teritorial negara," tutur Yoon.

Dia akan mendorong Busan sebagai kota maritim, pusat keuangan internasional, serta kota berteknologi canggih dan pusat digital. Infrastruktur yang ditujukan untuk menghubungkan bagian selatan provinsi Gyeongsang dan Jeolla secara organik, juga akan terus digeber.

"Kami pastikan, semua kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan lancar di wilayah selatan, dengan Busan sebagai basis. Tanpa harus datang ke Seoul," tegas Yoon.