TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Puan Mulai Keluar ”Tanduknya”

Bicara Bansos, Debat Hingga Soal Partai

Laporan: AY
Rabu, 24 Januari 2024 | 08:55 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang biasanya bicara bijak dan santun, kini mulai keluar "tanduknya". Saat bicara soal debat, partai hingga bansos, Puan mengkritik dengan keras.
Padahal selama ini, Puan dianggap salah satu kader PDIP yang paling santun. Puan tidak segalak Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kalau Hasto lebih banyak menyerang, Puan lebih memilih berkomentar yang menenangkan.
Namun, saat membicarakan soal debat, partai dan bansos, Puan tidak mau lagi bersikap tenang. Ketua DPR itu justru menyampaikan pernyataan yang keras. Seperti kader Banteng yang lain, Puan ikut-ikutan menyeruduk.
Dimulai saat mengomentari debat Pilpres sesi 4 yang mempertemukan 3 Cawapres di Gedung JCC Jakarta, Minggu (21/1/2024). Sikap Cawapres 02 Gibran Rakabuming yang melakukan gestur seperti merendahkan Mahfud MD, mendapat kritik dari Puan.
"Etika, perilaku, sopan santun di manapun anak muda itu pada yang lebih tua itu penting sekali," kata Puan, di Islamic Center Bindara Saod, Sumenep, Jawa Timur, Senin (22/1/2024).
Puan mengingatkan, setiap orang tidak bisa boleh bersikap seolah merendahkan pihak lain. Apalagi, sikap merendahkan itu dilakukan dalam forum debat resmi yang ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia.

"Tidak boleh semena-mena. Kita harus ingat dari mana kita berasal, dari mana kita berada, siapa kita. Adat-adat ketimuran sebagai orang Indonesia harus dijaga," ujar ketua DPR perempuan pertama itu.
Eks Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu mengingatkan, sopan santun harus tetap dipelihara meski seseorang dibedakan dengan jabatan atau pangkat. "Hubungan antara yang tua dan muda secara pribadi atau personal, itu harus dihargai. Kalau nggak seperti itu, bukan Indonesia lagi," tegas dia.

Selain debat, "tanduk" Puan juga keluar ketika menyikapi  kebijakan bantuan sosial (bansos) yang  marak di tahun politik ini. Puan mengkritik keras bahwa belakangan ini bansos seolah diklaim dan dijadikan media kampanye oleh satu pasangan calon di Pilpres 2024.
"(Bansos) Itu adalah pemberian negara untuk rakyat. Nggak bisa diklaim dari satu calon atau satu partai saja,” kritik Puan.
.
Menurut cucu Proklamator RI Soekarno itu, menjadikan bansos sebagai alat kampanye berarti tidak memberikan edukasi politik yang sehat kepada rakyat. Padahal, bansos yang disalurkan murni dari uang rakyat.
"Bansos itu bukan karena menteri di sana, atau yang sana ikut ke presiden, nggak. Kita nggak punya opo-opo. Namun ingat, apa yang diberikan ke rakyat ya uang rakyat. Dibeli dengan pajak yang dibayarkan rakyat,” tegas dia.

Pernyataan keras Puan yang lain, yakni saat menyinggung peran PDIP terhadap Presiden Jokowi. Cucu Presiden RI ke-1 Soekarno itu mengingatkan kalau Jokowi itu, dulunya merupakan presidennya PDIP. "Presiden Jokowi itu presidennya PDI Perjuangan. Presiden Jokowi itu presidennya PDI Perjuangan. Dulu," tegas dia.

Puan menegaskan, Ganjar Pranowo sebagai Capres yang diusung PDIP tidak akan menutup majelis taklim. Apalagi sampai menutup pondok pesantren yang levelnya adalah lembaga pendidikan.
"Jadi Insya Allah, Insya Allah, Insya Allah kalau nanti PDI Perjuangan kembali bisa punya Presiden dan Wakil Presiden, ya pengajian, ya pesantren, ya tetap diperbolehkan," tekan Puan.
Diketahui, Puan berkeliling Jawa Timur sejak Minggu (21/1/2024). Dalam kesempatan ini, Puan turut mengkampanyekan Paslon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Mengawali kampanye di GOR Delta Sidoarjo, Puan disambut antusias oleh puluhan kader Banteng yang memadati stadion.
Mereka kompak mengenakan seragam nuansa merah putih dan berbagai atribut berisi dukungan untuk Ganjar-Mahfud. Bahkan, ada yang sengaja datang dengan mengecat tubuh bertuliskan 03, hingga memangkas rambut bertuliskan 'PDIP'.

Begitu juga dengan Puan yang mengenakan pakaian serba hitam dan topi merah. Selain Puan, hadir pula Capres Ganjar dan Istri, Siti Atiqoh, serta beberapa tokoh pendukung Ganjar-Mahfud. "Solid, solid, solid! Mbak Puan solid kata masyarakat," ucap dia.
Puan heran belakang dirinya kerap dipanggil "Mbak Solid". "Kenapa ya dipanggil solid? Karena putrinya Mak Banteng? Bukan! Karena saudara sekalian ini sak dulurku ini mau sama-sama Ganjar-Mahfud bersama Mbak Puan solid memenangkan Ganjar-Mahfud di Pemilu," teriak Puan.

Kenapa Puan tiba-tiba jadi galak? Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menegaskan, tidak ada yang berubah dari sikap Puan. Kalau dianggap lebih keras, kata dia, karena Puan sedang mengingatkan kepada semua pihak untuk menjaga terselenggaranya Pemilu secara baik dan bermutu. Jangan sampai terjadi resesi atau regresi demokrasi seperti yang disebutkan Hendrawan, gejalanya sudah terlihat.
"Sebagai ketua DPR, lembaga yang mengemban fungsi pengawasan, maka fokus perhatiannya pada terlaksananya Pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber-jurdil)," tegas Hendrawan.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai, sikap kritis Puan merupakan puncak atas kekesalan-kekesalan yang selama ini menumpuk. Khususnya, kekecewaan Puan terhadap pemerintah yang senantiasa bermanuver tajam sejak Gibran sebagai Cawapres.
"Di luar itu, ini sinyal kuat bahwa PDIP siap berhadap-hadapan atau melawan Istana demi memenangkan Ganjar-Mahfud," pungkas Agung Baskoro, Selasa (23/1/2024).

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo