TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dukung Satu Putaran

Ketum Dan Sekjen NU Netral Nggak Sih

Laporan: AY
Kamis, 01 Februari 2024 | 09:15 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Gerakan Pilpres 2024 satu putaran yang terus digoreng-goreng kubu Paslon 02 ikut didukung Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Sekjen Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Padahal berulang kali keduanya menyatakan NU netral di Pilpres 2024. Lantas kalau dukung 1 putaran, bos NU netral nggak sih?
Awalnya, dukungan terhadap Pilpres satu putaran disampaikan Gus Ipul. Alasan Gus Ipul, kalau Pilpres 2024 berjalan 1 putaran, maka akan hemat anggaran. Lagipula, sebentar lagi akan masuk bulan Ramadan. Sehingga, umat Islam di Indonesia bisa menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk.

Gus Ipul juga menilai, peluang Pilpres satu putaran masih terbuka lebar. Apalagi hasil survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa elektabilitas salah satu paslon tembus mencapai 50 persen lebih.  

“Memang Pilpres ini momentum penting bagi kita, tapi cukup menyita waktu sehingga sebagian energi itu terkuras. Kalau misalnya ini bisa satu putaran ya itu akan sangat baik,” kata Gus Ipul di Yogyakarta, Rabu (31/1/2024).

Ternyata pernyataan Gus Ipul ikut dibantah Gus Yahya. Menurutnya, untung rugi Pilpres satu atau dua putaran memang harus ditimbang dari beberapa aspek. Salah satunya biaya.
Dia pun setuju dengan Gus Ipul, soal biaya penyelenggaraannya bakal lebih hemat jika Pilpres berlangsung satu putaran. Dengan alasan ini, Gus Yahya meminta masyarakat menggunakan hak pilihnya dan tidak golput pada 14 Februari 2024. Sebab, hal ini bakal menentukan nasib bangsa Indonesia selama 5 tahun ke depan.

Kendati demikian, Gus Yahya menegaskan, PBNU masih konsisten dengan sikapnya untuk netral dalam Pilpres 2024. Lagipula, penentu kemenangan Pilpres 2024 bukan berasal dari dukungan warga Nahdliyin, apalagi PBNU. Melainkan ada di tangan rakyat Indonesia yang memiliki hak pilih.
“Memang saya bisa bikin satu putaran? Kan bukan saya yang bikin. Kan kalian ini, pemilih. Silakan yang bikin satu putaran atau dua putaran adalah pemilih, monggo saja,” kata Gus Yahya di Kampus Terpadu UNU Yogyakarta, Rabu (31/1/2024).

Dia pun kembali memastikan, bahwa PBNU tidak pernah mengarahkan warga Nahdliyin untuk mendukung salah satu Capres-Cawapres tertentu. Sebab, hak politik merupakan ranah pribadi.

Terserah. Kan kalian sudah punya pilihan kok tanya saya itu mau apa, sudah silahkan saja,” pungkasnya.
Cendikiawan Muda NU Nadirsyah Hosein yang sebelumnya melemparkan kritik soal netralitas, langsung bereaksi dengan pernyataan Gus Yahya dan Gus Ipul. Lewat akun X miliknya @na_dirs, dia justru menyoroti berita soal Relawan Gus Ipul di Tuban yang deklarasi mendukung Paslon 02 Prabowo-Gibran.

“Pasti ini atas nama pribadi kan yah?” sindirnya dengan emoticon nyengir.

Dia juga memposting sebuah berita online tentang deklarasi relawan Gus Ipul. Isi berita yang menyebut bahwa relawan mendapat restu dari Gus Ipul untuk mendukung Prabowo-Gibran diberinya stabilo merah.
“Gak bawa-bawa nama dan jabatan di lembaga kan yah? Atas nama pribadi koh.

Sebelumnya, Gus Nadirs melontarkan kritik soal sikap petinggi NU yang diduga mengarahkan nahdliyin untuk memenangkan Paslon 02. Menurut mantan Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-Selandia Baru ini, arahan untuk memenangkan Prabowo-Gibran dilakukan langsung Gus Yahya dan Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar. Ketum dan Rais Aam memberi arahan dalam sebuah forum yang diikuti oleh pengurus NU di daerah.
Namun, pernyataan Gus Nadir ini sudah dibantah oleh Gus Ipul dan sejumlah pengurus NU. Gus Ipul menyayangkan tudingan Gus Nadir tanpa melakukan tabayun terlebih dahulu.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai netralitas PBNU hanya secara kelembagaan. Sementara secara kasat mata, tokoh-tokohnya bisa dilihat telah menyuarakan mendukung kepada salah satu pasangan Capres.

“Jadi sangat sumir antara netral dan tidaknya,” kata Ujang, semalam.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo