TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Tahun Baru Gempa Goyang Sumedang Dan Jepang

Oleh: Farhan
Selasa, 02 Januari 2024 | 09:22 WIB
Warga Sumedang terdampak gempa mengungsi di RS. Foto : Ist
Warga Sumedang terdampak gempa mengungsi di RS. Foto : Ist

JAWA BARAT - Gempa bumi terjadi saat warga di seluruh dunia sedang gembira merayakan Tahun Baru. Gempa terjadi di Sumedang, Jawa Barat, juga terjadi di Jepang. Warga di dua wilayah tersebut tentu saja kaget bercampur panik saat gempa melanda.
Di Sumedang, gempa terjadi pada Minggu (31/12/2023) malam, pukul 20.34 WIB. Warga yang sedang mempersiapkan perayaan malam tahun baru di rumah, langsung berhamburan begitu wilayahnya dilanda gempa magnitudo 4,8.
Meskipun tidak terlalu kencang, warga yang berada di dalam rumah, berhamburan. Mereka mencari tempat aman untuk berlindung. Tak hanya di Sumedang, guncangan juga terasa hingga ke Lembang, Subang, Bandung, dan Garut.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di koordinat 6.85 derajat Lintang Selatan (LS) dan 107.94 derajat Bujur Timur (BT). Pusat gempa berada di darat 2 km timur laut Sumedang, di kedalaman 5 km.
Catatan BMKG, Sumedang telah digoyang gempa hingga tiga kali. Pertama, magnitudo 4,1 pukul 14.35 WIB. Kedua, terjadi pukul 15.38 WIB dengan magnitudo 3,4. Ketiga, yang paling terasa terjadi pukul 20.34 WIB kekuatannya magnitudo 4,8.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, gempa dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi. "Ini mirip dengan kejadian gempa di Cianjur, ternyata dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi, yang akhirnya ditetapkan dengan nama Sesar Cugenang ya," urai Dwikorita dalam jumpa pers virtual, Senin (1/1/2024) dini hari.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di Sumedang merupakan jenis gempa bumi dangkal, yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Untuk lebih jelasnya, BMKG masih harus melakukan kajian yang didukung oleh temuan data di lapangan.

"Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip," sambung Dwikorita.
Detailnya, titik gempa Sumedang berdekatan dengan beberapa jalur sesar aktif. Seperti Sesar Lembang, Sesar Baribis, dan sesar aktif lainnya yang belum teridentifikasi dan terpetakan.
"Jika ditarik garis lurus dari ujung Sesar Lembang kurang lebih 21 km, lebih dekat ke Sesar Baribis kurang lebih 6 km," katanya.

Gempa dengan kekuatan yang lebih besar terjadi di Jepang. Negeri Samurai digoyang gempa berkekuatan magnitudo 7,5. Selain diikuti gempa susulan yang kuat, guncangan ini berpotensi menimbulkan tsunami hingga 5 meter, Senin (1/1/2024).
Titik gempa berada di kedalaman 10 km, dan terjadi pukul 16.10 waktu setempat. Lokasi ini berada sekitar 42 km timur laut Anamizu di prefektur Ishikawa. Data kekuatan gempa dimutakhirkan menjadi magnitudo 7,5 dari sebelumnya 7,4 dan 7,6 oleh USGS.

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami di sepanjang wilayah pesisir Jepang bagian barat. Adapun gempa susulannya berkekuatan magnitudo 6,2 di kedalaman 10 km terjadi pukul 16.18 waktu setempat, terjadi di sekitar 4 km barat daya Anamizu. Selanjutnya, gempa susulan berkekuatan magnitudo 5,2 juga dilaporkan terjadi di 58 km timur laut Anamizu.
Sejauh ini, tsunami tidak separah yang diramalkan. Menukil laporan berita NHK, gelombang setinggi 1,2 meter telah menerjang pelabuhan Wajiima di prefektur Ishikawa, Senin (1/1/2024) pukul 16.21 waktu setempat. Kota Toyama di Prefektur Toyama juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 0,8 meter.

Sebelumnya, Pemerintah Jepang sudah meminta agar para penduduk di wilayah pesisir Noto di prefektur Ishikawa agar melakukan evakuasi secepatnya ke dataran tinggi. Belum ada kabar mengenai korban secara keseluruhan. Namun, Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi menyebut, sedikitnya ada enam laporan kasus orang terjebak di bawah reruntuhan.
Badan Meteorologi Korea Selatan (Korsel) mengamati potensi tsunami yang terjadi di bagian timur negaranya, menyusul gempa di Jepang. Catatannya, tsunami minor setinggi 45 hingga 50 centimeter (cm) terlihat di sebuah kota di Provinsi Gangwon, Laut Jepang. Gelombang setinggi 30 cm juga mencapai kota lain di provinsi yang sama.
Tsunami kecil pertama kali mencapai pantai Korsel berukuran 67 cm. Namun, ukuran tersebut semakin bertambah setelah kemunculannya. Otoritas setempat mengungkapkan kemungkinan gelombang yang lebih besar bisa saja datang sewaktu-waktu dan berlangsung lebih dari 24 jam.
Provinsi Gangwon kemudian memperingatkan penduduk di pesisir pantai untuk menjauh dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, melalui pesan singkat darurat. Pemerintah Kota Samcheok juga mengimbau penduduknya untuk pindah ke tempat ke wilayah yang lebih tinggi dari gedung tiga lantai.

Sementara itu, Otoritas Korea Utara juga mengeluarkan peringatan tsunami di wilayah pesisirnya mengenai kemungkinan gelombang setinggi lebih dari 2 meter. Begitu juga pemerintah Rusia, telah mengumumkan peringatan tsunami di kota-kota di wilayah timur jauh, yakni Vladivostok dan Nakhodka.
Layanan darurat di Pulau Sakhalin, yang terletak di dekat wilayah Jepang, mengumumkan perihal peringatan tsunami itu. Mereka menyatakan bahwa wilayah pantai barat tersebut berpotensi terkena dampak gelombang tsunami dari Jepang. Pihak berwenang di Vladivostok juga mengumumkan peringatan serupa dan memerintahkan para nelayan untuk segera kembali ke tepi laut.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo