TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Lonjakan Kasus Covid Harus Diredam, Prof. Tjandra: Kita Bisa Tiru Singapura

Oleh: Farhan
Minggu, 17 Desember 2023 | 17:22 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Prof. Tjandra Yoga Aditama kembali menyoroti peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara ASEAN. Terutama, Singapura dan Indonesia.

Di tengah situasi ini, Prof. Tjandra menilai, model pengendalian kasus Covid di Singapura juga bisa diterapkan di Tanah Air.

Perlu diketahui, setelah November 2023, kasus Covid di Singapura meningkat hingga dua kali lipat. Dalam periode 19-25 November 2023, jumlah kasus Covid bertambah dari 10.276 menjadi 22.094.

Angka ini kembali melonjak hingga 75 persen, pada 3-9 Desember 2023. Naik dari 32.035 kasus menjadi 56.043.

"Di tengah peningkatan kasus seperti ini, ada tiga hal yang dilakukan pemerintah Singapura, yang baik juga kita lakukan di Tanah Air," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Minggu (17/12/2023).

Pertama, mulai 19 Desember 2023 atau dua hari lagi, pemerintah Singapura akan kembali memberikan laporan harian situasi Covid. Kurang lebih sama seperti di masa kasus Covid sedang tinggi pada tahun-tahun lalu.

"Akan baik, kalau kita mempertimbangkan melakukan hal yang sama. Sehingga, masyarakat mengetahui persis apa yang terjadi dari hari ke hari dan dapat mempersiapkan diri lebih baik," tutur Prof. Tjandra yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Kedua, saat ini pemerintah Singapura sangat menganjurkan (strongly encouraged) pemakaian masker di tempat ramai atau kerumunan.

Imbauan lebih ditekankan pada situasi indoor atau dalam ruangan, dan saat mengunjungi kelompok rentan.

"Pengetatan anjuran ini mungkin perlu dipertimbangkan, jika kasus kita juga terus mengalami peningkatan. Angkanya bisa kita lihat dari laporan harian, seperti yang akan diterbitkan Singapura," papar Prof. Tjandra.

Ketiga, Singapura mengingatkan warganya untuk tetap menjalankan vaksinasi Covid-19.

"Ini sudah dilakukan oleh pemerintah kita. Termasuk, yang diselenggarakan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor, yang saya lihat sambil bersepeda di bundaran HI, tadi pagi," ujar Prof. Tjandra.

Pelaksanaannya, tentu sesuai dengan rekomendasi WHO terbaru pada Desember 2023," imbuhnya.

Bila mungkin, Prof. Tjandra menyarankan penggunaan vaksin mRNA untuk booster atau vaksinasi ulangan.

Lebih baik lagi, vaksin bivalen atau vaksin khusus untuk varian XBB.

Varian Baru

Tentang varian yang beredar, pemerintah Singapura secara rinci menyebutkan, lebih dari 60 persen kasus Covid-19 di Negeri Merlion disebabkan oleh virus Covid-19 jenis JN.1, yang merupakan bagian dari varian BA.2.86.

Hingga akhir November 2023, lebih dari 70 persen kasus Covid-19 di Singapura disebabkan varian EG.5 dengan sub-lineage HK.3.

"Akan baik, kalau kita juga mendapatkan informasi, berapa persen varian atau subvarian yang kini beredar di negara kita, beserta perkembangannya dari waktu ke waktu," ucap Prof. Tjandra.

Laporan WHO bertajuk "Covid-19 Epidemiological Update” terbaru pada 24 November 2023 menyebutkan, saat ini Organisasi Kesehatan Dunia itu tengah memonitor berbagai varian yang kini banyak ditemui.

Varian tersebut mencakup empat variants of interest (VOI)” yaitu XBB.1.5, XBB.1.16, EG.5 dan BA.2.86, serta lima variants under  monitoring (VUM) yaitu DV.7, XBB, XBB.1.9.1, XBB.1.9.2 dan XBB.2.3.

Dalam periode waktu ini, varian yang paling banyak dibicarakan adalah BA.2.86, yang awalnya berstatus variants under monitoring (VUM), kini naik pangkat menjadi variants of interest (VOI).

Varian BA.2.86 kini sudah ada di 46 negara. Gambaran klinik varian ini, praktis tidak berbeda dengan varian yang sebelumnya beredar.

Varian yang kini tercatat paling banyak beredar adalah EG.5. Varian yang dilaporkan oleh 89 negara di dunia ini, mencakup 51,6 persen dari sekuen genom yang dikirim ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

GISAID adalah platform bersama berbagi data dan informasi, terhadap patogen yang memiliki potensi pandemi di masa depan.

"Memasuki libur akhir tahun, kita tentu berharap agar semua pihak bekerja lebih keras. Supaya peningkatan kasus Covid-19 di negara kita dapat dikendalikan," pungkas Prof. Tjandra.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo