TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Debat KPU Sesi Ke Empat

Cawapres Saling Ledek, Adu Gagasan, Lucu Dan Jahil

Laporan: AY
Senin, 22 Januari 2024 | 08:27 WIB
Foto ::Ist
Foto ::Ist

JAKARTA - Debat pamungkas untuk Cawapres pada Minggu (21/1/2024) malam, berlangsung seru, lucu, juga menggemaskan. Sekitar hampir 2 jam, para Cawapres tidak hanya adu program dan gagasan, tapi juga terlibat saling ledek dan jahil. Debat lebih hidup dan enak ditonton.
Debat ke-4 Pilpres yang mempertemukan ketiga Cawapres, digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta. Selain ditemani Capres, ketiga Cawapres juga didampingi masing-masing parpol pendukung. Suasana makin meriah dengan dilibatkannya para supporter yang duduk di barisan penonton.
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendapat kesempatan pertama naik ke atas podium. Mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung sesiku, Ketum PKB itu tampak percaya diri. Penampilan Cak Imin jauh lebih baik dibandingkan saat debat cawapres pertama.

Wakil Ketua DPR itu terlihat lebih santai, sigap, dan menguasai materi. Cara menyampaikan argumennya pun lebih sistematis dan runut. Yang mengejutkan, Cak Imin juga lebih berani mengeluarkan ledekan yang bisa bikin panas kuping lawannya.
Beberapa ledekan itu muncul antara lain, saat disinggung oleh Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, membaca catatan. Cak Imin dengan santai membalas, “Yang penting ini bukan catatan Mahkamah Konstitusi,” ujarnya sambil terkekeh.
Begitu juga saat Gibran menanyakan soal baterai LFP (lithium ferro-phosphate) kepada Cak Imin. Pertanyaan itu dijadikan senjata makan tuan. Kata Cak Imin, acara debat ini punya etika dan bukan acara tebak-tebakan.

Kita bicara tidak pada level singkatan, tapi policy dan kebijakan,” sindir Imin.
Tak hanya jago ngeledek, Cak Imin juga mengeluarkan istilah-istilah baru. Seperti tobat ekologis, dan hilirisasi ugal-ugalan. Salah satu ledekannya disampaikan saat membahas soal perlindungan masyarakat adat.
“Menghormati masyarakat adat bukan hanya cuma pakai baju adat setiap tahun saat tujuh belasan,” ujarnya.

Kita bicara tidak pada level singkatan, tapi policy dan kebijakan,” sindir Imin.
Tak hanya jago ngeledek, Cak Imin juga mengeluarkan istilah-istilah baru. Seperti tobat ekologis, dan hilirisasi ugal-ugalan. Salah satu ledekannya disampaikan saat membahas soal perlindungan masyarakat adat.
“Menghormati masyarakat adat bukan hanya cuma pakai baju adat setiap tahun saat tujuh belasan,” ujarnya.
 
Berbagai serangan Cak Imin ini dilancarkan sejak babak pertama. Dengan mengusung narasi perubahan dan perbaikan, Cak Imin menyinggung kepemilikan tanah bagi 16 juta rumah tangga petani yang cuma setengah hektare.
“Sementara ada seseorang yang memiliki tanah 500 ribu hektare sebagai kekuasaan yang diberikan negara kepadanya,” kata Cak Imin, tanpa merinci siapa sosok yang dimaksud.

Cak Imin juga menyerang program lumbung pangan atau food estate yang dianggap merugikan petani, memicu konflik agrarian, dan merugikan masyarakat adat, serta merusak lingkungan. “Ini harus dihentikan,” tegasnya.

Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka, masih mempertahankan gaya dan strategi komunikasi saat tampil di debat pertama. Saat turun laga di babak pertama misalnya, Gibran menyampaikan paparan tidak di atas podium, tapi berdiri di tengah panggung. Namun, aksi ini tak bisa terus dilakukan di babak selanjutnya, karena moderator meminta Gibran berbicara di atas podium.

Narasi dan kata kunci yang dibawa Gibran dalam debat kali ini adalah menguatkan dan menyempurnakan program pemerintah saat ini. Program unggulannya adalah hilirisasi, pemerataan pembangunan, ekonomi kreatif, dan transisi energi hijau.
Kata dia, jika program tersebut bisa dikawal dengan baik akan membuka 19 juta lapangan pekerjaan. Saat memaparkan meteri, gaya bicara, intonasi, dan gerakan tangannya sudah makin mirip dengan Presiden Jokowi.

Seperti debat sebelumnya, Wali Kota Solo ini mengawali pemaparan dengan mengeluarkan ledekan. Aksi yang selalu bikin penonton riuh bergemuruh. Misalnya, aksi Gibran saat ditanya Cak Imin soal isu lingkungan. Gibran meledek Cak Imin dulu.

Gus Muhaimin ini lucu. Tanya lingkungan tapi kok itu memakai botol plastik. Padahal saya, Pak Ganjar dan Prof Mahfud pakai botol kaca. Itu gimana itu komitmennya,” sindir Gibran.
Saat disindir soal catatan MK, Gibran pun spontan menjawab. “Nah gitu dong, jangan tegang seperti debat pertama,” ledek Gibran.
Hanya saja, jurus-jurus pertanyaan menjebak dengan singkatan atau istilah kurang familiar, tak seampuh seperti saat di debat sebelumnya. Cak Imin dan Mahfud tampaknya sudah mempersiapkan diri menghadapi jurus tersebut.

Seperti Cak Imin, Mahfud kali ini tampil lebih lepas dan berani. Jika di debat sebelumnya, Mahfud rampak sungkan-sungkan, kali ini tampil menyerang.

Di menit awal laga, Cawapres nomor urut 3 ini tampil menyerang dengan narasi oposisi. Ia mengritik sejumlah kebijakan Presiden Jokowi seperti lumbung pangan yang gagal, subsidi pupuk yang tak jelas, dan impor pangan.
Mahfud juga berani keluarkan ledekan. Misalnya saat ditanya soal green inflation atau inflasi hijau oleh Gibran. Mahfud tidak terjebak dengan pertanyaan yang menurutnya receh. Apalagi saat mendengar jawaban Gibran soal inflasi hijau yang dikaitkan dengan demo rompi kuning di Prancis.

Eks Ketua MK ini menilai pertanyaan Gibran tidak jelas dan jawabannya ngawur. “Ngarang-ngarang nggak karuan, mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada,” kata Mahfud.
Mahfud pun menirukan gestur yang dilakukan Gibran kepadanya yaitu mencari sesuatu di kejauhan. Di lain waktu, Mahfud menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat gaya Gibran.

Meski laga berlangsung panas, ketiga kandidat menutup laga dengan baik. Usai debat, ketiganya bersalaman, berangkulan dan cipika-cipiki. Seperti yang disampaikan Wapres KH Ma’ruf Amin kepada para kandidat.

Debat boleh panas dan keluarkan senjata pamungkas, tapi setelah itu, selesai. Akur lagi.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo